Culture Opini Screen Raves

Mengalami “Brat”, Mendalami Sisi ‘Pop Girlie’ Charli

Lirik tajam, musik elektro bikin joget, dan pemberontakan khas pop girlie dihadirkan Charlie dalam Brat.

Avatar
  • July 1, 2024
  • 7 min read
  • 200 Views
Mengalami “Brat”, Mendalami Sisi ‘Pop Girlie’ Charli

Ketika pertama kali mendengarkan album terbaru Charli XCX yang berjudul “Brat,” saya merasa seperti tersesat di dalam kaleidoskop suara dan emosi yang liar. Charli, yang selalu bermain di persimpangan pop dan elektronik, kali ini mengajak kita masuk lebih dalam lagi ke dalam labirin musiknya.

“Brat” dibuka dengan lagu penuh energi, “Naughty Boy.” Dentuman bass yang keras dan lirik yang menggigit membawa kita langsung ke inti dari apa yang ingin disampaikan Charli: Sebuah pemberontakan terhadap norma-norma dan ekspektasi. Ini adalah pernyataan bahwa dia tidak akan tunduk pada aturan yang kaku dan membosankan.

 

 

Dari detik pertama, dentuman bass yang dalam dan lirik yang berani langsung menyerang indra kita. Lagu ini, dengan beat yang agresif dan vokal yang penuh emosi, mengajak pendengarnya untuk masuk ke dalam dunia Charli yang penuh dengan pemberontakan. Charli tidak hanya menyanyikan tentang ketidakpatuhan; dia merayakannya. Lirik seperti “I won’t be your toy, I’m a naughty boy” adalah deklarasi kebebasan dari norma dan ekspektasi yang mengikat.

Track “Troublemaker” adalah salah satu puncak dari album ini. Dengan melodi yang memikat dan produksi yang halus, lagu ini menunjukkan bagaimana Charli mampu menggabungkan elemen-elemen yang tampaknya tidak cocok menjadi sebuah harmoni yang menakjubkan. Ada sentuhan nostalgia, mengingatkan pada era 80-an, namun tetap terdengar segar dan inovatif.

Baca juga: Review ‘Hit Me Hard and Soft’: Album Billie Eilish Terbaik

Salah satu hal yang paling menarik dari “Brat” adalah bagaimana Charli berhasil menggabungkan lirik yang tajam dengan produksi yang canggih. “Rebel Heart” misalnya, adalah sebuah ode untuk jiwa-jiwa pemberontak yang mencari kebebasan. Liriknya yang introspektif, ditambah dengan beat yang dinamis, menciptakan sebuah lagu yang bukan hanya enak didengar, tapi juga membuat kita merenung.

Album ini juga tidak takut untuk mengeksplorasi sisi gelap dari ketenaran dan kehidupan modern. “Cyber Love” adalah contoh sempurna bagaimana Charli menggambarkan hubungan yang terjadi di era digital, di mana segalanya terasa begitu dekat namun tetap jauh. Suara synth yang dingin dan vokal yang penuh emosi menambah kedalaman pada pesan yang ingin disampaikan.

Di tengah semua gemerlap dan kegilaan ini, ada juga momen-momen keintiman yang mengejutkan. “Lost in Paradise” adalah sebuah balada yang menyentuh hati, membuktikan bahwa di balik persona bintang popnya, Charli adalah seorang seniman yang peka dan penuh perasaan.

“Brat” adalah sebuah perjalanan musik yang penuh kejutan dan ketidakpastian. Ini adalah album yang menunjukkan evolusi seorang artis yang tidak pernah puas untuk diam di satu tempat. Charli XCX, dengan keberanian dan kreativitasnya, telah menciptakan sebuah karya yang tidak hanya menarik, tapi juga memprovokasi dan menggugah pikiran.

Dengan album terbarunya, “Brat,” Charli sekali lagi menunjukkan bahwa dia bukan hanya sekadar artis pop biasa. “Brat” adalah sebuah pernyataan, sebuah pemberontakan musikal yang kompleks dan memikat, yang layak mendapatkan perhatian lebih dari sekadar penikmat musik pop biasa.

Menjelajahi Sisi Gelap dan Keintiman yang Mengejutkan

Di lagu “Cyber Love,” Charli mengeksplorasi tema hubungan digital dengan kecanggihan dan ketepatan. Dalam era di mana interaksi sering kali dimediasi oleh layar, Charli menangkap perasaan keterasingan dan kerinduan yang datang dengan cinta digital. Suara synth yang dingin dan ritme yang berulang menciptakan atmosfer yang hampir tidak nyata, sementara liriknya menggali kedalaman emosi manusia. “Connected but alone, in this cyber love zone,” dia menyanyi, menangkap esensi dari paradoks modern.

Namun, di balik semua energi dan pemberontakan, ada momen-momen keintiman yang mengejutkan dalam album ini. “Lost in Paradise” adalah salah satu contohnya. Balada ini menampilkan sisi lembut dari Charli, di mana dia membuka dirinya dengan jujur dan rentan.

Vokalnya yang penuh perasaan, dipadu dengan melodi yang indah, menciptakan lagu yang menggetarkan hati. Ini adalah momen di mana Charli menunjukkan bahwa di balik persona bintang popnya, dia adalah seorang seniman yang peka dan penuh perasaan.

