Israel Menyadap Flotilla dan Menangkap Aktivis: Apa Saja yang Terjadi?
Militer Israel menghadang dan menyadap iringan puluhan kapal kecil atau flotilla, bagian dari Global Sumud Flotilla (GSF) yang berusaha masuk ke Gaza membawa bantuan kemanusiaan, seperti makanan dan obat-obatan. Melansir laporan GSF, Israel menangkap ratusan aktivis. Kapal Marinette dengan bendera Polandia jadi yang terakhir disita oleh pasukan Israel, pada Jumat (3/10) pagi.
Melansir dari Reuters, Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan penangkapan ini dilakukan karena kapal-kapal yang berisi aktivis dari berbagai negara itu berupaya “menembus pemblokiran resmi” untuk masuk ke daerah konflik.
Baca juga: Madleen Kullab: Nama Perempuan Gaza Inspirasi Kapal Freedom Flotilla
Korban penangkapan
Menurut Global Sumud Flotilla, Israel menangkap sekitar 461 aktivis dari 47 negara, setelah menghadang 42 kapal. Berikut adalah beberapa kapal yang dihadang militer Israel:
- Kapal Australe (berisi 8 orang warga negara Turki)
- Mikeno (berisi 8 orang warga negara Amerika, Spanyol, Malaysia, Brazil, Turki, dan Norwegia)
- Dir Yassine (24 orang warga negara Irlandia, Tunisia, Moroko, Amerika Serikat, Britania Raya, dan Pakistan)
- Grande Blu (10 orang warga negara Bulgaria, Italia, Malaysia, Swedia, Swiss, Brazil, Turki, dan Austria)
- Marinette (6 orang warga negara, Australia, Turki, dan Jerman)
Warga Negara Indonesia, Wanda Hamidah dan Muhammad Fatur Rohman juga awalnya berlayar dengan flotilla untuk ke Gaza. Namun, seperti dikutip dari Kompas.ID, Wanda mengungkapkan, ia dan Fatur sudah dua pekan berada di Sisilia, Italia karena masalah teknis. Kapal mereka dari Tunisia, dianggap terlalu tua untuk melanjutkan perjalanan ke Gaza.
Di samping itu, dia mengajak masyarakat menekan pemerintah Indonesia untuk mengawal misi flotilla.
“Kepada seluruh rakyat Indonesia untuk mengecam pemerintahan, mengecam zionis Israel, dan mengimbau rakyat Indonesia untuk melakukan penekanan terhadap pemerintah Indonesia untuk mengawal misi Global Sumud Flotilla, dari daratan, dari lautan, dan juga dari udara,” kata Wanda dalam video yang diunggah di akun Instagramnya, @wandahamidahbsa.
Baca juga: #AllEyesonMadleene: Apa yang Bisa Kamu Lakukan untuk Akhiri Impunitas Israel
Desakan Internasional
Sejumlah kepala negara mengungkapkan keresahan atas penangkapan warga mereka. Presiden Turki, Recep Tayyip Erdoğan mengatakan tindakan Israel melawan hukum dan menegaskan, pemerintahannya akan mengambil langkah untuk melindungi warga Turki yang ditangkap.
Sementara itu, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim berjanji membuat Israel bertanggung jawab dengan cara-cara yang legal. President Kolombia, Gustavo Petro membatalkan perdagangan dan mengeluarkan diplomat Israel dari negaranya. Dia juga mengungkapkan akan menempuh jalur apa pun, termasuk pengadilan di Israel untuk mengembalikan warganya.
“Jika informasi (tentang penangkapan flotilla) ini benar, terdapat kejahatan internasional baru yang dilakukan Netanyahu,” kata Presiden Kolombia, Gustavo Petro di akun X-nya, @petrogustavo.
“Saya mengutuk keras pencegatan armada Global Sumud oleh Israel. Kapal-kapal ini membawa warga sipil tak bersenjata dan pasokan kemanusiaan yang menyelamatkan nyawa untuk Gaza, namun mereka justru menghadapi intimidasi dan paksaan,” kata Anwar dalam keterangannya di Kuala Lumpur, Kamis (2/10).
Tak hanya dari kepala negara, aksi pro-Palestina pun terjadi di berbagai belahan dunia, seperti Australia, Amerika Latin, dan Eropa. Sebanyak 15 ribu demonstran di Barcelona meneriakkan yel-yel, “Palestina kau tak sendiri”, “boikot Israel”, dan “kebebasan untuk Palestina”.
Ratusan demonstran di Irlandia berkumpul di area gedung Parlemen Irlandia di Dublin. Mereka menghubungkan tindakan Israel dengan jejak sejarah Irlandia yang dijajah Inggris. Menurut laporan Al-Jazeera, 10 ribu demonstran berkumpul di Roma, setelah sejumlah serikat besar menyerukan pemogokan kerja sebagai solidaritas untuk flotilla.
















