5 Hal yang Perlu Diketahui Soal Teknologi Deepfake
Teknologi deepfake semakin marak dan canggih, menimbulkan bahaya terutama bagi perempuan yang wajahnya sering dimanipulasi dan disebarkan di situs porno.
video deepfake – Baru-baru ini muncul video di Tik-Tok yang memperlihatkan aktor Hollywood, Tom Cruise, tengah bermain golf. Lalu di video selanjutnya ia terlihat sedang memperlihatkan sebuah trik sulap dengan menghilangkan sebuah koin. Beberapa video dari akun Tik-Tok bernama @deeptomcruise ini menimbulkan pertanyaan dari jutaan warga dunia, “Loh, ini beneran Tom Cruise main Tik-Tok?”
Apa itu Deepfake
Video dengan wajah Tom Cruise itu adalah hasil dari kecanggihan teknologi yang bernama deepfake. Apa itu deepfake? Deepfake adalah sebuah teknologi berbasis machins learning yang bertujuan untuk memanipulasi sebuah foto atau video yang sebetulnya tidak pernah terjadi.
Teknologi ini memungkinkan seseorang memanipulasi sebuah video dengan mengganti wajah seseorang dengan wajah orang lain secara instan. Deepfake sebagian besar digunakan dalam ranah pornografi. Jika kamu pernah mendengar kasus video Scarlett Johanson yang wajahnya diedit ke dalam sebuah video porno, itu hanya satu dari banyaknya video deepfake pornografi yang sangat merugikan perempuan.
Baca Juga: Alasan Psikologis Pelajar Matikan Kamera Saat Kuliah Daring
Dikutip dari The Guardian, data dari sebuah firma intelijen artifisial, Deeptrace, menemukan ada 15.000 video seperti ini yang tersebar di dunia maya pada September 2019, atau meningkat 100 persen dalam sembilan bulan sejak Januari 2019. Selain itu, 96 persennya merupakan video porno dan 99 persen dari wajah yang berada di video tersebut merupakan selebritas perempuan dan bintang porno.
1. Bagaimana Cara Membuat Deepfake
Semakin hari, teknologi seperti ini semakin mudah digunakan dan hasil penyuntingannya terlihat lebih halus. Bagaimana sebetulnya deepfake dibuat? Banyak pihak, seperti peneliti dari universitas dan orang-orang di studio-studio efek khusus, telah lama menguji coba sejauh mana mereka bisa memanipulasi sebuah gambar dan video.
Proyek pertama yang berhasil cukup signifikan bernama program video rewrite, yang terbit pada 1997. Program ini memodifikasi rekaman orang yang tengah berbicara untuk menggambarkan orang tersebut mengucapkan kata-kata dari audio yang berbeda.
Langkah awal pembuatan deepfake adalah dengan menggunakan teknologi algoritme kecerdasan buatan yang biasa dikenal dengan Generative Adversial Network (GAN). Teknologi ini memiliki dua bagian jaringan yang berjalan secara beriringan dan menciptakan sebuah manipulasi yang nampak nyata sesuai harapan.
2. Deepfake Tokoh Politik Dunia
Beberapa kali teknologi deepfake digunakan dalam isu politik. Tahun lalu, beredar video deepfake pidato dari Presiden Rusia, Vladimir Putin, yang menyatakan bahwa Amerika tidak membutuhkan campur tangan mereka, toh Trump akan merusak demokrasi dengan sendirinya. Ini merupakan video deepfake yang memang sengaja dibuat oleh kelompok advokasi non-partisan RepresentUs untuk melindungi hak suara selama pemilihan presiden AS tahun lalu.
Sebelumnya, tahun 2018, aktor Jordan Peele yang berkolaborasi dengan Buzzfeed menciptakan video deepfake dengan suara Peele namun dengan wajah Barack Obama. Video deepfake dibuat sebagai iklan layanan publik untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap teknologi deepfake.
Baca Juga: Perbuatan Asusila, Kekerasan Seksual, dan Tafsir Masyarakat
Untuk beberapa hal, deepfake memang dapat digunakan untuk hal-hal positif, tetapi teknologi ini juga dapat memicu munculnya berbagai video-video misinformasi yang dapat membahayakan masyarakat.
3. Deepfake Bukan Sekadar Video Tetapi Bisa Juga Suara
Tidak hanya video dan foto, teknologi ini juga dapat memanipulasi suara seseorang. Pada Maret 2019 lalu, kepala anak perusahaan energi Jerman di Inggris membayar hampir £200.000 ke rekening bank di Hungaria setelah ditelepon oleh seorang penipu yang meniru suara CEO dari perusahaan tersebut. Perusahaan asuransi memercayai bahwa suara itu palsu, namun buktinya tidak terlalu jelas. Penipuan yang sama juga dilaporkan menggunakan rekaman suara via WhatsApp.
4. Sering Digunakan untuk Meneror dan Lakukan KBGO
Teknologi deepfake dapat juga digunakan untuk melancarkan kekerasan berbasis gender online (KBGO), khususnya yang menargetkan perempuan, terutama artis dan selebritas. Di Korea Selatan baru-baru ini muncul kasus beredarnya foto idola K-pop, Nancy, salah satu anggota girlband Momoland, yang tengah berganti baju. Ketika ditelusuri lebih lanjut, foto tersebut merupakan hasil manipulasi teknologi deepfake.
Hal ini termasuk dalam kategori KBGO yang sering kali menyasar perempuan. Menurut data Center and Education on Violance Against Women and Children Learning Network, jumlah video deepfake bertambah dua kali lipat pada 2018 hingga 2019. Sebanyak 14.678 video deepfake ditemukan di situs porno dan menargetkan perempuan yang berprofesi sebagai artis.
Baca Juga: Aroma Seksualisasi ‘NewJeans’, Grup ‘Idol’ K-Pop di Bawah Umur
5. Cara Membedakan Deepfake dengan Video dan Foto Sesungguhnya
Dari tahun ke tahun, teknologi deepfake semakin berkembang dan canggih, membuat video-video hasil teknologi ini semakin halus terlihat dan sulit dibedakan. Seorang peneliti di Amerika menemukan bahwa wajah di dalam video deepfake berkedip tidak normal. Dikutip dalam The Guardian, hal ini tidak mengejutkan sebab teknologi tersebut hanya membaca gambar-gambar dengan wajah dengan mata terbuka, jadi algoritmanya tidak pernah mempelajari tentang berkedip. Namun, ketika temuan itu dipublikasikan, “kecacatan” ini langsung diperbaiki dan video deepfake muncul semakin halus dan mata objek video berkedip secara alami.
Video deepfake dengan kualitas yang lebih rendah lebih mudah untuk dikenali. Hal ini bisa terlihat dari kualitas lipsync yang buruk, atau warna kulit yang berbeda. Selain itu, bagian rambut juga sebetulnya bagian tersulit untuk dimanipulasi oleh teknologi ini.