Lifestyle

Kate Middleton Dirumorkan “Hilang”, Ini Deretan Seleb yang Juga Didesak Publik dan Media

Selain Kate Middleton, ada cerita Kit Connor, Karina Aespa, Caroline Flack, sampai Lady Di yang juga pernah didesak publik dan media.

Avatar
  • March 28, 2024
  • 6 min read
  • 4234 Views
Kate Middleton Dirumorkan “Hilang”, Ini Deretan Seleb yang Juga Didesak Publik dan Media

Pada Jumat (23/3) lalu, Kate Middleton, Putri Wales, mengumumkan lewat video di medsos bahwa dirinya mengidap kanker. Pernyataan ini muncul, setelah netizen berspekulasi tentang absennya Kate dari publik sejak beberapa bulan terakhir.

Sebenarnya, pihak Istana Kensington sempat menyatakan pada Januari lalu, Kate baru saja melalui operasi abdomen. Princess of Wales harus melakukan pemulihan sehingga tak bisa melakukan tugas publik sampai akhir Maret.

 

 

Namun, netizen mulai mempertanyakan keberadaan Kate dan membuat berbagai dugaan, lantaran tak ada informasi konkret soal keadaannya. Dugaan itu misalnya seperti rumor pernikahan Kate dan William yang kandas—diikuti rumor perselingkuhan William dengan Sarah Rose Hanbury. Kemudian kondisi kesehatan Kate lebih buruk dari yang diberitakan. Ada juga yang berasumsi Kate telah meninggal dunia.

Kecurigaan tersebut berawal dari informasi tak transparan yang dijelaskan Istana Kensington. Sebab, pemberitahuan tentang Raja Charles III yang mengalami pembesaran prostat disebutkan dengan gamblang: jenis penyakitnya, keadaan, dan perawatan yang sedang dijalani.

Selain itu netizen mengatakan, pemulihan operasi abdomen, yang biasanya minor, tak butuh waktu lama untuk pulih. Lagi pula, setelah melahirkan anak-anaknya, Kate selalu muncul di publik dengan berfoto di depan rumah sakit.

Sedangkan kali ini, pihak kerajaan tampak begitu menutupi kondisi Kate, lewat foto-foto yang dinilai editan. Publik juga menilai, Kerajaan Inggris menyewa aktor untuk menggantikan penampilan Kate di publik—yang diklaim organisasi cek fakta Politifact sebagai misinformasi.

Padahal, Keluarga Kerajaan Inggris diharapkan terbuka pada publik perihal kesejahteraannya. Dalam tulisannya di Vox, jurnalis Constance Grady bilang, biasanya Keluarga Kerajaan Inggris bekerja sama dengan media dalam menyampaikan informasi ke publik. Bahkan, media di Inggris sering kali mengacuhkan batasan privasi. Pertanyaannya, kenapa situasi kali ini berbeda?

Yang enggak disadari, berbagai spekulasi dan kecurigaan netizen justru menekan Kate mengungkapkan kondisi kesehatan ke publik. Setelah Kate menyampaikan kondisinya pun, sebagian netizen bilang, seharusnya dari awal Kate terus terang sedang mengidap kanker.

Baca Juga:‘The Crown’ dan Serangan terhadap Menantu Perempuan Keluarga Kerajaan Inggris

Namun, layaknya masyarakat sipil, Keluarga Kerajaan berhak merahasiakan informasi medis. Menurut peneliti Gemma Horton dalam tulisannya di The Conversation, pengecualiannya jika kondisi kesehatan Keluarga Kerajaan memengaruhi peran mereka, dalam menjalankan tugas negara. Kalau demikian, informasi medis perlu dipublikasikan.

Toh dalam video yang diunggah di medsos, Kate mengungkapkan, butuh waktu bagi keluarganya untuk memproses keadaan. Maka itu, Kate dan William berusaha menjaga privasi.

Sebenarnya, desakan publik terhadap Kate bukan yang pertama kali terjadi. Berikut empat public figure lain yang mengalami hal serupa:

1. Putri Diana

Meninggalnya Putri Diana pada Agustus 1997 disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas. Malam itu, Henri Paul—pengemudi mobil yang ditumpangi Diana dan Dodi Fayed— menyetir dalam keadaan mabuk. Ia kehilangan kendali, saat mengendarai mobil dengan kecepatan melebihi batas.

Sebenarnya, Paul berusaha menghindari kejaran paparazzi yang ingin mendapatkan foto Diana dan Fayed. Pasangan ini dinilai sensasional oleh media karena baru berpacaran, dan ada rumor perselingkuhan, pertunangan, hingga kehamilan.

Padahal, malam itu Diana dan Fayed tak ingin difoto. Namun, paparazzi enggak peduli. Bagi mereka, yang penting adalah mendapatkan foto Diana dan Fayed untuk konsumsi publik. Bahkan, saat kecelakaan terjadi, sebagian paparazzi sibuk memotret daripada menolong Diana, Fayed, Paul, dan seorang pengawal yang terjebak di dalam mobil.

Baca Juga: Dear Warganet, Setop Komentari Hidup Figur Publik

Kita tahu paparazzi berperan penting dalam tragedi tersebut. Seandainya mereka enggak bersikeras memotret Diana dan Fayed, mungkin kejadiannya berbeda. Tapi, di sisi lain, ada tuntutan publik untuk up to date seputar kehidupan pribadi figur publik—termasuk Diana. 

Karena itu, tabloid rela membayar mahal untuk foto-foto dari paparazzi, supaya penjualannya laku di pasaran. Inilah yang membuat paparazzi sering melanggar batas privasi, demi mendapatkan penghasilan berjumlah besar. Meski berarti upayanya membahayakan bagi public figure.

2. Caroline Flack

Serupa dengan Putri Diana, pemberitaan tabloid berperan atas meninggalnya presenter Love Island, Caroline Flack. Ia mendapat tekanan mental dari media dan medsos, setelah diduga bersalah atas kasus kekerasan terhadap pasangannya.

Menurut analisis The Guardian, pemberitaan negatif tentang Flack mencapai dua kali lebih banyak setelah tuduhan tersebut ditetapkan. Sedangkan netizen mengungkapkan kemarahan pada Flack di medsos karena alasan yang sama, hingga ia menulis di caption Instagram:“…pengawasan dan spekulasi seperti ini sangat berat dilalui seseorang.”

Selama tampil sebagai public figure, Flack rentan terhadap kritik dari media maupun publik. Saat menjadi presenter The X-Factor pada 2015 misalnya, Flack menerima kritik terkait penampilan, berat badan, dan kemampuannya sebagai presenter—yang membuatnya sedih meski bagi Flack hal itu umum terjadi.

Di samping itu, karier dan percintaan Flack menjadi incaran media selama bertahun-tahun. Salah satunya sewaktu ia berpacaran dengan Harry Styles—yang saat itu berusia 17 tahun dan Flack berumur 31 tahun. Maka itu, kabar Flack dituding melakukan kekerasan kembali menghebohkan publik dan media.

Baca Juga: Selebritis Berhak Punya Privasi, Kita Saja yang Gagal Paham

3. Kit Connor

Pada 2022, aktor Kit Connor melela di X tentang orientasi seksualnya lewat sebuah twit. Connor menyatakan dirinya biseksual, setelah netizen berspekulasi dan mendesak untuk come out.

Netizen menduga, Connor adalah laki-laki heteroseksual yang memerankan karakter queer di Heartstopper (2022-sekarang), dan berpartisipasi di pride march untuk mempromosikan serial tersebut. Bahkan, Connor sempat dituduh queerbaiting, setelah fotonya bergandengan dengan Maia Reficco—lawan main di sebuah film—beredar di medsos.

Akibat desakan itu, Connor melela. Padahal, ia merasa publik enggak perlu mengetahui seksualitasnya.

“Aku merasa nyaman dan percaya diri dengan seksualitasku. Tapi aku nggak merasa perlu melabeli diri. Terlebih ke hadapan umum,” ujar Connor di podcast Reign with Josh Smith.

Meski enggak menyesal karena melela membuat Connor merasa berdaya, ia mengaku saat itu belum siap membicarakan seksualitas dengan terbuka. Connor tak ingin label apa pun melekat padanya: karakter yang diperankan di Heartstopper, heartthrob (pujaan hati), maupun aktor queer.

Yang enggak dipahami publik, kita enggak bisa berasumsi ataupun menuntut seseorang untuk menyingkap seksualitasnya. Dalam Sexual Orientation, Gender Identity, and Expression Affirming Approach and Expansive Practices (SOGIE) Handbook (2019) dijelaskan, setiap individu berhak mendefinisikan dirinya sendiri. Toh identitas sifatnya personal dan akan terus berubah.

Baca Juga: Sempat Dirumorkan Hilang, Kenapa Konspirasi tentang Kate Middleton Ramai?

4. Karina Aespa

Usai rumor hubungannya dengan aktor Lee Jae-wook dikonfirmasi agensi pada akhir Februari, Karina—penyanyi dan member grup Aespa—minta maaf lewat postingan di Instagram.

“Aku mengerti penggemarku marah dan kecewa, mengingat banyaknya kenangan yang kami lalui bersama,” tulis Karina. “Mulai sekarang, aku ingin menebus sakit hati yang dirasakan penggemar. Kalian sangat berharga, aku akan selalu tulus pada kalian.”

Pernyataan itu dibuat untuk memenuhi permintaan penggemar, yang marah karena Karina berpacaran dengan Lee Jae-wook.

Mengutip Chosun Ilbo, penggemar Karina menyampaikan protes ke kantor agensi Karina, lewat billboard elektronik. Billboard itu bertuliskan, “Memangnya kasih sayang yang diberikan penggemar untuk Karina enggak cukup? Kenapa kamu mengkhianati penggemar?”

Kemudian, lewat billboard yang sama, penggemar juga ingin Karina meminta maaf secara langsung—dengan ancaman penurunan penjualan album dan tiket konser yang enggak laku terjual.

Tak dimungkiri, penggemar memiliki kekuatan dari segi penjualan karya. Mereka pun mendedikasikan diri untuk meningkatkan citra idola di publik Contohnya mempromosikan tur atau album baru dengan biaya sendiri. Atau menggalang dana yang mengatasnamakan fanbase.

Namun, dalam relasi parasosial, ada juga anggapan bahwa idola adalah milik mereka—membuat penggemar memproyeksikan keinginan sendiri atas idolanya. Salah satu bentuknya, adalah sikap protektif ketika idola memiliki hubungan romantis.

Selain dari sisi penggemar, biasanya agensi K-pop juga melarang bintang K-pop berpacaran. Tujuannya untuk menghindari skandal, yang bisa menurunkan branding dan nilai jual grup dari album maupun konser. Dengan kata lain, kehidupan public figure dan agensi terikat dengan keinginan penggemar.



#waveforequality


Avatar
About Author

Aurelia Gracia

Aurelia Gracia adalah seorang reporter yang mudah terlibat dalam parasocial relationship dan suka menghabiskan waktu dengan berjalan kaki di beberapa titik di ibu kota.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *