December 5, 2025
Culture Opini Screen Raves

‘Bon Appétit, Your Majesty’: Cinta dalam Sepiring Konspirasi

Antara cinta, masakan, dan kudeta, ‘Bon Appétit, Your Majesty’ adalah drama Korea yang sukses memadukan rasa dan romansa di dapur kerajaan.

  • October 13, 2025
  • 4 min read
  • 1009 Views
‘Bon Appétit, Your Majesty’: Cinta dalam Sepiring Konspirasi

(mengandung spoiler)

Dari sekian banyak genre drama Korea, ada satu yang biasanya membuat saya mundur perlahan, yaitu saeguk alias drama sejarah. Kecuali melibatkan zombie seperti Kingdom, saya kurang bisa menikmati drama historikal karena karakternya terlalu banyak, konteks sejarahnya ribet, dan suasananya sering terlalu serius. Tapi semua itu berubah sejak saya menonton Bon Appétit, Your Majesty (Netflix). Drama ini membuktikan bahwa sejarah bisa dibumbui dengan rasa, kelucuan, dan romansa, tanpa kehilangan tensi atau emosi.

Kisahnya dimulai dengan Yeon Ji-young (Lim Yoon-ah), seorang chef muda spesialis masakan Prancis yang baru saja menjuarai kompetisi memasak. Saat membaca mantra dari buku kuno Mangunrok di tengah gerhana matahari, ia tiba-tiba terlempar ke era dinasti Joseon. Di masa lampau itu, ia tak sengaja menyelamatkan Raja Yi Heon (Lee Chae-min), yang awalnya curiga pada Ji-young karena penampilannya yang asing. Namun semua berubah ketika Ji-young menyajikan hidangan modern yang belum pernah dirasakan di masa itu.

Sejak saat itu, Ji-young terseret ke dalam istana dan dunia politiknya. Lewat masakan-masakan inovatif yang ia ciptakan dari bahan-bahan seadanya, ia tak hanya memikat sang raja dan para penghuni istana, tapi juga membuka banyak pintu, termasuk kompetisi yang bisa menentukan masa depan Joseon.

Yang membuat drama ini menonjol adalah caranya membangun hubungan emosional dengan penonton. Bon Appétit, Your Majesty tidak sekadar mengandalkan komedi situasi karena beda zaman, tapi juga menunjukkan bagaimana Ji-young sebagai karakter perempuan yang adaptif, cerdas, dan penuh empati bertahan dan berkembang di dunia yang asing.

Baca juga: ‘Beyond The Bar’: Serial Prosedural Hukum Baru Ala Korea

Masakan Korea sebagai narasi utama

Setiap episode drama ini dinamai dari masakan yang Ji-young buat. Di episode pertama, misalnya, ia memasak bibimbap dengan mentega dan gochujang, yang merupakan perpaduan asing bagi lidah orang Joseon. Awalnya mereka curiga, bahkan sempat menuduh Ji-young meracuni raja. Tapi rasa makanan yang bikin ketagihan itu menjadi titik balik yang mengubah segalanya.

Salah satu kekuatan utama drama ini adalah bagaimana masak-memasak bukan hanya gimmick visual atau pemancing lapar. Adegan memasak dijadikan bagian integral dari narasi. Dalam kompetisi pertamanya melawan koki istana, Ji-young harus membuktikan kemampuannya dengan taruhan ekstrem, bahwa yang kalah akan kehilangan tangan. Dalam situasi penuh tekanan ini, masakan Ji-young justru berhasil membangkitkan memori personal nenek sang raja, yang selama ini tidak tersentuh bahkan oleh cucunya sendiri.

Hal serupa berulang di berbagai tantangan lain, seperti saat Ji-young dan tim istana harus bertanding melawan koki dari Tiongkok dalam kompetisi besar yang diatur oleh musuh politik sang raja. Sutradara Jang Tae-yoo mengalokasikan tiga episode penuh untuk rangkaian ini, mulai dari pembuatan panci presto hingga eksekusi tiga menu. Tensi yang dibangun tak kalah seru dari film aksi.

Tidak seperti Tastefully Yours yang kebingungan mengisi episodenya dengan sub-plot yang tidak penting. Drama ini juga berani bermain dengan estetika. Setiap kali para juri mencicipi makanan, muncul visualisasi jenaka yang menggambarkan sensasi rasa secara berlebihan, dengan CGI norak yang justru mengundang tawa. Sentuhan ini memperkuat nuansa komedi Bon Appétit, Your Majesty, tanpa mengorbankan cerita.

Baca juga: Review ‘Trigger’: Saat Kegagalan Negara Dijawab dengan Moncong Senjata

Romansa dan luka sejarah

Namun, seperti masakan fusion yang mencoba menyatukan dua dunia, drama ini tidak selalu berhasil menjaga keseimbangan. Saat memasuki babak akhir, tone komedinya mendadak bergeser jadi gelap dan tragis. Pemberontakan yang selama ini hanya menjadi bisikan akhirnya benar-benar terjadi, dan beberapa karakter yang sudah kita cintai harus meregang nyawa. Perubahan suasana ini mengejutkan, namun terasa kuat karena kita sudah terikat dengan karakter-karakternya.

Yang agak mengganggu justru datang dari penggambaran karakter Raja Yi Heon. Meskipun disebut sebagai raja yang tiran, hampir tak ada visualisasi konkret yang menunjukkan keburukannya. Ia justru terus-menerus digambarkan sebagai sosok lovable, penuh senyum, dan bahkan canggung. Ketidaksesuaian ini menimbulkan disonansi, seperti menyaksikan animasi pemimpin lalim yang joget gemoy, seolah dosa-dosanya bisa dihapus dengan senyum dan efek lucu.

Baca juga: Romansa di Balik Dapur ‘Tastefully Yours’

Meski begitu, Bon Appétit, Your Majesty tetap menawarkan pengalaman menonton yang kaya rasa. Ia menggabungkan sejarah, masakan, romansa, dan konflik politik dalam satu sajian utuh yang menghibur. Seperti makanan fusion yang tidak ortodoks tapi tetap lezat, drama ini mungkin bukan favorit puritan sejarah, tapi sangat menggoda bagi mereka yang haus hiburan dan emosi.

Setelah menyaksikan seluruh episodenya, saya mengerti mengapa drama ini begitu digemari hingga para pemain dan kru diberi hadiah liburan ke luar negeri. Ia berhasil menyentuh banyak selera tanpa kehilangan rasa. Dan saya, seperti Ji-young, hanya ingin kembali ke masa lalu, sekadar untuk mencicipi lagi satu porsi kenangan itu.

About Author

Candra Aditya

Candra Aditya adalah penulis, pembuat film, dan bapaknya Rico. Novelnya ‘When Everything Feels Like Romcoms’ dapat dibeli di toko-toko buku.