Culture Screen Raves

‘Players’: Romcom Terbaru Netflix yang Klise, tapi Bisa Jadi Tontonan Asyik

Kadang kala, klise bisa menjadi hal yang comforting. Dan itu yang ada dalam film ini.

Avatar
  • February 23, 2024
  • 4 min read
  • 756 Views
‘Players’: Romcom Terbaru Netflix yang Klise, tapi Bisa Jadi Tontonan Asyik

Februari bisa jadi segera berakhir, tapi bukan berarti kamu dilarang untuk menyaksikan romantic comedy (romcom). Salah satunya, Players yang disutradarai oleh Trish Sie yang memberikan kita Pitch Perfect 3. Players adalah sebuah romcom ringan (105 menit saja) yang bisa kamu tonton dengan separuh konsentrasi. Premis sederhana, pemain yang good looking, dan plot yang bisa ditebak memenuhi durasi film ini. Tapi bukankah itu salah satu kenikmatan menyaksikan romcom?

Players, seperti judulnya, menceritakan tentang sekumpulan orang-orang rupawan single yang mempunyai peraturan-peraturan spesifik ketika mereka ingin hook-up. Bayangkan gameplay Barney Stinson dari How I Met Your Mother, kurangi sedikit level ludruk-nya, dan kita bisa membayangkan seperti apa kehebohan yang dilakukan oleh orang-orang ini.

 

 

Baca juga: ‘Upgraded’: Romcom Camila Mendes yang Ternyata Tidak Terlalu Jelek

Tokoh utamanya adalah Mack (Gina Rodriguez). Gengnya terdiri adari Adam (Damon Wayans Jr.), Brannagan (Augustus Prew) dan Little (Joel Courtney, diimpor dari film-film Kissing Booth-nya Netflix), adik Brannagan alias orang paling hijau di grup. Tidak ada penjelasan spesifik kenapa orang-orang ini selalu menggunakan gameplay yang spesifik dalam menarik calon pasangan, kecuali mereka semua adalah penggemar berat Yankees. Selain itu, Mack dan Adam sendiri juga bekerja di surat kabar khusus olahraga.

Tentu saja aktivitas yang agak kekanak-kanakan ini akan berakhir dengan sendirinya. Selain mereka semua sudah memasuki awal kepala tiga, Mack juga akhirnya bertemu dengan Nick Marshall (Tom Ellis dari Lucifer).

Nick punya semuanya yang menggelapkan mata: Fisik yang aduhai, piala-piala atas kerjanya sebagai jurnalis, uang dan tentu saja kematangan yang tidak Mack temui dari cowok-cowok lain yang ia kenal. Tinggal menunggu waktu sebelum Mack akhirnya pensiun.

Baca juga: ‘Euphoria’ Serial Televisi Gen Z Paling Realistis?

Banyak Detail yang Tak Terlalu Dijelaskan

Bagian paling menarik dari romcom adalah ketika ia mengeksplor identitas plot cerita utamanya.

Misalnya, dalam Hitch, yang seru bukan tentang bagaimana karakter Will Smith merebut hati karakter Eva Mendes. Melainkan bagaimana karakter Will Smith melatih karakter Kevin James untuk bisa mendapatkan cintanya.

Atau seperti dalam romcom klasik Confessions of a Shopaholic, yang paling menarik adalah melihat bagaimana karakter Isla Fisher terus-menerus melakukan hal-hal ceroboh dengan uangnya. Bukan tentang bagaimana ia akhirnya bisa membuat bosnya yang ganteng jatuh cinta kepadanya.

Identitas Players adalah ragam gameplay aneh yang dimainkan para karakter utamanya. Mereka membuat skenario-skenario dengan nama yang unik: Whiskey-A-Go-Go” sampai “Farmers Only” hanya untuk hook-up. Sayangnya, Players tidak memanfaatkan potensi-potensi ini sehingga gameplay ini akhirnya terasa sebagai sempilan saja.

Penulisnya, Whit Anderson, memberikan detail nama-nama gameplay mereka, tapi idak pernah menjelaskan lebih lanjut. Seperti apa sebenarnya gameplay bernama “Betsy Rosss Mother” jika mereka mainkan?

Episode-episode How I Met Your Mother yang membahas hal serupa (biasanya berhubungan dengan bukunya Barney Stinson yang berjudul The Playbook) jauh lebih asyik mengeksplor hal ini.

Film romcom memang bukan tempatnya penonton untuk mengharapkan karakter yang tiga dimensional. Lagipula ini adalah jenis film yang pemeran utamanya diharapkan untuk terlihat cantik dan rupawan 24 jam. Tapi dalam Players, saya tidak bisa untuk mengabaikan fakta bahwa Mack didesain untuk membuat penonton laki-laki heteroseksual bisa menikmati film ini.

Mack adalah apa pun yang disebutkan Amy Dunne di monolognya dalam Gone Girl. Ia paham olahraga bahkan sampai di level terobsesi. Ia tidak mempunyai teman wanita sehingga dia tidak terjebak dalam lingkungan yang terlalu feminin. Ia meminum alkohol selayaknya para bro. Mack makan apa pun tanpa pikir panjang, tidak pernah kelihatan berolahraga, tapi tetap kelihatan keren, langsing dan flawless di mana pun ia berada. Ia bisa membuat tetangganya yang hot tertarik dengan dirinya hanya dengan video orang memancing.

Baca juga: ‘Bridgerton’: The Soapy, Corny, Horny Romantic Hero That Saves 2020

Bagian positifnya, Gina Rodriguez tahu bagaimana cara memerankan karakter ini sehingga Mack tidak terlihat alienating. Jangan salah sangka, Mack tetap terlihat seperti figur dalam dongeng; tidak realistis dan mengada-ngada. Tapi Rodriguez mempunyai kharisma yang begitu bersinar sehingga saya tetap bisa “mendukung” karakternya sampai akhir, ketika ia tersadar apa yang sebenarnya dia inginkan.

Rodriguez juga punya berakting baik sehingga semua emosi yang dibutuhkan Players untuk membuat saya merasakan sesuatu, sampai dengan baik pula.

Pada akhirnya, Players adalah sebuah tontonan sempurna bagi kamu yang ingin menonton sesuatu yang menghibur, tapi tidak begitu berat. Kadang kala, klise bisa menjadi hal yang comforting. Dan itu yang ada dalam film ini. Ia menawarkan semua hal yang familier, meskipun hasil akhirnya tidak sememuaskan itu.

Players dapat disaksikan di Netflix



#waveforequality


Avatar
About Author

Candra Aditya

Candra Aditya adalah penulis, pembuat film, dan bapaknya Rico. Novelnya ‘When Everything Feels Like Romcoms’ dapat dibeli di toko-toko buku.