5 Artikel Pilihan: Heboh Threads hingga Obituari Santi Kusumaningrum
Redaksi Magdalene merangkum lima berita pilihan, mulai dari ramai-ramai orang eksodus ke Threads hingga obituari Santi Kusumaningrum.
1. Lagi dan lagi, Aturan ‘Nyeleneh’ yang Dibuat Twitter Bikin Warganet Muak
Sekarang memang sudah banyak aplikasi yang dianggap akan menjadi ‘pengganti’ Twitter. Salah satunya Mastodon, sejak Musk masuk ke internal Twitter, banyak orang berbondong-bondong yang mulai hijrah ke aplikasi ini. Alasannya karena tampilannya dan cara mainnya hampir mirip dengan Twitter. Sehingga tak perlu bersusah payah untuk mempelajari sistem yang baru. Bahkan menurut Forbes sudah ada lebih dari satu juta pengguna aktif di sana.
Lalu sekarang muncul aplikasi Threads yang baru dikeluarkan oleh Meta awal Juli lalu. Kemunculannya pun disambut antusias dengan mencapai pengikut lebih dari satu juta orang dalam sehari. Tampilan Threads juga mirip sekali dengan Twitter.
Baca selengkapnya di sini
2. Belajar dari Film ‘Badhaai Do’, Menikah Bukan Solusi Bagi LGBTQ+
Tak banyak orang yang sadar, kalau pertanyaan itu hanyalah satu dari sedikit turunan kultur heteronormatif yang mengakar di masyarakat kita. Menikah dianggap sebagai sebuah fase wajib dalam hidup manusia, dan tidak menjalaninya hanya akan membuat orang tersebut distigma atau dialienasi dari masyarakat. Seolah-olah, menuntut seseorang untuk menikah adalah moral yang benar.
Saking langgengnya kultur ini, sedikit sekali masyarakat kita yang bisa membayangkan seseorang bisa hidup sampai sepuh tanpa pernikahan. Termasuk buat orang-orang yang bukan heteroseksual, alias mereka yang termasuk dalam LGBTQ+.
Baca selengkapnya.
3. Kisah Resi Mencegah Perkawinan Anak di Kampungnya
Tahun lalu Resi (18) membantu teman mainnya, “Nia”, mengurungkan niat untuk menikah. Saat itu, Nia dan pacarnya akan menikah dalam waktu dekat. Hal ini membuat Resi merasa perlu bertindak untuk mencegah perkawinan anak lainnya—mengingat Nia masih berusia 17 tahun.
“Aku juga tahu pacarnya toksik, suka ngelarang main sama teman-temannya dan ngelakuin kekerasan verbal,” ujar Resi. “Makanya kutanya alasan Nia menerima lamaran itu. Pilihannya atau bukan?”
Baca artikel lengkapnya.
4. RIP Santi Kusumaningrum: One of RI’s Sharpest Minds in Child Protection
One of the hardest things for a writer is when you have to pen an obituary of a person you personally know. But somebody’s got to do it, amid the outpouring tears and how your foggy post-surgery brain is scrambling for the memories you have of her. Because while you try to make sense of the grief, you want the world to know how awesome this person was and how the country just lost one of its sharpest minds.
That friend is Santi Kusumaningrum, the Director and Principal Investigator of PUSKAPA (Center on Child Protection and Wellbeing), a think-tank based at University of Indonesia. Santi died from sudden cardiac arrest on Sunday, 9 July 2023, at 23.45 p.m. in Jakarta.
Read the article here.
5. 13 Tahun Mary Jane Menanti Keadilan, “Sebelum Mati, Kami Cuma Mau Dia Pulang”
21 April 2015, ia tampak mengenakan kebaya merah dengan bawahan batik berwarna senada. Luwes berlenggak-lenggok di atas catwalk dadakan di Lapas Wirogunan, Yogyakarta, sesekali perempuan berambut ikal sebahu ini melempar senyum ke arah penonton. Tak sia-sia, usahanya diganjar juara. Sayangnya, kemenangan lomba peragaan busana untuk para narapidana itu, tak berbanding lurus dengan nasibnya. Tiga belas tahun ditahan di penjara, masih belum ada keadilan untuk Mary Jane Veloso hingga hari ini.
Baca artikel di sini.