Baca juga: Review Album ‘Midnights’ Taylor Swift: Belajar Mencintai Sisi Gelap Kita

Melampaui Ekspektasi Genre serta Refleksi Sosial dan Politik

Salah satu kekuatan utama dari “Brat” adalah kemampuannya untuk melampaui ekspektasi genre. Charli tidak hanya bermain di ranah pop dan elektronik, tetapi juga menggabungkan elemen-elemen dari berbagai genre untuk menciptakan sesuatu yang unik. Di lagu “Rebel Heart,” misalnya, ada sentuhan nostalgia dari era 80-an, namun tetap terdengar segar dan inovatif. Liriknya yang introspektif dan beat yang dinamis menciptakan lagu yang bukan hanya enak didengar, tapi juga menggugah pikiran.

Puncak dari album ini mungkin adalah “Troublemaker.” Lagu ini adalah perpaduan sempurna antara melodi yang memikat dan produksi yang halus. Charli menunjukkan bagaimana dia mampu menggabungkan elemen-elemen yang tampaknya tidak cocok menjadi sebuah harmoni yang menakjubkan. Ada sebuah tarikan emosional yang kuat dalam lagu ini, yang membuat pendengarnya merasa tersedot ke dalam dunia yang diciptakan oleh Charli.

Di tengah semua gemerlap dan kegilaan musiknya, Charli juga tidak takut untuk mengeksplorasi tema-tema sosial dan politik. “Brat” bukan hanya sekadar album yang menyenangkan untuk didengar, tetapi juga sebuah karya yang memprovokasi pemikiran.

Charli menggunakan platformnya untuk menyampaikan pesan-pesan penting, seperti dalam lagu “Revolution,” di mana dia menyuarakan ketidakpuasan terhadap ketidakadilan sosial dan politik. Dengan lirik yang kuat dan beat yang memacu adrenalin, lagu ini menjadi seruan untuk perubahan.

Album ini adalah bukti nyata dari evolusi artistik Charli. Dari karya-karya awalnya yang lebih ringan dan poppy, hingga eksplorasi eksperimentalnya dalam “Brat,” Charli menunjukkan bahwa dia adalah seorang artis yang selalu berkembang dan tidak pernah puas dengan status quo. Dia terus mendorong dirinya sendiri dan pendengarnya untuk berpikir di luar kotak, menciptakan musik yang tidak hanya menghibur tetapi juga menggugah pikiran dan emosi.

Menghadapi Ketakutan dan Kecemasan Serta Simbiosis dengan Pendengar

Charli juga mengeksplorasi tema ketakutan dan kecemasan dalam album ini, terutama dalam lagu “Fears and Phobias.” Dengan produksi yang atmosferik dan lirik yang jujur, lagu ini menangkap esensi dari perasaan cemas yang sering kali menyertai kehidupan modern. “In the dark, I see my fears, but I won’t let them win,” dia menyanyi, menunjukkan keberanian dan ketabahan dalam menghadapi tantangan.

Meski banyak dari lagu-lagu dalam “Brat” berbicara tentang koneksi dan interaksi, Charli juga menemukan kesenangan dalam kesendirian. Lagu “Solo Night” adalah ode untuk malam-malam yang dihabiskan sendirian, menikmati waktu untuk refleksi dan pemulihan diri. Dengan melodi yang tenang dan lirik yang penuh kedamaian, lagu ini adalah pengingat bahwa terkadang, momen-momen paling berharga adalah yang kita habiskan sendirian.

Ada sesuatu yang sangat kuat dalam cara Charli berinteraksi dengan pendengarnya melalui musiknya. Dia menciptakan ruang di mana pendengarnya merasa dilihat dan didengar, sebuah tempat di mana mereka bisa merasakan kebebasan untuk menjadi diri mereka sendiri. Ini adalah kualitas yang jarang ditemukan dalam musik pop modern, dan itulah yang membuat “Brat” begitu istimewa.

Album ini ditutup dengan “Euphoria,” sebuah lagu yang merayakan kebahagiaan dan kepuasan yang datang setelah melalui berbagai tantangan dan perjuangan. Dengan produksi yang epik dan vokal yang penuh semangat, lagu ini adalah puncak dari perjalanan emosional yang kita alami bersama Charli dalam “Brat.” Ini adalah penutup yang sempurna untuk sebuah album yang kaya bisa kau kentaskan dalam satu sesi workout di gym.

Baca juga: ‘Taylor Swift: The Eras Tour’, Tiga Jam Sensasi Surgawi untuk Para Swifties

Charli XCX menciptakan sesuatu yang tidak hanya menarik bagi telinga, tetapi juga menggugah pikiran dan hati. Dalam dunia yang semakin sibuk dan kacau, “Brat” adalah pengingat bahwa seni dan musik masih memiliki kekuatan untuk mengubah dan menginspirasi.

Lewar “Brat”, Charlie bisa dibilang salah satu suara paling penting dalam musik modern saat ini. “Brat” adalah sebuah perjalanan musikal yang menantang dan memuaskan, sebuah karya yang layak mendapatkan tempat di antara album-album terbaik dekade ini. Ada pemberontakan, keintiman, dan refleksi di saat bersamaan, sebuah dunia yang layak kita jelajahi berulang kali.


Avatar
About Author

Aulia Adam

Aulia Adam adalah penulis, editor, produser yang terlibat jurnalisme sejak 2013. Ia menggemari pemikiran Ursula Kroeber Le Guin, Angela Davis, Zoe Baker, dan Intan Paramaditha.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *