Culture Screen Raves

Pertaruhan Plot Twist ‘Succession’ yang Berhasil

Awalnya, saya kira ‘plot twist’ tentang kematian salah satu karakter kunci adalah keputusan buruk.

Avatar
  • May 3, 2023
  • 6 min read
  • 1030 Views
Pertaruhan Plot Twist ‘Succession’ yang Berhasil

Ada banyak faktor yang membuat Succession, serial drama komedi karya Jesse Armstrong, jadi tontonan adiktif. Satu, drama yang ditawarkan betulan menggigit. Dua, celetukan karakter-karakternya akan bikin kamu menggigil, saking lucunya. Tiga, ia menawarkan kemewahan yang hanya bisa didapatkan dari budget HBO. Empat, dan ini mungkin yang paling efektif, Succession mempertontonkan kita orang-orang 1 persen yang ternyata luar biasa idiot.

Ada kesenangan sendiri ketika menyaksikan orang-orang super-privilege ini tidak sepintar yang saya kira.

 

 

Sejak dirilis pada 2018, Succession menjadi sebuah megahit yang menjadikan HBO semakin terdepan sebagai produsen karya-karya terbaik. Seperti halnya Game of Thrones, Succession mulai melejit pelan-pelan, tapi pasti.

Baca juga: Review Film ‘Hunger’: Apa Dunia Kuliner Fine-Dining Segelap Ini?

Ketika rilis, ia tidak langsung menjadi tontonan kesayangan penonton drama. Tapi, setelah musim keduanya rilis, saya mulai kecanduan. Pembuat serial ini tahu sekali bagaimana cara menarik ulur perasaan penontonnya. Tidak seperti Game of Thrones yang sudah terkenal duluan berkat buku-bukunya, kesuksesan Succession terasa lebih menggetarkan karena ia hadir dari ketiadaan alias bukan adaptasi dari produk apa pun.

Drama Rebutan Warisan

Succession bercerita tentang sebuah keluarga kaya raya pemilik Waystar RoyCo, sebuah global media dan entertainment leader. Bayangkan Rupert Murdoch atau mungkin Hary Tanoe. Pemimpinnya adalah Logan Roy (Brian Cox) yang membangun bisnis ini dari nol.

Dari episode pertama, penonton sudah langsung tahu kalau Logan sedang mendekati garis ujung hidupnya. Kesehatan Logan mulai mengganggu hari-harinya dan tidak secerah dulu. Jadi siapakah yang akan mengurusi ini semua? Siapa yang akan dapat warisan?

Anak pertamanya, Connor (Alan Ruck) adalah tipikal anak orang kaya yang agak halu. Dia tidak pernah melakukan apa pun dalam hidupnya and yet dia merasa bisa menjadi calon pemimpin Amerika. Kehaluannya ini bukan rahasia karena semua orang di keluarganya tahu soal ini. Bahkan pacar, Willa (Justine Lupe), tahu soal ini.

Baca juga: Ramai-ramai Tertawakan Polah Orang Kaya di ‘Succession’

Anak kedua Logan adalah Kendall (Jeremy Strong), yang super-ambisius, tapi breakdown ketika panik menyapanya. Kendall tidak cuma punya pengalaman ketagihan alkohol dan obat-obatan, tapi ia juga tidak punya kemampuan membaca orang dengan baik. Istrinya meninggalkan Kendall, sosok yang ia kira adalah teman tidak, tapi tak segan-segan menusuk sang mantan suami dari belakang demi sedikit cuan.

Berbeda dengan Kendall yang dari awal terlihat sangat ambisius, Roman (Kieran Culkin) adalah sosok yang kelihatannya hanya ingin bersenang-senang. Ia lebih dari sekadar karakter happy-go-lucky; semua keputusan dalam hidupnya dilakukan karena tidak mengontrol dirinya sendiri. Roman lebih dari sekadar impulsif. Ia mengirim dick picts tanpa pikir panjang dan berakhir dengan tragedi yang luar biasa (salah satu episode terbaik).

Baca juga: ‘Beef’: Duet Ali Wong dan Steven Yeun yang Gelap, Menegangkan, dan Adiktif

Yang terakhir adalah Siobhan atau Shiv (Sarah Snook). Tidak seperti media milik bapaknya yang sangat kanan, political view Shiv sangat ke kiri. Tapi pandangan politik ini bukan satu-satunya yang Shiv “merasa” beda dengan keluarganya. Di kepalanya, Shiv merasa dirinya adalah orang yang paling boss bitch, girlboss, etc. Namun, kalau kamu ngulik lebih jauh, Shiv tidak ada bedanya dengan saudara-saudaranya.

Drama Keluarga Sebagai Andalan

Sebenarnya mudah sekali untuk melihat kenapa Succession bisa sesukses itu. Seperti Game of Thrones ia menawarkan family drama yang pulen, bedanya yang satu fantasi, yang satu bukan. Succession tidak kalah ruthless dengan serial yang menampilkan naga tersebut. Setiap episodenya Jesse Armstrong membuat statement yang jelas bahwa anak-anaknya Logan tidak akan bisa menandingi bapaknya. Mereka tidak punya kemampuan bisnis yang baik, tidak bisa membaca orang, dan masih naif.

Tidak ada yang lebih lucu (dan lebih dramatis) daripada melihat anak orang superkaya ini mencoba untuk melawan bapaknya and lose in a spectacular way.

