Mau Diperhatikan tapi Malas Kencan? ‘Dating Sim’ Bisa Jadi Pilihan
Cerita game dating sims menimbulkan rasa gereget dan senang tersendiri buat saya, tanpa susah-susah mengencani orang betulan.
Karena saya satu-satunya anak perempuan lajang di keluarga, ibu kepo berat ketika saya mulai tersenyum-senyum enggak jelas saat melihat layar ponsel. Biasanya ibu saya langsung memasang muka curiga dan bertanya, “Itu kamu lagi chatting sama pacarmu?”
Tebakan ibu saya agak meleset. Ya, saya memang lagi senyum-senyum sendiri karena mendapat perhatian dari seseorang, tapi bukan di realitas, melainkan game dating simulator yang tengah saya mainkan.
Beberapa hari ini saya memang sedang puyeng banget dengan urusan-urusan pekerjaan, dan rasanya ingin sekali mendapat perhatian buat memompa semangat. Namun, alih-alih mencari perhatian dari laki-laki ataupun perempuan di dating apps, saya lebih memilih membuang waktu dengan menjelajahi kisah-kisah cinta di dating simulator.
Buat saya, game dating simulator seperti oase setelah lelah melihat kelakuan laki-laki brengsek berlalu-lalang di Twitter dan pemberitaan media. Belum lagi, pengalaman-pengalaman lalu yang nyebelin karena match dengan beragam tipe-tipe laki-laki yang penuh red flag di dating apps, sehingga membuat saya semakin malas mencari pasangan di dunia nyata.
Nah, kalau main dating simulator, perhatian dapat, keamanan pun dapat. Selain itu, kita juga bisa menjadi siapa pun dan menjalani cerita apa pun di sana.
Sebenarnya, ini bukan pertama kalinya saya main game dating simulator. Ketika kuliah, saya juga sudah sering memainkan game seperti ini. Namun, karena terkendala spesifikasi handphone yang sudah jadul, saya pun kesulitan untuk mengikuti pembaruan aplikasi game-nya sehingga saya sempat meng-uninstall game-game ini.
Baru-baru ini lah saya kembali mencoba bernostalgia dengan rasa deg-degan membaca cerita-cerita cheesy dan terkadang dibumbui adegan panas. Selama dua minggu, saya menyempatkan diri untuk bermain dua game dating simulator: Choices Game dari Pixelberry studio dan Memories dari Agate Studio. Keduanya memiliki satu kesamaan yaitu punya pilihan cerita yang beragam. Namun, dalam Memories, ada format cerita seperti sedang chatting dengan seseorang.
Baca juga:Cerita Cinta Toksik Dalam Fiksi: Yay or Nay?
Pemain Gratisan dalam Dating Simulator Terima Nasib Saja
Saat saya kembali memainkan Choices setelah bertahun-tahun absen, saya baru sadar, enak amat jadi mbak-mbak protagonis di game dating simulator. Drama di kehidupannya cuma seputar percintaan dengan orang-orang cantik dan ganteng.
Di game Choices ini, cerita pertama yang saya mainkan adalah “The Nanny’s Affair”. Ya ampun, saya langsung cekikikan sendiri saat memainkannya, apalagi ceritanya masuk kategori usia dewasa dengan banyak deskripsi seksual.
Sebetulnya, saya tidak dengan sengaja mencari judul ini. Saat saya pertama kali meng-install Choices, game tersebut langsung memberikan saya rekomendasi cerita terbaru dan “The Nanny’s Affair” lah yang mereka suguhkan. Saya penasaran dengan seberapa hot-nya cerita yang bakal ditawarkan, jadi ya sudah, saya ikuti saja rekomendasinya.
Dalam cerita ini, saya menjadi seorang mbak-mbak Kaukasoid lulusan pascasarjana Teknik Kimia. Alih-alih mencari pekerjaan sesuai dengan bidang studi, saya malah melamar kerja menjadi pengasuh anak dari seorang CEO perusahaan industri teknologi Dalton Enterprise.
Di awal permainan, kita bisa memilih CEO yang akan menjadi pasangan romantis kita nanti, bisa perempuan atau laki-laki. Saya sendiri memilih lawan main perempuan karena mau melihat sejauh mana game ini berusaha jadi inklusif. Saya pikir, ceritanya bakal lebih menantang, eh ternyata ekspektasi saya ketinggian. Versi laki-laki CEO tersebut bernama Sam Dalton, dan versi perempuannya tinggal diubah menjadi Samantha Dalton. Untuk pilihan dan jalan cerita juga sama saja.
Yah, oke lah, mungkin developer-nya kejar tayang juga karena setiap minggu harus mengeluarkan cerita-cerita baru. Dari awal, saya berekspektasi bisa melihat seberapa steamy cerita di Choices. Namun, ternyata sangat disayangkan, kalau mau mendapat rute steamy-nya, saya perlu membayar jawaban tersebut dengan diamond.
Memang, sih ada pilihan mendapatkan diamond secara gratis, tapi syaratnya harus menyelesaikan satu chapter terlebih dahulu dan menonton iklan. Itu pun hanya mendapat satu diamond saja.
Baca juga: Cerita-cerita Wattpad Romantis yang Sebetulnya Toksik
Beberapa kali saya tergiur dengan tawaran-tawaran diskon diamond-nya, dan beberapa kali juga saya hampir menjadi member dengan biaya bulanan sekitar Rp200-an. Namun, saya tertampar realitas bahwa saya cuma kreator konten dengan gaji medioker. Jadi yah, saya berusaha lebih legowo dengan pilihan yang diberikan pada saya.
Walau enggak jadi anggota dan gagal mendapat rute penuh peluh di ranjang saat main Choices, saya tetap mendapatkan sang CEO. Pada intinya, ya tidak perlu bersedih tak mendapat rute karpet merah. Pada akhirnya semesta gim tetap berpihak sama kamu, kok.
Meragukan Pilihan Awal
Setelah menyelesaikan cerita di game Choices, saya beralih ke Memories dan memilih cerita “Sweet Little Escape”. Di dalamnya, diceritakan tentang seorang perempuan agak naif yang dijodohkan dengan anak keluarga konglomerat ganteng bernama Henry yang sifatnya tsundere. Di hari pernikahan, terjadi kesalahpahaman antara si perempuan dengan Henry yang membuatnya kabur dari pernikahan dan mengubah takdirnya sendiri. Walaupun ceritanya enggak masuk akal di awal, saya enggak menyangka bakal tertarik dengan drama kesalahpahaman seperti ini.
Beruntunglah dalam gim ini, pilihan-pilihan “spesial” seperti di gim Choices bisa tetap kita pilih dengan kompensasi menonton iklan saja. Namun, hal ini ternyata memunculkan permasalahan baru: Saya jadi enggak pede dengan pilihan saya.
Salah satu contoh adegannya seperti ini: Si protagonis perempuan yang saya namai Jane kembali bertemu dengan mantan tunangannya, Henry. Saat itu, mereka berdua berantem dan Henry kaget menemukan fakta bahwa Jane tahu detail-detail tentang Henry. Dia pun bertanya, kok bisa sih Jane tahu detail tentang dirinya? Saya pun diberikan tiga pilihan:
- Of course i paid attention to you (pilihan spesial dengan menonton iklan)
- Your mom told me
- It doesn’t matter
Saya yang masih kesal dengan kelakuan laki-laki ini tentunya bakal menjawab dengan jawaban terakhir karena enggak pengen menjelaskan apa-apa ke laki-laki itu. Namun, melihat ada jawaban yang berbeda sendiri, saya justru enggak pede dengan pilihan saya. Muncul pertanyaan, apakah pilihan saya enggak bagus-bagus amat?
Yah, akhirnya rasa kesal saya kalah juga dengan tawaran jawaban spesial itu, karena tentu saja i live for drama. Semakin dramatis ceritanya, semakin saya geregetan dan lupa dengan kehidupan saya sendiri.
Pada akhirnya, setelah dua minggu main game dating simulator, saya akui sangat terhibur dengan cerita-cerita romantis enggak masuk akal seperti ini. Walau demikian, saya juga sangat sadar, alur cerita yang saya pilih juga mengandung unsur-unsur hubungan toksik. Namun, ternyata hal ini enggak terlalu mengganggu saya dalam menikmati gamenya.