Ciri-ciri ‘Inferiority Complex’ dan Cara Mengatasinya
Inferiority complex adalah istilah yang menggambarkan seseorang ketika merasa dirinya lemah dan tidak memiliki kemampuan serupa atau lebih baik dari orang lain.
Setiap orang pasti pernah alami perasaan insecure, merasa tidak berharga, dan menganggap orang lain lebih hebat dibanding dirinya. Nah, kalau kamu pernah atau sekarang sedang merasa seperti itu, mungkin saja kamu mengalami kondisi inferiority complex. Kadang-kadang merasakan perasaan seperti itu sangatlah biasa dan manusiawi, karena dapat memberikan dorongan untuk mengoreksi diri.
Menurut webmd.com, istilah inferiority complex pertama kali dikemukakan oleh dokter medis dan psikoterapis asal Austria Alfred Adler, yang menjelaskan keadaan seseorang yang merasa tidak percaya diri dengan kemampuannya yang berasal faktor seperti keterbatasan fisik atau psikologis yang nyata maupun sebatas yang ada dipikirannya saja.
Keadaan seperti ini bisa menyebabkan seseorang jadi merasa takut dan pemalu, hingga merasa kualitas pencapaian dirinya tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan orang lain.
Apa Itu Inferiority Complex?
Inferiority complex adalah istilah yang menggambarkan seseorang ketika merasa dirinya lemah dan tidak memiliki kemampuan serupa atau lebih baik dari orang lain. Inferiority complex lebih dari sekadar perasaan kecewa dan sedih waktu harus hadapi kegagalan.
Seseorang yang mempunyai kecenderungan ini akan selalu merasa pencapaian, kapabilitas, serta kebahagiannya tidak berarti dibandingkan orang di sekitarnya.
Baca Juga: Bagaimana Pandemi Bikin Saya Belajar Mencintai Diri Sendiri
Karena selalu melihat dirinya negatif, perasaan mereka jadi selalu pesimis dan takut kalau dirinya tidak dapat memenuhi harapan orang lain serta dirinya sendiri. Perasaan-perasaan negatif seperti ini yang jadi penghambat mereka untuk meraih impian.
Menurut helosehat.com, inferiority complex ada dua jenis, yaitu inferioritas primer dan sekunder. Inferioritas primer terjadi pada waktu kanak-kanak, saat orang tuanya sering sekali membandingkan dirinya dengan anak yang lain.
Anak yang sering sekali dimarahi dan diragukan kemampuannya, nantinya bisa berkembang menjadi orang yang memandang dirinya jadi tidak berarti.
Sementara itu, inferioritas sekunder adalah ketidakmampuan seseorang saat dewasa untuk mencapai tujuan karena merasa rendah diri dengan apa yang mereka punyai.
Terdapat banyak sekali aspek yang bisa memunculkan inferioritas waktu dewasa. Biasanya meliputi keadaan ekonomi, merasa fisiknya kurang dibanding orang lain, dan kondisi sosial di mana ia tinggal.
Tanda atau Ciri Inferiority Complex
Mungkin sekarang kalau kamu mendengar inferiority complex, yang langsung terlintas di kepala adalah rasa tidak percaya diri atau rendah diri.
Faktanya tidak cuma itu. Masih banyak ciri atau tanda lain jika seseorang merasakan inferiority complex.
Baca Juga: Jangan Katakan Hal-hal Ini pada Orang yang Depresi
Jadi, apa saja sih, ciri-ciri lainnya bila seseorang yang terkena gejala inferiority complex? Menurut verywellmind.com, berikut cirinya.
- mengalami depresi serta kecemasan
- menolak untuk ikut dalam suatu acara yang kompetitif karena takut dibandingkan dengan orang lain dan gagal
- mengalami mood swing atau suasana hati yang dapat berubah dalam waktu cepat
- mencari validasi atau pengakuan dari orang lain
- sulit tidur
- tidak suka berada di situasi sosial
- sangat peka dengan kritikan yang didapat
Bagaimana Cara Tepat Atasi Inferiority Complex?
Menjalani hidup dengan keyakinan kalau orang lain itu lebih baik dibanding kita, atau menganggap kita tidak mampu karena mempunyai beberapa kekurangan atau lainnya. Pemikiran seperti ini bisa sangat mengganggu dan mencegah kita untuk fokus pada kemajuan diri.
Namun, penting buat mengenali kalau kamu merupakan individu yang unik, penuh dengan kekuatan dan memiliki kemampuan yang beda. Memahami ini bisa membantu kamu untuk mendapatkan sesuatu serta menjalani kehidupan lebih tenang.
Mungkin memang tidak gampang untuk mencapai mindset seperti ini. Untuk membantu menghilangkan rasa pesimis, dikutip dari myonlinetherapy.com, berikut adalah beberapa cara yang bisa kamu lakukan waktu kamu sedang merasakan inferiority complex:
Jangan terlalu memikirkan pendapat orang lain
Cara yang pertama untuk mengatasi inferiority complex adalah dengan tidak terlalu peduli atas pendapat orang lain tentang dirimu.
Ingat, pendapatmu tentang dirimu sendirilah yang lebih penting.
Waktu kamu sudah merasa nyaman dengan diri sendiri, pasti orang lain juga akan merasa nyaman denganmu.
Menulis buku harian
Tidak ada salahnya untuk kamu untuk menulis sebuah jurnal. Kamu bisa mengisinya dengan kegiatan atau aktivitas sehari-hari. Sehingga situasi-situasi yang membebani pikiran bisa tercurahkan ke hal positif.
Hal ini bisa membantu kamu dalam menekan pikiran-pikiran negatif yang mengganggu kamu. Buku harian ini akan menolong kamu dalam mengawasi pikiran-pikiran yang mengganggu dan dapat menyortirnya dengan jelas dan gampang.
Memberikan apresiasi ke diri sendiri
Cara selanjutnya yang bisa membantu kamu mengurangi sifat inferiority complex adalah dengan memberikan apresiasi ke diri sendiri. Pelan-pelan, ubah mindset bahwa kalau kamu memiliki nilai dan berharga buat diri sendiri serta orang yang ada di sekeliling kamu.
Baca Juga: ‘Self Care’ Boleh, Manjakan Diri Berlebihan Jangan
Pikiran negatif mengenai diri sendiri ini sering sekali mendatangkan pemahaman yang belum tentu benar dengan keadaan yang ada. Contohnya, ketika kamu berpikir bisa mendapatkan sebuah kesempatan menarik cuma karena keberuntungan saja atau kebetulan. Padahal bisa saja kesempatan itu hadir karena kamu memang layak dan punya kapabilitas untuk kamu melaksanakannya.
Belajar untuk memberikan penghargaan ke diri sendiri juga akan mengurangi sikapmu yang suka membandingkan diri dengan yang orang lain miliki. Sehingga kamu jadi lebih bisa bersyukur dengan apa yang sudah kamu dapat.
Berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater
Inferiority complex ada kecenderungan berasal dari mental illness yang kamu miliki. Untuk bisa mengetahui penyebabnya, kamu mungkin butuh bantuan dari tenaga ahli seperti psikolog atau psikiater.
Bila memang disebabkan oleh kondisi mental, maka kamu perlu menanganinya supaya bisa mengurangi dampak tidak baik. Penanganannya dapat lewat terapi atau dengan bantuan obat-obatan.
Terlepas dari itu, melakukan konseling ke psikolog tetaplah penting, apalagi kalau tanda-tanda rendah diri yang kamu rasakan sudah menganggu aktivitas kamu setiap harinya.
Lewat konsultasi, terapis akan menilai respons dan pola pikir kamu dalam menghadapi situasi tertentu. Setelah itu, mereka bisa mencari tahu penyebab utama dari respons tersebut.
Selain itu, kamu juga akan mendapatkan cara-cara tepat dalam menghadapi situasi yang menjadi pemicu inferiority complex dengan efektif.