Di musim terakhirnya yang sekarang sedang tayang, Succession kemudian melakukan hal yang sangat dramatis: membunuh Logan. Sebenarnya kalau dipikir-pikir, membuat Logan mati bukan sesuatu yang menakjubkan mengingat judulnya sendiri adalah sebuah spoiler. Tapi, yang membuat keputusan ini terasa mengejutkan adalah kenyataan bahwa pembuatnya melakukan ini di awal-awal musim (episode 3).

Lebih dari itu, Jesse Armstrong membuat episode tersebut tanpa ada ledakan atau fan fare. Kematian Logan dibuat dengan sangat low-key (di atas pesawat) dan penonton (seperti halnya anak-anaknya) menerima informasi ini via telepon. Penonton bahkan tidak diberi visual bagaimana Logan mati. Yang kita tahu, para eksekutif Waystar RoyCo panik dan ada pramugari yang memompa dada Logan.

Tadinya saya pikir keputusan ini adalah langkah sembrono, mengingat betapa vitalnya sosok Logan di serial ini. Tapi, saya salah. Tiga episode yang dirilis setelah kematian Logan ternyata menjadi salah satu episode yang sangat menarik. Kematian Logan ternyata tidak hanya membuatSuccession semakin dramatis, tapi juga menjadikan kelucuannya semakin menjadi-jadi.

Di episode 4 musim keempat (Honeymoon States), penonton diajak untuk melihat bagaimana para eksekutif Waystar RoyCo melihat “surat wasiat” Logan yang tidak terverifikasi oleh notaris. Surat wasiat ini kemudian menjadi drama yang lebih besar karena Logan mencatat nama Kendall di sana. Tapi tentu saja Succession tidak akan mempermudah jalan Kendall karena di surat wasiat itu ada tanda garis bawah yang kemudian berubah menjadi garis coret. Jadi apakah Logan menyetujui Kendall mengambil alih perusahaan atau justru dia berubah pikiran? See, bahkan setelah meninggal dunia Logan masih mempermainkan anak-anaknya.

Di episode 5 (Kill List), Kendall dan Roy yang memutuskan untuk menjadi Co-CEO bertemu dengan Matsson (Alexander Skarsgaard), seorang tech billionaire yang berniat untuk mengakuisisi Waystar RoyCo. Tidak hanya episode ini menampilkan mind games yang menarik, bagaimana bayang-bayang Logan mempengaruhi tindak-tanduk ketiga anaknya untuk bernegosiasi membuat Kill List episode yang sungguh lucu dan dramatis. Lucu karena penonton diajak untuk melihat bagaimana monyet-monyet dari pihak Waystar RoyCo harus berhadapan dengan karyawan Mattson yang terlihat intimidatif, dramatis karena kita akhirnya melihat bagaimana Roman mengekspresikan rasa berdukanya atas meninggalnya Logan.

Dan di episode yang baru saja rilis minggu ini (Living+), Successionmengajak penonton untuk melihat dengan langsung apa yang dimaksud Logan dengan “you are not serious people” di episode 2 (Rehearsal). Untuk pertama kalinya, penonton diajak untuk melihat bagaimana Kendall dan Roman bekerja sebagai pemimpin melalui launchingLiving+, sebuah bisnis real estate untuk orang-orang privilege. Living+ yang merupakan assisted living community menawarkan kemewahan yang luar biasa. Sutradara mungkin akan memamerkan rough cut karya mereka. Bintang film bahkan mungkin mampir.

Tentu saja menyaksikan Kendall presentasi seperti melihat car crash yang tidak terelakkan.Dari awal penonton tahu bahwa Kendall tidak hanya tidak stabil tapi ia juga sosok yang mengkerut under pressure. Dari awal ketika dia demanding minta ini itu ke staff saja sudah membuat saya tersenyum cringe. Ketika dia mulai mengarang angka, saya tahu bahwa Kendall is beyond saving.

Sementara di episode ini Shiv menjadi pemenang karena urusan personalnya satu per satu mulai terselesaikan, Roman juga melakukan kesalahan dengan main bos-bosan. Roman tadinya harus bertemu dengan pemimpin studio film untuk membahas soal progress tapi malah memutuskan untuk memecatnya hanya karena dia terlalu pengen untuk kelihatan seperti bos. Dan tidak ada yang lebih dramatis dan menyakitkan daripada melihat Roman berantem dengan Gerri (J. Smith-Cameron) dan memutuskan untuk memecat orang yang paling melihat potensinya.

Dari tiga episode yang sudah rilis setelah kematian Logan, Succession ternyata membuktikan bahwa kematian Logan bukan kesalahan. Dari narrative standing point, kematian Logan ternyata memberikan potensi drama yang belum kita lihat sebelumnya. Dari awal saya memang tidak peduli siapa yang nantinya akan memegang Waystar RoyCo. Tapi satu hal yang pasti, saya tidak sabar untuk menyaksikan ludruk berikutnya dari the Roy siblings.

Succession dapat disaksikan di HBO Go



#waveforequality


Avatar
About Author

Candra Aditya

Candra Aditya adalah penulis, pembuat film, dan bapaknya Rico. Novelnya ‘When Everything Feels Like Romcoms’ dapat dibeli di toko-toko buku.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *