Issues

5 Artikel Pilihan: Arawinda, Pesantren Jombang, hingga ‘Citayam Fashion Week’

Redaksi Magdalene merangkum lima berita pilihan untuk pekan ini, mulai dari kasus Arawinda, kekerasan seksual pesantren Jombang, hingga ‘Citayam Fashion Week’.

Avatar
  • July 8, 2022
  • 3 min read
  • 278 Views
5 Artikel Pilihan: Arawinda, Pesantren Jombang, hingga ‘Citayam Fashion Week’

1. Label Pelakor Arawinda: Tak Adil Gender, tapi Kok Langgeng di Medsos?

Hari-hari ini kita diributkan dengan kasus dugaan perselingkuhan yang diduga menyeret artis peran Arawinda. Masalahnya, seperti kasus serupa yang sudah-sudah, cuma orang ketiga saja yang namanya viral di internet. Tak cuma menerima body shaming, cancel culture, pemeran Yuni itu juga diedit profilnya di Wikipedia dengan tambahan label “pelakor”. Sementara, lelaki yang mengkhianati pernikahan monogami dengan istrinya, lolos dari bulan-bulanan media dan media sosial.

Dalam kosakata tentang hubungan intim antara lelaki perempuan, ada istilah “pelakor”, yang mungkin belum masuk secara resmi ke dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tapi saya perhatikan sudah menjadi pemahaman umum. Sepertinya ini sebuah istilah yang muncul dari dunia hiburan atau infotainment berkaitan dengan dunia keartisan atau kalangan selebritas.

 

 

Baca selengkapnya di sini.

2. Penyelewengan Dana ACT: Alasan Waspadai Lembaga Filantropi

“Aksi Cepat Tilep” belakangan ini menduduki trending topic linimasa Twitter, sebagai “kepanjangan baru” dari akronim Aksi Cepat Tanggap (ACT). Perbincangan itu berawal dari liputan Majalah Tempo berjudul “Kantong Bocor Dana Umat”, yang dipublikasikan pada (2/6).

Dalam laporannya, Majalah Tempo mengungkap penyalahgunaan dana oleh ACT. Petinggi organisasi yang berdiri sejak 2005 tersebut, diduga menyalahgunakan dana untuk memenuhi gaya dan kebutuhan hidup mereka. Pasalnya, uang yang disalurkan tidak sebanding dengan hasil penggalangan dana.

Simak artikelnya di sini.

3. 3 Sisi Lain ‘Citayam Fashion Week’ di Stasiun Sudirman

Media sosial, dari TikTok hingga Instagram belakangan dipenuhi dengan fenomena unik di kawasan Stasiun KRL Sudirman dan MRT Dukuh Atas BNI. Daerah yang dahulu hanya dipadati para komuter atau orang-orang kantoran, kini bersalin wajah jadi tempat nongkrong anak baru gede (ABG) Citayam, Bojong Gede, hingga Cilebut.

Biasanya, para remaja ini menghabiskan waktu dengan mengobrol bersama, bernyanyi sambil memetik gitar, bermain skateboard, atau sekadar mejeng.

Dari pelbagai kegiatan ini, ada pemandangan relatif unik di Stasiun Sudirman, yakni Citayam Fashion Week. Istilah “Citayam Fashion Week” sendiri dipopulerkan oleh kreator konten TikTok, @radita.pradana untuk menunjukan remaja-remaja dari kota satelit, Depok dan Bogor yang percaya diri unjuk gigi berbusana nyentrik.

Ini artikel lengkapnya.

4. Atas Nama Baik Pesantren Jombang, Kekerasan Seksual Dipinggirkan

Sebenarnya kasus yang terjadi di Pesantren Shiddiqiyyah Jombang ini cuma satu dari fenomena gunung kekerasan seksual di lembaga pendidikan Islam tersebut. Di Jawa Tengah, Direktur Legal Resources Cencer untuk Keadilan Jender dan Hak Asasi Manusia (LRC-KJHAM ) Jawa Tengah, Fatkhurozi memaparkan, dari 2009 sampai 2012, sebanyak 85 perempuan dan anak menjadi korban kekerasan seksual di lingkungan pondok pesantren. Kekerasan yang dimaksud meliputi sodomi, perkawinan paksa, perkawinan di bawah umur, pelecehan seksual, pemerkosaan, dan lain-lain.

Jika mengetik kata kunci kekerasan seksual di pesantren secara acak, Google akan menghadirkan beragam kasus, mulai dari sodomi 15 anak yang dilakukan pimpinan pesantren dan guru mengaji di Kabupaten Lhokseumawe, Aceh. Tahun lalu, guru pesantren Desa Batu Kuwung, Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang, Banten, JM (52) juga diamuk karena diduga memperkosa para santriwati. Di Bantul, Yogyakarta, kasus kekerasan seksual dialami oleh beberapa santri yang dipaksa melakukan seks oral oleh salah satu gurunya.

Selengkapnya di sini.

5. Parenting Lesson from My Anti-Mainstream Mom

My mom raised me to have a mind of my own, but completely by accident. It wasn’t like she read parenting books or subscribed to the Montessori method or anything. She once joked that her parenting style was “sawiyos” or Sundanese for “whatever”. It’s not that I was allowed to just do whatever I wanted, but more that she mostly let me figure things out for myself and make my own decisions (and experience the consequences). She raised me that way not because she was listening to parenting experts, but because she just loved me. She loved having children. 

Read the story here.


Avatar
About Author

Magdalene