Review ‘The Boys Season 4’: Makin Ramai, Makin Kompleks
Meski semua petualangan‘tumplek blek’ jadi satu di musim keempat, tapi tak membuat ‘The Boys’ jadi yang paling memuaskan.
Artikel ini mengandung spoiler.
The Boys selalu punya cara sendiri untuk mengajak penonton menertawakan diri. Musim terbarunya yang baru saja selesai pada (18/7), semakin mengukuhkan hal tersebut. Bahkan mungkin lebih.
Diadaptasi dari komik karya Garth Ennis dan Darick Robertson, The Boys membayangkan bagaimana jika para pahlawan super adalah sekumpulan orang dengan kompas moral paling rusak. Setelah menunjukkan ke seluruh dunia kalau dia tidak sebaik yang orang bayangkan, Homelander (Anthony Starr) kini harus menghadap kongres. Ia harus membuktikan, yang dilakukannya merupakan kebaikan.
Bagian terseram di musim ini bukan kenyataan bahwa Homelander adalah pahlawan yang tidak bisa dibunuh. Sebagai informasi, ia memang bisa terbang, punya kekuatan tidak terbatas, dan mengeluarkan laser dari mata. Namun bagian terseram dari yang terseram adalah Homelander punya banyak fans fanatik. Mereka rela lakukan apa saja demi membela idola. Bayangkan vibesnya seperti fans militan Trump yang mengamini sabda idola dan mendukungnya, meski ngawur sekali pun.
Sementara itu, musuh Vought, korporasi yang menjadi payung para superhero seperti Homelander, sekarang adalah Starlight (Erin Moriarty). Starlight yang tadinya bagian dari The Seven, grup pahlawan yang jadi maskot Vought, berubah menjadi sasaran empuk Homelander dan para penggemar. Dia menolak gerakan yang diusung Homelander. Bahkan, dalam sebuah protes, Starlight menggunakan kemampuan supernya untuk membunuh penggemar Homelander. Menyaksikan pergulatan dalam The Boys seperti melihat alegori Pemilihan Presiden yang tengah berlangsung. Ngeri. Kacau.
Baca juga: Review ‘The Boys’: Sadis, Satir, Sarat Humor
Yang Konsisten, yang Berubah
Dengan total 8 episode, musim keempat The Boys sangat sibuk untuk menaruh karakter-karakternya dengan petualangan masing-masing. Beberapa plot menghasilkan drama yang menarik. Namun, tidak semuanya memuaskan.
Drama Hughie (Jack Quaid) dan bapaknya (Simon Pegg) cukup menarik tapi keputusan ini membuat Hughie menjadi jauh dari gengnya selama beberapa episode. Frenchie (Tomer Capone) dan Kimiko (Karen Fukuhara) terlibat dalam komplikasi romansa yang tidak perlu meskipun eksplorasi soal identitas seksual Frenchie membuat The Boys menjadi berwarna (dan membuat para penggemarnya semakin marah).
Yang paling konsisten dari musim ini adalah soal Billy (Karl Urban) dan Mother’s Milk atau MM (Laz Alonso). Billy yang sekarang penyakitan akibat V (cairan yang membuat manusia biasa menjadi pahlawan) terus ngotot untuk membalaskan dendamnya dan mengontrol Ryan (Cameron Crovetti) agar ia tidak berubah menjadi Homelander. Di saat bersamaan, MM harus menggantikan posisi Billy karena urusannya yang tidak kunjung habis.
Plot yang ruwet ini kemudian dibumbui dengan berbagai kejadian dan drama. Mulai dari Truth Con (bayangkan Comic Con tapi khusus MAGA), virus yang bisa membuat para pahlawan mati, domba-domba yang bisa terbang, sampai konspirasi untuk memegang kendali pemerintahan. Singkatnya, The Boys musim keempat sangat ramai.
Namun, dari semua keramaian itu, Eric Kripke sebagai showrunner tetap mampu mengenalkan dua karakter yang membuat musim terbaru The Boys semakin kompleks. Firecracker (Valorie Curry) adalah pahlawan yang sekilas tidak mempunyai kemampuan super luar biasa, tapi ia menjadi penting berkat mulutnya yang berbisa.
Firecracker adalah senjata Homelander yang sangat efektif untuk mengisi api kebencian para penggemar Homelander terhadap Starlight. Bayangkan Ben Shapiro dengan bungkus yang lebih cantik. Firecracker tidak hanya menjadi sumber propaganda yang efektif tapi ia juga menjadi sosok yang dirindukan oleh Homelander. Kalau kamu sampai di episode 6, Dirty Business, kamu akan mengerti maksud saya.
Satu lagi karakter baru yang membuat musim terbaru The Boys makin segar adalah kemunculan Sister Sage (Susan Heyward). Sister Sage yang mengklaim sebagai manusia terpintar di Bumi, dipekerjakan oleh Homelander untuk melaksanakan misi meruntuhkan pemerintahan. Tidak ada yang lebih menyeramkan daripada orang terkuat dan orang terpintar di Bumi berkolaborasi untuk melakukan hal yang jahat.
Seperti layaknya The Boys, Sister Sage langsung tampil meyakinkan dengan semua baik dan buruknya. Relationship-nya dengan Deep (Chace Crawford) merupakan salah satu sumber tawa (dan jijik) yang efektif. Susan Heyward sebagai Sister Sage memerankan karakter ini dengan sangat meyakinkan, semua adegannya dengan Anthony Starr adalah salah satu highlight musim keempat ini.
Dengan begitu banyak plot dan set-up, sayangnya musim keempat The Boys ini tidak berakhir memuaskan layaknya musim-musim sebelumnya. Di tiga musim sebelumnya, The Boys mampu untuk menaruh karakter-karakternya di posisi yang lebih menarik dari awal musim. Kripke dan kawan-kawan hampir selalu berhasil untuk menyajikan finale yang mengesankan.
Baca juga: Ada hubungan antara Superhero, Ketaatan, dan Mengapa Kita Percaya pada Tuhan
Di musim ini, sayangnya, banyak hal tidak terbayar dengan baik. Bisa jadi keputusan Kripke untuk tidak menuntaskan semua hal karena The Boys masih memiliki satu musim lagi (yang isunya akan menjadi musim terakhir).
Meski begitu, The Boys musim keempat tetap sebuah tontonan yang menghibur, luar biasa lucu, dan tetap nakal. Ada begitu banyak kegilaan, hal-hal seronok, humor tidak pantas, dan gore yang bertebaran sepanjang delapan episode. Keputusan Kripke untuk semakin fokus dengan plot politik tidak hanya membuat The Boys menjadi lebih menarik tapi juga membuatnya semakin relevan. Kadang memang menyakitkan melihat wujud kita yang sebenarnya di layar kaca.
*Lucu sekali melihat begitu banyak penggemar The Boys merusak rating serial ini di internet. Sebab, mereka baru tersadar, fanatisme merekalah yang ditertawakan oleh Kripke. Orang-orang ini mengeklaim, The Boys berubah menjadi lebih “woke” di musim keempat. Untuk mereka saya bertanya, “Apakah kita nonton serial yang sama?”
Seluruh episode ditonton untuk ulasan ini. The Boys sendiri dapat disaksikan di Amazon Prime.