Culture Screen Raves

Drakor ‘Pyramid Game’: Kontes Popularitas yang Menuntun Kekerasan Terstruktur di Kelas

Apa jadinya jika permainan yang seharusnya menyenangkan dan seru, malah memicu sebuah kekerasan di sekolah?

Avatar
  • March 21, 2024
  • 4 min read
  • 5310 Views
Drakor ‘Pyramid Game’: Kontes Popularitas yang Menuntun Kekerasan Terstruktur di Kelas

Industri drama Korea Selatan sedang tak habis-habisnya memproduksi tontonan tentang soal kasus bullying pada anak sekolahan. Cerita terkait kasus ini memang selalu ramai ditonton. Rating yang diraih pun terbilang tinggi. Atau jika tayang di OTT (over the top) pasti selalu menduduki peringkat 10 besar TV Shows paling banyak di seluruh dunia.

Apalagi jika drakor ini mengandung premis soal siswa kaya yang merundung teman sekelas yang miskin. Sebut saja Who Are You: School 2015 (2015), Class of Lies (2019) atau yang paling termahsyur The Glory (2022). Kita pun akan dibuat bergidik ngeri dengan adegan-adegan yang bikin ikut kesal.

 

 

Drakor Pyramid Game juga mengambil tema besar soal perundungan di sekolah. Adegan-adegan bullying yang ditampilkan pun lumayan eksplisit dan sadis, sampai membuat kita berpikir: Kok bisa setega itu? Korban enggak segan-segan dipukul, ditendang bahkan mulutnya sengaja dimasukkan satu stoples cacing. Benar-benar ngeri sekali.

Ulasan drakor Pyramid Game
Sumber: tving.official

Baca juga: ‘The Glory’: Aksi Balas Dendam Sempurna Song Hye Kyo

Sebuah Permainan yang Menghantui Satu Kelas

Adegan-adegan tadi dirasakan oleh Sung Soo-ji (Kim Ji-yeon/Bona), seorang siswi yang baru saja pindah sekolah ke Baekyeon Girl’s High School di Seoul setelah mengikuti sang ayah bertugas sebagai tentara. Ia ditempatkan di kelas 2-5 yang punya bangunan sendiri dan cukup terisolasi dari bangunan utama sekolah.

Soo-ji mendapati kelasnya cukup tenang dan jauh dari huru-hara siswi-siswi kelas lain. Namun ia mulai merasakan hal aneh ketika kelas ini ternyata punya tradisi permainan bernama Pyramid Game. Permainan ini digelar sebulan sekali setiap kamis terakhir di bulan itu. Ada sistem peringkat di dalamnya, yang diurutkan dari abjad A-F. Dan yang berada di urutan terakhir akan dirundung oleh satu kelas.

Enggak punya pilihan lain, Soo-ji terpaksa ikut. Pertama kali ikut, ia langsung mendapatkan peringkat terakhir. Sebagai anak baru yang benar-benar clueless dengan keadaan itu, Soo-ji harus menerima perundungan fisik dan verbal dari teman sekelas. Dicaci maki, ditendang, dipermalukan di depan umum hingga cacing dimasukkan ke dalam mulutnya.

review terbaru indonesia drakor Pyramid Game
Sumber: tving.official

Soo-ji yang melihat pertemanan dan hubungan tidak sehat antara teman-temannya gara-gara permainan ini, memutuskan untuk mengubah itu semua. Ia bangkit dan mencari celah untuk melawan ketidakadilan tersebut.

Soo-ji tak hanya fokus melepaskan dirinya sendiri, tapi juga berusaha melindungi dan mengeluarkan teman-teman sekelas dari ancaman Pyramid Game.

Baca juga: ‘Squid Game’ Sampai ‘The Hunger Games’, Alasan Suka Tema ‘Deadly Games’

Korban Bullying yang Melawan Balik

Seorang korban perundungan baik di serial maupun film sering kali digambarkan sebagai sosok yang lemah, tak berdaya dan tak berani untuk melawan balik perbuatan pelaku. Biasanya karena mereka punya ketakutan akan ancaman yang diterima. Dan yang lebih menyedihkan, enggak jarang korban memutuskan untuk berhenti sekolah atau bahkan kemungkinan terburuk dengan bunuh diri.

Namun di Pyramid Game ini, sosok Soo-ji sebagai korban berani untuk melawan ketidakadilan itu. Dirundung terus-menerus oleh anak-anak dari peringkat A sampai E tidak membuat ia terpuruk. Malah ia berusaha bangkit dan melawan pelaku bullying tadi.

Hal ini sebenarnya sudah cukup banyak digambarkan dalam drakor akhir-akhir ini. Seolah ingin melepas stigma kalau korban bullying itu tidak mampu untuk melawan lagi.

Namun, perjuangan Soo-ji memberantas perundungan ini tak mudah. Ia harus menghadapi Baek Ha-rin (Jang Da-ah), yang ternyata adalah dalang di balik Pyramid Game.

Padahal Soo-ji mengira selama ini Ha-rin adalah sosok anak konglomerat yang baik dan lemah lembut. Namun apa yang ia perkirakan selama ini salah. Sosok kejam dan sadis Ha-rin bersembunyi lewat topeng wajah kalemnya.

Sumber: tving.official

Baca juga: Review ‘The Hunger Games: The Ballads of Songbirds and Snakes’: Isu Kelas hingga Masa Lalu Presiden Snow

Ha-rin memanfaatkan power atau kedudukan sebagai cucu pemilik sekolah agar bisa semena-mena menindas teman-teman yang enggak bersalah. Penyalahgunaan kekuasaan ini juga membuat pihak sekolah enggak berkutik dengan perlakuan Ha-rin karena ancaman yang diberikan olehnya. Mereka menutup-nutupi bullying yang terjadi.

Sebetulnya apa yang dilakukan oleh Ha-rin sendiri berhubungan dengan masa lalunya. Dan ini masih banyak menimbulkan spekulasi di kalangan penonton. Rahasia kekejaman Ha-rin pun terungkap nanti di dua episode terakhir Pyramid Game. Jika kamu penasaran dengan akhirnya, bisa ditonton lewat OTT Viu.



#waveforequality


Avatar
About Author

Chika Ramadhea

Dulunya fobia kucing, sekarang pencinta kucing. Chika punya mimpi bisa backpacking ke Iceland.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *