Bulan Bahasa 2024 SMA Tarakanita 1: Ajak Siswa Terus Kreatif dan Inovatif
Bulan Bahasa SMA Tarakanita 1 tahun ini punya misi untuk menciptakan generasi muda yang cakap berbahasa tapi santun dan kreatif.
Pada (4/10), Sekolah Menengah Atas Tarakanita 1 menggelar Bulan Bahasa 2024. Kali ini mereka mengangkat tema “Santun Berbahasa Bijak, Berperilaku Wujudkan Kreativitas”. Acara yang didukung Ikatan Alumni SMA Tarakanita 1 Jakarta (INITARKI) bertujuan untuk mencetak generasi muda yang cerdas berbahasa, santun dalam perilaku, dan kreatif dalam mengekspresikan ide-idenya di era digital.
Bulan Bahasa tersebut diisi dengan diskusi panel inspiratif. Yang dihadirkan pun tak main-main, dari Ayu Utami, Novelis dan Seniman; Kartika Tjahja, Seniman Transdisiplin dan Direktur Institut Ungu; dan Dana Pranesthi, Konten Kreator. Mereka semua merupakan alumni SMA Tarakanita 1.
Menurut Andini Aritonang, Ketua INTARKI dalam rilis yang diterima Magdalene, diskusi panel inspiratif diharapkan bisa mewujudkan kreativitas murid SMA Tarakanita 1.
“Kami selalu bangga untuk kembali ke almamater dan turut andil dalam pengayaan kapasitas bagi adik-adik. Para alumni yang telah berpengalaman dan berprestasi di bidangnya masing-masing selalu merasa bahwa pemberdayaan generasi muda, terutama perempuan, sangatlah penting untuk selalu didorong,” ujar Andini.
Baca juga: ‘Senja Week 2024’: Ajak ‘Family Caregivers’ dan Lansia Hadapi Aging Population 2045
Catatan Diskusi Panel Inspiratif
Diskusi panel tertutup yang dipandu oleh Soraya Rahmita, Communication Specialist yang juga alumni SMA Tarakanita 1. Melalui kegiatan ini, para siswi diharapkan dapat memahami pentingnya komunikasi yang baik, dalam bahasa tulisan maupun lisan. Selain itu, juga memahami peranan besar bahasa dalam proses penciptaan karya.
Salah satu panelis, Ayu Utami bilang, pemilihan dan penggunaan bahasa dalam berkarya bisa menjadi bentuk ekspresi dari sang penulis.
“Dalam proses penulisan novel, berbahasa tidak selalu harus ‘halus’ karena terkadang berbahasa yang halus belum tentu memiliki arti yang baik. Namun, penggunaan bahasa yang ‘vulgar’ dalam karya sastra dapat memberikan kejutan yang menyenangkan dan tidak terduga, memberikan pengalaman membaca yang berbeda,” ucap Ayu.
Sementara itu, Kartika Jahja menyerukan pandangannya terkait berbahasa dan berkarya. Ia percaya, bahasa yang benar dan tepat bisa menyentuh orang.
“Berkarya dengan menggunakan bahasa bisa menjadi senjata yang powerful. Berbahasa melalui seni sering kali dianggap paling efektif dalam mendorong perubahan dengan sangat cepat, karya-karya yang diciptakan dapat mengubah pemikiran sebuah golongan hingga dapat mengubah status quo seseorang,” ungkapnya.
Baca juga: Mini Pop Up Show Teater Musikal ‘Catch Me If You Can’ Hadir di Senayan City
Di kesempatan yang sama, Dana Pranesthi menjelaskan, media sosial bisa menjadi tempat di mana setiap individu mengekspresikan semua hal dan semua mata mengawasi.
“Hal yang paling krusial dalam berbahasa di konteks media sosial adalah ketelitian mengunggah pesan yang hendak disampaikan kepada audiens. Begitu pun dengan pemilihan klien yang memiliki nilai yang sama dengan prinsip talent-ku, agar content creator dapat menghasilkan konten yang berbobot dengan bahasa yang baik,” ujarnya.
Pada akhirnya, SMA Tarakanita 1 berharap dengan Bulan Bahasa ini, para siswi bisa terus terinspirasi dan mengembangkan bakat untuk bisa kreatif di era digital.