Fans One Direction tengah berduka setelah salah satu personilnya, Liam Payne meninggal dunia. Kematian pria yang juga jadi artis solo itu, menurut banyak media, karena ia jatuh dari balkon lantai 3 sebuah hotel di Buenos Aires, Argentina. Payne yang baru berusia 31 tahun merupakan seorang teman dan ayah yang dicintai.
Bersama mantan rekan satu bandnya di One Direction, Niall Horan, Harry Styles, Louis Tomlinson, dan Zayn Malik, Payne memiliki pengaruh besar pada budaya populer di negara asalnya, Inggris, dan internasional.
Grup ini dibentuk pada 2010 di acara pencarian bakat Inggris X Factor dan bertahan selama sekitar lima tahun sebelum resmi bubar pada tahun 2016. Selama itu, Payne tetap menjadi anggota grup yang berharga dan memiliki bakat yang jelas dalam dirinya. Meskipun setiap anggota mengikuti audisi secara terpisah, Simon Cowell memilih mereka untuk membentuk sebuah grup.
Setelah bubar (dan jeda singkat dari pembuatan musik), Payne terus merilis musik secara berkala baik sebagai penulis lagu maupun kolaborator. Ia baru-baru ini merilis singel Teardrops pada Maret 2024, sebelum album solo keduanya yang ditunggu-tunggu.
Berita kematian Payne telah menuai banyak penghormatan. Seperti banyak anak muda yang tiba-tiba menjadi bintang dalam semalam, hidupnya tidak lepas dari kontroversi. Namun, respons para penggemar dan rekan-rekan di industri hiburan atas kematiannya merupakan bukti dari dampak yang ia dan mantan grupnya ciptakan dalam industri hiburan.
Baca juga: Harry Styles, Seksualitas Figur Publik, dan Peliknya ‘Queerbaiting’
Terbentuknya Supergrup Bintang Pop
One Direction mungkin belum bersama selama artis-artis lain yang sukses secara global, tapi pengaruh mereka jauh melampaui band-band yang telah bersama selama beberapa dekade. Mereka merilis lima rekaman studio—dan memecahkan lebih banyak lagi rekor, termasuk enam rekor dunia Guinness. Meskipun mereka tidak mencapai ulang tahun kebersamaan ke-10, mereka tetap menjual sekitar 70 juta rekaman pada 2020.
Pada tahun-tahun setelah perpecahan, penggemar terus berkumpul, mendengarkan, dan merayakan—dengan peringatan terbaru (14 tahun) menyaksikan acara yang dipimpin penggemar, yang diadakan di Australia dan seluruh dunia.
Mudah untuk mengabaikan musik pop dan pengaruhnya, terutama dalam menghadapi situasi global yang semakin buruk. Namun, pop, seperti banyak bentuk hiburan lainnya, menyediakan cara praktis bagi orang untuk mendapatkan kesenangan dan kenyamanan sesaat.
Musik pop juga menyediakan koneksi dengan orang lain—dan pelepasan dari tekanan politik atau tekanan harian lainnya. Salah satu lagu hits One Direction, That’s What Makes You Beautiful, misalnya, berupaya memberdayakan kaum muda yang mungkin kewalahan oleh pesan-pesan negatif.
Dalam kurun waktu satu tahun sejak debut mereka, grup ini disambut oleh banyak penggemar di hampir semua tempat yang mereka inginkan. One Direction kerap dibandingkan dengan The Beatles dalam hal pengaruh mereka terhadap kaum muda—khususnya penggemar perempuan dan ‘queer’.
Baca juga: Fandom adalah Istilah Beken dan Lekat dengan K-Pop
Dampak buat Penggemar Kala Idola Meninggal
Hilangnya nyawa, terutama nyawa anak muda, selalu menjadi tragedi.
Bagi sebagian penggemar muda, ini mungkin orang pertama yang mereka “kenal” meninggal. Meskipun mungkin tidak sama dengan kehilangan anggota keluarga atau teman dekat, perasaan kehilangan itu penting. Penggemar muda akan membutuhkan dukungan. Pada 2024, banyak yang akan menemukan dukungan ini melalui platform sosial dan forum daring.
Saya masih ingat dampak kematian bintang-bintang seperti Kurt Cobain dan Jeff Buckley terhadap orang-orang seperti saya yang masih remaja di 1990-an. Mereka adalah seniman yang saya kagumi dan dengarkan—karya seni mereka saya andalkan di saat senang maupun susah.
Kesedihan serupa juga saya rasakan ketika artis seperti George Michael, Aretha Franklin, dan David Bowie meninggal.
Pengalaman kehilangan idola musik merupakan pengalaman yang universal. Orang-orang yang karyanya kita kaitkan dengan kehidupan sendiri, memberikan pengalaman yang tidak terpisahkan dari kehidupan kita. Ketika mereka meninggal, rasanya pengalaman-pengalaman itu ikut berakhir.
Setelah berita kematian Payne tersebar, ratusan penggemar turun ke jalan-jalan Palermo di Buenos Aires, tempat Payne berkunjung. Mereka mengadakan acara peringatan, menangis, dan saling menghibur di depan hotel Casa Sur tempat Payne menginap.
Seorang penggemar, Yamila Zacarias, 25, mungkin mewakili banyak orang ketika berkata:
Dia sangat berarti bagi saya karena band ini hadir dalam hidup saya saat saya mencoba menjadi bagian dari sesuatu, dan menjadi penggemar One Direction merupakan sesuatu itu bagi saya.
Baca juga: Dampak Kematian Teman Ternyata Tak Lebih Remeh dari Kematian Keluarga
Fandom dan Kenangan
Ada stereotip tentang “penggemar” sebagai gerombolan gadis yang berteriak-teriak, yang benar-benar dapat menghilangkan kedalaman fandom.
Siapa pun di tahap kehidupan manapun bisa menjadi penggemar apa pun. Hal terbaik tentang fandom adalah dapat, dan sering kali, memungkinkan banyak tipe orang yang berbeda untuk terhubung sepanjang hidup mereka.
Meninggalnya aktris Amerika Serikat (AS) Betty White pada 2021, meskipun menyedihkan, menyatukan orang-orang dari berbagai generasi dan latar belakang kehidupan. Bukan hanya mereka yang mengenalnya secara pribadi, tetapi mereka yang telah terhubung satu sama lain melalui kecintaan mereka terhadap karyanya. Itu mengingatkan saya pada keluarga saya sendiri, termasuk nenek dan ayah saya, yang sekarang telah tiada, dan tawa yang kami bagikan saat kami menyaksikannya.
Seiring dengan munculnya lebih banyak detail dan penghormatan atas kehidupan dan kematian Payne, para penggemar akan saling mendukung. Jika kamu sendiri mengenal seseorang yang merupakan penggemar Payne atau One Direction, penting untuk sekadar mengakui kesedihan dan pengalaman orang tersebut. Bagi mereka, hal itu berarti, “apa yang kamu cintai itu valid, dan begitu pula dirimu”.
Jika artikel ini menimbulkan masalah emosi dan mental bagimu, atau jika kamu mengkhawatirkan seseorang yang kamu kenal, hubungi bantuan profesional terdekat.
Liz Giuffre, Senior Lecturer in Communication, University of Technology Sydney.
Artikel ini pertama kali diterbitkan oleh The Conversation, sumber berita dan analisis yang independen dari akademisi dan komunitas peneliti yang disalurkan langsung pada masyarakat.