Issues Safe Space

Suka Dianggap ‘Ramah-tamah’, Berikut Bentuk Pelecehan yang Sering Tidak Disadari

Pelecehan seksual bisa menimpa siapa saja. Sayangnya, masih ada beberapa tindakan yang sering kali dianggap lumrah.

Avatar
  • June 3, 2024
  • 5 min read
  • 979 Views
Suka Dianggap ‘Ramah-tamah’, Berikut Bentuk Pelecehan yang Sering Tidak Disadari

Sedang asyik menyantap santap siang, Jiah, seorang YouTuber asal Korea Selatan viral karena nampak kebingungan saat ditanya beberapa pertanyaan oleh dua orang laki-laki yang baru dikenalnya. 

Pada video berdurasi 24 menit itu, Jiah terlihat mengawali videonya dengan mengulas makanan khas Manado, sebelum akhirnya diajak bergabung untuk makan satu meja dengan dua orang laki-laki. 

 

 

Awalnya mereka saling sapa, kemudian mulai bertanya asal daerah dari diri mereka masing-masing. Setelah berada di satu meja, salah satu dari pria tersebut mulai menanyakan tempat Jiah menginap. Jiah pun merespons dengan memberikan penilaian terhadap hotel tersebut. “Hotelnya bagus!” puji Jiah. Setelah mendapat respons, para lelaki lanjut menanyakan apakah Jiah benar-benar sendiri ke Manado. “Sendiri di sini?” tanya pria di depan Jiah. “Iya, nggak (dengan) teman. Saya akan cari teman baru,” jawab Jiah. Merespons hal tersebut, kedua laki-laki itu mulai memperkenalkan diri dan menyebut dirinya sebagai teman baru Jiah. Mereka mengenalkan diri sebagai Albert dan Alex.

Baca juga: Guru Cek Paksa Menstruasi Siswa? Itu Pelecehan

Setelah berkenalan dan mulai melanjutkan makan, laki-laki di samping Jiah, Albert, mulai melemparkan pertanyaan yang membuat Jiah tertegun. “Mampir ke hotel Aku boleh?” tanyanya. Jiah terdiam. Ia menuliskan “……?” sebagai keterangan di videonya. Pertanyaan itu diulang kembali sampai akhirnya Jiah menolak dengan alasan perlu melanjutkan perjalanan ke Bunaken. Tidak hanya meminta untuk mampir ke hotel, kedua pria tersebut juga sempat menanyakan nomor ponsel Jiah. Namun hal ini tidak berlanjut karena Jiah menolak dengan menjawab kontaknya nomor Korea.

Pengalaman Jiah kemudian memantik diskursus tentang pelecehan seksual di media sosial. Beberapa netizen menilai tindakan kedua pria dalam video tersebut adalah tindak pelecehan. Beberapa dari komentar juga menyarankan Jiah agar lebih berhati-hati ketika bertemu dengan orang baru. 

“Mengajak ke hotel aja sudah termasuk pelecehan, meminta nomor HP padahal baru kenal termasuk pelanggaran privasi. Jiah sendiri mau ngerekam, tapi dia ijin terlebih dahulu kok. Keliatan kan, 2 oknum warga indonesia ini enggak ada etika dan adabnya,” tulis akun @clb868 di kolom komentar.

Tidak hanya itu, beberapa dari netizen juga menyampaikan bahwa meskipun terlihat seperti tindakan ramah-tamah, apa yang dilakukan pria tersebut tetaplah berbahaya. 

“Warga Indonesia memang ramah ramah, tapi jangan sampai Anda lengah. Bisa saja ada yang berusaha memanfaatkan Kamu nanti di sini,” ketik @RockyVisionMotovlog turut mengomentari. 

Memang masih banyak orang yang ternyata belum tahu bentuk-bentuk kekerasan seksual. Sehingga saat terjadi, banyak korban yang tak tahu ia mendapat pelecehan. Secara sederhana pelecehan terjadi ketika hak seseorang dirampas secara paksa atau dibawah tekanan.

Baca juga: ‘Kalau Kamu Nolak, Nanti Aku Makin Parah’: Modus Pelecehan Berdalih ‘Sakit’

Sering Kali Tidak Dikenali

Berkaca pada kejadian yang menimpa Jiah, pelecehan seksual sering kali muncul dalam bentuk tindakan atau gurauan ‘biasa’. Terbalut dalam dalih candaan atau ramah tamah, pelecehan seksual sering kali menimpa perempuan tanpa disadari.

Tiga dari lima perempuan pernah mengalami pelecehan seksual di ruang publik. Data ini Hollaback! Jakarta, perEMPUan, Lentera Sintas Indonesia, Perkumpulan Lintas Feminis Jakarta (JFDG), dan Change.org. 

Pelecehan ini terjadi dalam berbagai bentuk dengan proporsi terbesar adalah tindak pelecehan seksual verbal. Hal ini meliputi beberapa tindakan mencakup candaan seksis, siulan, hingga komentar atas tubuh. 

Bersamaan dengan peluncuran data ini, dikutip dari Republika, Anindya Restuviani dari Hollaback Jakarta mengatakan bahwa masih banyak perempuan yang tidak sadar saat menerima pelecehan seksual. Dari ribuan data yang terhimpun, sekitar lebih dari 50 persen peserta mengaku tidak pernah menjadi korban pelecehan seksual. Namun, saat datanya ditelusuri, meskipun menjawab tidak pernah mengalami pelecehan seksual, respon lanjutan mereka mengatakan bahwa setidaknya mereka pernah mengalami siulan saat berjalan sendirian. Menurutnya, hal ini terjadi karena banyak dari perempuan belum teredukasi tentang bentuk-bentuk pelecehan seksual sehingga banyak korban merasa hal tersebut tidak termasuk ke dalamnya. 

Baca juga: Survei: 3 dari 5 Perempuan di Indonesia Alami Pelecehan Seksual di Ruang Publik

Beberapa Bentuk Pelecehan yang Sering Tidak Disadari

Dari beberapa bentuk pelecehan seksual, ada beberapa bentuk dari tindakan ini yang sering tidak dikenal. Dilansir dari 11principleconsent.org, beberapa tindakan pelecehan seksual ini kerap kali dinormalisasi dan berbahaya dalam pelanggengan budaya pemerkosaan.

1. Catcalling

Pelecehan seksual tidak hanya berkonotasi fisik. Tindakan merendahkan siapa saja secara verbal (catcalling) juga merupakan bentuk pelecehan seksual. Berdasarkan data yang dihimpun oleh Komnas Perempuan, catcalling masih menjadi tindak pelecehan seksual yang sering kali dilontarkan. Hal ini meliputi godaan, panggilan yang merendahkan, siulan, hingga ajakan untuk melakukan sesuatu tanpa consent.  

Selain itu, masih dalam temuan Komnas Perempuan, masyarakat Indonesia nyatanya masih menganggap lumrah tindakan-tindakan catcalling seperti ini. Tidak jarang hal ini juga didasarkan pada pembenaran dengan alasan ramah tamah yang membuat kasusnya menjadi tidak terlihat. 

2. Lelucon yang merendahkan (rape jokes)

Di Indonesia, lelucon bernada seksual dan merendahkan masih sering ditemukan. Sering kali, orang-orang tidak menyadari tindakan ini sebagai salah satu perlakuan yang melecehkan. 

Candra (2023) dalam penelitiannya yang membahas terkait Humor Seksis, menemukan, banyak dari perempuan sendiri tidak menyadari bahwa tindakan ini adalah bagian dari pelecehan seksual. Ketika dilemparkan lelucon semacam ini, lingkungan sekitar memiliki peran penting pada persepsi perempuan. Dengan paham patriarkis yang dominan, penelitian menunjukan bahwa mayoritas laki-laki (yang berada pada posisi dominan) menganggap humor sejenis ini sebagai hiburan. Perempuan, dengan posisi tawar yang berbeda pada akhirnya akan memaknai humor ini sesuai dengan situasi dan konteks yang ada saat kejadian terjadi. 

3. Menyentuh bagian tubuh tanpa consent

Selain tindakan verbal, menyentuh bagian tubuh seseorang tanpa persetujuan juga jadi hal yang masih sering dilakukan. Hal ini meliputi tindakan apa saja termasuk merangkul tanpa persetujuan, hingga menyentuh beberapa bagian tubuh saat bercanda. Padahal, dikutip dari laman resmi Komnas Perempuan, pelecehan seksual sendiri meliputi semua tindakan yang merendahkan termasuk menyentuh tubuh orang lain tanpa persetujuan. Apabila dilakukan tanpa consent/ persetujuan, tindakan ini merupakan sebuah tindak pelecehan dan dapat dipidana. 


Avatar
About Author

Syifa Maulida

Syifa adalah pecinta kopi yang suka hunting coffee shop saat sedang bepergian. Gemar merangkai dan ngulik bunga-bunga lokal

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *