Tips Hadapi Pelecehan Seksual di Transportasi Umum
Kampanye Komuter Pintar Peduli Sekitar berbagi tips untuk mencegah dan menghadapi pelecehan seksual di transportasi umum.
Banyak perempuan di wilayah Jabodetabek menjadikan kereta rel listrik (KRL) Commuter Line) sebagai pilihan pertama moda transportasi sehari-hari. Sayangnya, mereka sering kali menjadi incaran kriminal, terutama pelaku pelecehan seksual.
Menurut catatan internal PT KCI sebagai operator KRL, selama 2017 ada 25 kasus pelecehan seksual yang terjadi di dalam KRL maupun stasiun. Dari keseluruhan kasus ini, tidak ada satu pun korban yang melanjutkan laporan kepada aparat penegak hukum. Pada 2018 ada 34 kasus, 20 kasus di antaranya dilanjutkan kepada aparat penegak hukum.
Masalah inilah yang diangkat oleh PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) dalam kampanye “Mencegah Pelecehan Seksual di Transportasi Publik” yang diluncurkan 12 Maret lalu. Kampanye KCI bersama dengan Komisi Anti-Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) dan Komunitas PerEMPUan ini adalah bagian dari acara Komuter Pintar Peduli Sekitar yang kembali diadakan untuk kedua kalinya.
“Bedanya dengan tahun lalu, tahun ini kita meluncurkan tiga video yang akan ditayangkan di dalam KRL. Video ini diharapkan dapat mengedukasi para pengguna jasa KRL untuk peduli dengan sekitar,” ucap Eva Chairunisa, Vice President Corporate Communication PT KCI.
“Kita mengharapkan dengan mengedukasi bentuk-bentuk pelecehan dan juga upaya pencegahan, ini dapat membantu semua pengguna jasa KRL untuk lebih aware dengan sekitar,” tambahnya.
Bentuk-bentuk pelecehan yang paling banyak terjadi adalah sebagai berikut:
Mariana Amiruddin, komisioner Komnas Perempuan juga mengutarakan kekhawatirannya terhadap normalisasi pelecehan seksual.
“Budaya ini membiarkan para pelaku untuk terus melakukan pelecehan seksual dan korban menjadi enggan untuk melaporkannya. Kita dapat mengubah budaya ini dengan adanya edukasi,” ujarnya.
Supaya lebih aman dan lebih sadar terhadap isu pelecehan seksual, berikut tips dari kampanye KCI:
- Melipat tangan di depan dada saat keadaan ramai
Pelaku pelecehan seksual sering kali memanfaatkan kondisi yang sedang ramai. Hal ini dikarenakan tidak semua orang dapat sadar dengan lingkungan sekitarnya. Ini dapat dicegah dengan melipat tangan atau menutup dada dengan map, buku atau benda lainnya.
- Beritahu kerabat terdekatmu jika kamu ingin bertransportasi umum
Kabari kerabat terdekatmu tentang tempat keberangkatan, transportasi yang kamu gunakan dan juga tempat tujuanmu. Dengan ini, kamu akan merasa lebih aman karena ada yang mengetahui kondisi dan juga lokasi kamu.
- Jangan takut menatap atau merekam/mengambil foto orang yang mencurigakan
Pelaku pelecehan seksual sering kali memilih orang yang terkesan tidak akan melawan atau yang rentan. Dengan menatap orang yang mencurigakan, ia akan sadar bahwa ia sedang diawasi dan mungkin akan berhenti. Bila sudah sangat mencurigakan, jangan ragu untuk mengeluarkan ponsel kamu. Tunjukkan bahwa kamu tidak takut.
- Laporkan kejadian yang mencurigakan kepada petugas KRL
Terkadang banyaknya jumlah para pengguna KRL mengakibatkan petugas tidak menyadari semua perilaku pada setiap saat. Jika kamu melihat seseorang yang mencurigakan, beritahu petugas agar ia dapat mengawasinya.
- Tetap waspada saat mendengarkan musik dan bermain ponsel
Mendengarkan musik di dalam transportasi umum adalah hal yang wajar, namun jangan mendengarkan musik dengan volume tinggi. Sama halnya dengan bermain ponsel karena ini dapat menurunkan tingkat kewaspadaan kamu dengan kondisi sekitar.
Baca bagaimana banyak politikus salah paham soal Milenial.
Ilustrasi oleh Adhitya Pattisahusiwa