Community

Tren Negatif Norma Gender Meningkat di 2020

Data survey daring Social Norms, Attitudes and Practices (SNAP) 2020 pada 6 ribu laki-laki dan perempuan perkotaan di Indonesia, Filipina, dan Vietnam oleh YouGov menunjukkan pergeseran negatif untuk kesetaraan gender terlihat di beberapa negara di Asia Tenggara.

Avatar
  • February 15, 2021
  • 3 min read
  • 468 Views
Tren Negatif Norma Gender Meningkat di 2020

Pergeseran negatif untuk kesetaraan gender masih terlihat di beberapa negara di Asia Tenggara. Di Indonesia pada khususnya, angka laki-laki dan perempuan milenial perkotaan yang mengatakan bahwa perempuan paling baik menjaga anak-anak, meningkat pada tahun 2020 bila dibandingkan dengan 2018.

Tren yang sama terlihat, yaitu lebih banyak pria Indonesia cenderung mengatakan bahwa mereka puas dengan pasangan mereka (perempuan) yang melakukan sebagian besar pengasuhan anak.

 

 

Di Indonesia, pria dan wanita semakin setuju bahwa perempuan paling baik menjaga anak-anak. Keduanya memiliki mayoritas yang besar, naik sekitar setengahnya dibandingkan tahun 2018. Angka survey perempuan yang percaya mereka adalah yang terbaik menjaga orang lanjut usia meningkat dari 1: 4 menjadi 1: 2, sementara bagi laki-laki angka tetap stabil di 1: 4.

 

Tren negatif norma gender dari 2018 ke 2020

Meski begitu, masih ada pergeseran positif untuk kesetaraan gender. Hasil positif terlihat pada meningkatnya perempuan di Indonesia, yang saat ini melakukan sebagian besar pengasuhan anak, ingin melihat pasangan mereka melakukan lebih banyak peran dalam mengasuh anak.

Pergeseran positif lainnya ada di Filipina dan Vietnam, di mana bertambahnya warga milenial perkotaan yang memperoleh penghasilan yang sama dengan pasangan mereka.

Data ini diperoleh dari survey daring Social Norms, Attitudes and Practices (SNAP) 2020 pada 6 ribu laki-laki dan perempuan perkotaan di Indonesia, Filipina, dan Vietnam yang dilakukan oleh YouGov dengan dukungan dari Investing in Women. Survey ini terfokus pada empat norma gender utama, yaitu;

  • Norm 1 (Pengasuhan Anak dan Pekerjaan Rumah Tangga): Peran utama wanita dianggap sebagai pengasuh untuk anak-anak dan anggota keluarga,pembuat rumah
  • Norm 2 (Breadwinning dan Pendapatan Keluarga): Peran yang dirasakan pria sebagai penghasil / penyedia penghasilan utama untuk keluarga
  • Norm 3 (Pemisahan pekerjaan): Persepsi bahwa jenis pekerjaan tertentu lebih cocok untuk wanita dan orang lain untuk pria,yang mengarah ke pemisahan pekerjaan
  • Norm 4 (Kepemimpinan): Persepsi perempuan lebih baik dalam peran dan pria yang mendukung sebagai pemimpin yang lebih baik.

 

Lingkungan dan Perspektif Kepemimpinan

Mereka yang dipekerjakan oleh perusahaan dengan representasi gender dalam peran kepemimpinan lebih cenderung memiliki sikap yang sama atau progresif terhadap kelayakan perempuan untuk memimpin dan tidak memiliki preferensi pribadi untuk bos laki-laki.

Hal berbeda terjadi pada responden yang bekerja di perusahaan yang didominasi laki-laki. Responden ini memiliki sikap dan preferensi yang lebih tradisional mengenai kepemimpinan dibandingkan dengan mereka yang berada dalam kelompok yang tidak bekerja.

 

 

 

“Dapat disimpulkan bahwa Apa yang dilihat orang di tempat kerja mereka itu penting. Tempat kerja yang menunjukkan kesetaraan juga memengaruhi sikap pribadi karyawannya,” singkatnya.

Dari sisi responden, di Indonesia, sebanyak 6 dari 10 pekerja melaporkan bahwa perusahaan mereka didominasi laki-laki. Sebaliknya, 6 dari 10 pekerja di Filipina melaporkan kepemimpinan mereka tidak didominasi laki-laki.

Lain halnya dengan di Vietnam. Untuk mereka yang berusia antara 30 dan 40 tahun, sebanyak 6 dari 10 pekerja memiliki kepemimpinan yang didominasi laki-laki. Hanya 4 dari 10 pekerja dengan usia antara 18 dan 29 tahun memiliki pemimpin yang didominasi laki-laki, sementara 5 dari 10 bekerja di perusahaan dengan keseimbangan gender atau progresif di antara para pemimpin perusahaan.

“Mengingat pentingnya faktor ini dalam memengaruhi sikap tentang norma-norma di tempat kerja, jika perusahaan terus berkomitmen pada kesetaraan gender di tempat kerja, kita dapat melihat pergeseran ke arah sikap yang lebih progresif di kalangan perkotaan milenial pada tahun-tahun mendatang,” ujar Nizma.

Koalisi Bisnis untuk Pemberdayaan Perempuan Indonesia (IBCWE) merupakan koalisi perusahaan yang berkomitmen untuk mempromosikan pemberdayaan ekonomi perempuan dan kesetaraan gender. Misi kami adalah mendukung bisnis untuk mengoptimalkan perannya dalam meningkatkan pemberdayaan ekonomi perempuan dan kesetaraan gender. IBCWE terbentuk atas dukungan Pemerintah Australia melalui program Investing in Women.


Avatar
About Author

Magdalene

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *