Culture Screen Raves

‘The Glory’: Aksi Balas Dendam Sempurna Song Hye Kyo

Bagaimana jika korban perundungan di sekolah merencanakan aksi balas dendam paripurna untuk menghancurkan lawan?

Avatar
  • January 6, 2023
  • 5 min read
  • 2593 Views
‘The Glory’: Aksi Balas Dendam Sempurna Song Hye Kyo

Kalau kamu suka drama Korea Selatan dengan cerita siswa kaya merundung teman sekelas yang miskin, seperti Who Are You: School 2015 dan Class of Lies, maka The Glory adalah pilihan pas selanjutnya. Tak cuma ceritanya yang mudah relate dengan kita, sepanjang episode, kamu bakal dibuat ngeri-ngeri sedap melihat adegan perundungan yang tampak sangat nyata.

Setiap episode The Glory akan diisi dengan suara Moon Dong-eun yang terdengar tengah membacakan surat kepada Yeon-jin. Nantinya kita tahu, Yeon-jin adalah pelaku perundungan kepada Moon Dong-eun ketika mereka masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA).

 

 

Baca juga: ‘The Big 4’ dan Kesukaan Kita pada Film ‘Gore’

Perundungan Terasa Nyata

Dari sisi cerita, memang naskah The Glory cukup sederhana. Itu hanya menceritakan tentang Moon Dong-eun yang punya rencana untuk balas dendam kepada Park Yeon-jin dan teman-teman gengnya. Namun, efek slow burn yang diberikan oleh drama ini membuat cerita sederhana tadi menjadi kompleks dan kian seru.

Perundungan yang digambarkan di The Glory tampak sadis bagi saya. Saya pikir ini tidak ada bedanya dengan adegan kekerasan di film genre gore slasher. Benar-benar sadis, eksplisit, sampai saya dibikin bengong sepanjang durasi.

Korban dipermalukan, dipukul, dan ditendang di depan teman-teman sekelasnya. Tak hanya itu, tangan dan kaki Moon Dong-eun ditempeli dengan alat catok rambut yang masih sangat panas. Akibatnya, Moon Dong-eun menderita luka bakar yang sangat parah dan menimbulkan bekas luka besar di sekujur tubuh.

Saya bergidik ngeri, bagaimana mungkin murid-murid SMA bisa terpikirkan untuk melakukan hal keji seperti itu.

Hal yang lebih mengesalkan dari perundungan ini adalah tidak adanya perlindungan bagi Moon Dong-eun dan juga korban-korban perundungan lainnya. Memang benar, korban dari geng Park Yeon-jin tidak hanya Moon Dong-eun tapi ada siswa lainnya juga.

Ketika memutuskan untuk berhenti sekolah, Moon Dong-eun menuliskan beberapa alasan dan nama-nama orang yang pernah merundungnya. Dia juga menuliskan nama wali kelasnya yang memang ikut andil dalam kasus kekerasan di sekolah ini.

Wali kelas membela Park Yeon-jin dan teman-teman gengnya hanya karena mereka anak dari orang kaya. Bahkan, wali kelas tersebut tak segan menampar dan memukul Moon Dong-eun karena memasukkan namanya ke dalam laporan itu.

Setelah keluar dari SMA, Moon Dong-eun bertekad untuk membalas dendam atas semua perbuatan buruk Park Yeon-jin yang sudah menghancurkan hidupnya. Moon Dong-eun merasa tidak punya lagi apa pun yang tersisa. Dia ingin Park Yeon-jin merasakan apa yang pernah dirasakannya.

Baca juga: Review ‘Reborn Rich’: Premis ‘Eat the Rich’ dan Konsep ‘Time Travel’ yang Unik

Sebagai penonton drama ini, kamu mungkin akan setuju dengan aksi balas dendam yang akan dilakukan oleh Moon Dong-eun. Kita digiring untuk memberikan dukungan penuh buat korban.

“Kamu tahu apa keuntungan tak punya agama? Kita tahu akan ke mana saat kita mati. Neraka.”

Dialog ini pun sudah menandakan bahwa tidak ada yang dia ditakuti lagi di dunia ini, saat merencanakan aksi balas dendam. Kita, seperti biasa, mengamini dengan sukarela.

 Naskah Ciamik, Penyutradaraan yang Paripurna

Sebagai penggemar karya penulis Kim Eun-sook, The Glory memang tidak akan bisa saya lewatkan. Semua drama yang ia keluarkan sejauh ini, memiliki cerita yang beragam. Bahkan seluruh drama Kim Eun-sook hampir tidak ada yang gagal di pasaran. Laris manis dan diminati dari penggemar di seluruh dunia.

Rating drama-drama yang ia ciptakan semuanya menyentuh angka lebih dari 10 persen. Drama Lovers in Paris yang diproduksi di 2004 misalnya, menyentuh rating lebih dari 50 persen, tulis The Chosun Ilbo, media Korea Selatan. Ini membuktikan, hampir setengah masyarakat Korea Selatan menonton drama itu.

Drama The Glory ini bahkan saya habiskan hanya dengan waktu dua hari saja. Mungkin ada yang menontonnya dalam sekali duduk karena dramanya benar-benar seru dan menegangkan. Kita perlahan-lahan akan dibawa ke dalam suatu cerita yang membuat kita merasa menjadi tokoh utamanya.

Satu hal yang unik dari Kim Eun-sook adalah dia selalu membuat tokoh utama perempuan di dramanya sangat berdaya. Dia menjadikan perempuan sebagai sosok yang kuat, mandiri, dan bisa berdiri dengan kemampuannya sendiri.

Ini terlihat jelas dari bagaimana dia menggambarkan Gil Ra-im di Secret Garden, stunt woman dalam film aksi. Kang Mo-yeon di Descendants of The Sun yang meraih kesuksesan sebagai dokter di rumah sakit tanpa adanya koneksi dari petinggi dan pejabat. Pun, ada Go Ae-shin di Mr. Sunshine yang berani mendobrak batas, menolak patuh pada laki-laki, menjadi sosok yang tangguh, dan tak kenal takut.

The Glory sendiri disutradarai oleh Ahn Gil-ho yang juga sama terkenalnya dengan Kim Eun-sook. Di The Glory, Ahn Gil-ho membedakan warna untuk adegan di masa lampau dan sekarang. Tanpa perlu dijelaskan lebih jauh, kita bisa dengan mudah membedakan latar waktu terjadinya peristiwa. Warna kuning buram untuk adegan masa lalu dan putih terang untuk adegan masa kini.

Selain itu, penempatan kamera yang baik membuat drama The Glory cukup memanjakan mata. Kita sesekali bakal diajak berkeliling mengelilingi Kota Seoul dan Semyong yang cantik. Di waktu lain, pandangan kita dibetot untuk menyaksikan kengerian perundungan dan kekerasan.

Baca juga: 4 Rekomendasi Film Horor tentang ‘Hagsploitation’

Akting Para Pemain yang Tiada Lawan

Ini adalah kali kedua Song Hye-kyo bermain dalam karya penulis Kim Eun-sook. Sebelumnya ia bermain di drama Descendants of The Sun sebagai tokoh utama perempuan, Kang Mo-yeon.

Beberapa kali menonton drama-drama dari Song Hye-kyo, mungkin ini adalah pengalaman pertamanya berperan sebagai sosok yang menyimpan niat balas dendam. Selama ini yang saya tahu, Song Hye-kyo selalu memainkan karakter perempuan protagonis yang dilindungi oleh tokoh utama laki-laki.

Namun, di sini kita akan melihat perubahan itu. Ia tak butuh orang lain untuk melindungi dirinya. Ia kuat dan anggun dalam satu waktu.

Tidak hanya Song Hye-kyo, karakter Park Yeon-jin (Lim Ji-yeon) juga khas. Ini mengingat Lim Ji-yeon tidak pernah menjadi tokoh jahat dan hanya berperan sebagai perempuan rapuh.

Mungkin sebagian orang yang menonton drama The Glory akan berpikir, tipe-tipe drama seperti ini tidak boleh ada bumbu-bumbu romansa di dalamnya. Sebab, itu terlalu dark dan sadis, sehingga dikhawatirkan akan mengubah alur cerita dalam drama. Namun, menurut saya karakter Joo Yeo-jeong yang menyimpan perasaan dengan Moon Dong-eun justru memberi nuansa lain dari The Glory. Joo Yeo-jeong lah satu-satunya orang yang bisa mengerti alasan mengapa Moon Dong-eun melakukan rencana balas dendam ini. Ia mendukung secara diam tanpa menghakimi, juga tidak memaksa Moon Dong-eun untuk membalas perasaannya.


Avatar
About Author

Chika Ramadhea

Dulunya fobia kucing, sekarang pencinta kucing. Chika punya mimpi bisa backpacking ke Iceland.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *