Lifestyle

Mau Lebih Bahagia, Memasak adalah Jawabannya

Ternyata kebahagiaan sesederhana bersumber dari dapur sendiri.

Avatar
  • March 17, 2022
  • 5 min read
  • 1054 Views
Mau Lebih Bahagia, Memasak adalah Jawabannya

Penelitian terbaru menunjukkan, orang yang gemar memasak sendiri cenderung mudah bahagia dan memiliki indikator kesehatan yang lebih baik.

Memasak Sendiri Bikin Kamu Lebih Bahagia

Sebuah penelitian yang melibatkan 160 orang dewasa meneliti apakah makan makanan sehat yang disiapkan di rumah memengaruhi emosi. Para peneliti menemukan orang yang memasak lebih banyak melaporkan perasaan positif yang lebih intens dan lebih sedikit khawatir dibandingkan dengan mereka yang makan lebih banyak di luar rumah. Mereka juga lebih cenderung memilih makanan yang lebih sehat saat makan berikutnya dibandingkan dengan orang yang makan lebih banyak di luar rumah.

 

 

Baru-baru ini uji coba terkontrol secara acak pada 141 ibu-ibu di Irlandia menemukan, belajar memasak lasagna, baik dengan mengikuti resep atau melalui video meningkatkan kepercayaan diri dan kenikmatan mereka memasak. Tutorial cara memasak mengurangi kesulitan mereka untuk memasak makanan dari awal dan meningkatkan niat mereka untuk memasaknya lagi.

Bukan hanya memasak, tetapi berbagi makanan dengan orang lain, juga menimbulkan perasaan bahagia seperti yang ditemukan dalam riset yang melibatkan 39.000 orang dari Thailand.

Baca juga: Memasak adalah ‘Survival Skill’ Buat Semua Gender, Bukan Cuma Tugas Perempuan

Memasak Sendiri akan Menghemat Uang

Dalam program enam minggu Cooking Matters di Amerika Serikat (AS), orang dewasa berpenghasilan rendah diajari cara berbelanja dan menyiapkan makanan sehat dengan anggaran terbatas menggunakan bantuan teknik persiapan makan. Enam bulan setelah program selesai, individu masih menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam kepercayaan diri untuk dapat memaksimalkan teknik memilih makanan sehat yang terjangkau. Mereka juga tidak terlalu khawatir kehabisan makanan sebelum mereka punya uang untuk membeli lebih banyak.

Sebuah survei terhadap 437 orang dewasa di AS melihat hubungan antara frekuensi makan malam yang dimasak di rumah atau makan di luar dengan kualitas diet secara keseluruhan dan uang yang dihabiskan pada makanan. Seperti yang bisa kamu tebak, memasak di rumah lebih sering dikaitkan dengan kualitas diet yang lebih tinggi dan pengeluaran lebih sedikit per orang.

Masak sendiri bisa menghemat sekitar Rp930 ribu per orang per bulan dibanding jajan makanan di luar, dan menghemat Rp3,9 juta per orang per bulan untuk makanan secara keseluruhan.

Makan di luar lebih sering dikaitkan dengan kualitas diet yang lebih rendah dan pengeluaran lebih banyak per orang untuk makanan yang dibawa pulang (Rp1,9 juta per orang per bulan) dan makanan secara keseluruhan (Rp4,7 juta per orang per bulan). Yang penting, koki rumahan baik yang sering atau tidak memasak makanan di rumah menghabiskan anggaran yang sama untuk masakan (Rp2,7 juta bagi yang sering dibanding Rp2,8 juta untuk yang jarang memasak).

Baca juga: Setara di Kasur, Mulai dari Sumur dan Dapur

Kebiasaan Makan yang Lebih Sehat

Makanan olahan cenderung lebih banyak mengandung kalori, garam, gula, dan lemak jenuh. Pada tahun 2008, survei terhadap 509 orang dewasa di Inggris menunjukkan persentase rata-rata kalori dari makanan olahan adalah 51 persen. Mereka yang memasak setidaknya lima hari seminggu mengkonsumsi 3-4 persen lebih sedikit total kalori dibanding makanan olahan.

Itu setara dengan perbedaan sekitar 57-75 kalori lebih sedikit per hari dibanding masakan olahan. Mungkin kedengarannya tidak banyak, tetapi jika dihitung lebih dari seminggu, itu membuat perbedaan pada asupan nutrisi kamu seperti serat, vitamin, dan mineral.

Memasak Sendiri akan Memperkecil Risiko Diabetes Tipe 2

Ada sebuah riset yang dilakukan AS selama 25 tahun yang melibatkan lebih dari 58.000 perempuan dan 41.000 lelaki. Setiap empat tahun mereka ditanya berapa banyak makan siang dan makan malam mereka yang biasanya disiapkan di rumah. Di antara mereka yang memiliki lima hingga tujuh makan malam yang disiapkan di rumah, ada risiko 15 persen lebih rendah terkena diabetes tipe 2 dibandingkan dengan mereka yang menjawab 2 atau kurang, sementara di antara mereka yang makan siang lima hingga tujuh kali di rumah memiliki risiko 9 persen lebih rendah.

Risiko yang lebih tinggi ini sebagian dikaitkan dengan mereka yang makan lebih banyak di rumah mengalami kenaikan berat badan yang jauh lebih sedikit. Bagi mereka yang mengonsumsi 11-14 makanan per minggu yang disiapkan di rumah, wanita bertambah 3,02 kg dan pria bertambah 2,62 kg. Ini secara signifikan kurang dari berat yang diperoleh oleh mereka yang tidak makan enam kali seminggu yang disiapkan di rumah, yaitu 3,36kg untuk perempuan dan 3,85kg untuk lelaki.

Baca juga: Laki-laki Lakukan Kerja Domestik Tak Istimewa, Berhenti Merayakannya

Intervensi Memasak Membantumu

Dalam studi di mana orang secara aktif berusaha memasak lebih sering, mereka terbukti meningkatkan asupan nutrisi, membuat jenis makanan lebih beragam, dan mengonsumsi makanan yang lebih baik.

Di semua penelitian jenis ini ada beberapa dampak positif pada hasil kesehatan seperti kolesterol darah, tekanan darah, berkurangnya risiko rheumatoid arthritis, penyakit ginjal kronis, dan meningkatkan kualitas hidup pasien penderita kanker prostat. Meskipun ahli lain juga menyoroti, studi yang dirancang dengan baik dengan evaluasi yang ketat diperlukan karena banyak studi memiliki desain studi yang lemah.

Siapa yang Ajari Kamu Memasak?

Survei yang dilakukan pada 2015 menemukan sekitar satu dari lima orang Australia ingin memasak lebih banyak di rumah. Dalam survei di Irlandia, lebih dari 1.000 orang dewasa ditanyai tentang keterampilan memasak mereka, termasuk langkah-langkah memasak seperti memotong, keterampilan makanan seperti penganggaran, praktik memasak termasuk keamanan pangan, sikap memasak, kualitas diet dan kesehatan. Mereka juga ditanya kapan mereka belajar memasak dan siapa yang mengajari mereka.

Hasil penelitian menunjukkan orang dewasa yang telah belajar memasak saat anak-anak atau remaja secara signifikan lebih percaya diri, memiliki lebih banyak keterampilan dan praktik memasak, dan sebagian besar memiliki kualitas dan pola makanan sehat yang lebih baik secara keseluruhan. Ibu adalah orang utama yang mengajari mereka cara memasak. Belajar memasak sejak dini itu penting. Ini berarti meningkatkan kualitas kesehatan seluruh keluarga bisa tercapai dengan membantu orang tua meningkatkan keterampilan memasak mereka.

 

Artikel ini pertama kali diterbitkan oleh The Conversation, sumber berita dan analisis yang independen dari akademisi dan komunitas peneliti yang disalurkan langsung pada masyarakat.

Opini yang dinyatakan di artikel tidak mewakili pandangan redaksi Magdalene.co dan adalah sepenuhnya tanggung jawab penulis.



#waveforequality


Avatar
About Author

Clare Collins and Tamara Bucher

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *