Drama Korea “Mr. Plankton”: Kisah Realistis yang Menyentuh dan Berkesan
Drama Korea Mr. Plankton menghadirkan kisah realistis yang menyentuh dengan karakter kuat dan alur cerita memikat. Apakah ini drama terbaik tahun ini?
(mengandung sedikit spoiler)
Ditulis oleh Jo-young yang bertanggung jawab atas It’s Okay Not To Be Okay (2020), drama Korea Mr. Plankton ternyata memberikan salah satu pengalaman menonton paling asyik tahun ini.
Ceritanya berpusat pada Hae Jo (Woo Do-hwan), karakter yang sebetulnya sangat menyebalkan. Lelaki itu melakukan segala hal seenak jidat, memperlakukan perempuan semaunya, dan semena-mena terhadap rekan kerja. Namun semua itu berakar dari minimnya cinta dalam kehidupannya. Ia marah kepada seluruh dunia karena hidupnya sengsara dari kecil. Ketika tahu bahwa Hae Jo bukan anak biologisnya, sang ayah menolak memiliki ikatan emosional dengannya. Hal ini juga membuat hubungannya dengan ibu kandungnya buruk.
Baca juga: Review Drakor ‘Love Next Door’: Plot Klasik ‘Frenemies to Lovers’, dengan Isu Beban Anak Pertama
Segalanya kemudian (mungkin) berubah ketika Hae Jo mendapati bahwa ia mempunyai penyakit langka yang akan merenggut nyawanya.
Sementara itu, mantannya, Jo Jae-mi (Lee Yoo-mi, si baik dari Squid Game dan si jahat dari All of Us Are Dead), menghadapi masalah pelik. Hal yang paling ia inginkan di dunia adalah menjadi ibu dan hari itu ia mendapatkan berita bahwa dia salah sedikit perempuan yang mengalami menopause dini. Semua ini menjadi rumit karena kekasihnya, Eo Heung (Oh Jung-se), pewaris bisnis makanan besar dari Keluarga Eo, sudah menentang pilihan keluarganya karena Jae-mi.
Petualangan dimulai ketika Hae Jo menculik Jae-mi untuk mencari ayah biologisnya demi mengobati penyakit langkanya. Eo Heung tentu saja tidak tinggal diam. Maka dimulailah road trip kejar-kejaran yang ternyata mengubah hidup mereka semua untuk selamanya.
Baca juga: 7 Alasan Kenapa Drama Korea ‘Vincenzo’ adalah Hiburan Terbaik
Mr. Plankton Drama Korea Terbaik Tahun Ini
Meski sama-sama ada karakter yang sekarat, jangan harap Mr. Plankton memberikan keajaiban seperti yang terjadi di Queen of Tears, drama laris awal tahun ini. Memang membuat frustrasi, tapi justru cerita di bagian tengah itulah yang membuat Mr. Plankton memikat hati.
Salah satu hal mengagumkan yang dieksplor dalam drama Korea ini adalah bagaimana kita sebagai manusia menghadapi tragedi. Masing-masing karakter dalam film ini mengalami kepedihan—dari penyakit serius, masalah kesuburan, sampai keluarga yang sangat mengatur hidup. Eo Heung yang riang dan dipersiapkan menjadi pewaris perusahaan menemukan dirinya remuk oleh kenyataan pahit. Jae-mi menginginkan cinta, tapi apakah ada pria yang tulus mengasihinya kalau dia tidak bisa memberikan keturunan?
Hae Jo adalah yang paling problematik. Sebagai penonton, awalnya saya merasakan kesulitan untuk bisa memahami atau bahkan peduli dengan karakternya yang terlalu sembrono. Ia arogan luar biasa, tidak bisa mendengarkan opini orang lain, dan seluruh pori-porinya dipenuhi dengan kebencian karena ia merasa tidak dicintai sejak kecil. Tapi seiring berjalannya cerita, saya menjadi dekat dengannya. Keputusan-keputusan hidupnya mungkin bisa dipertanyakan, namun ketika Hae Jo menjadi rapuh dan mulai terbuka dengan apa yang ia rasakan, saya seperti melihat diri saya sendiri di karakternya. Meskipun, tentu saja, Hae Jo dimainkan oleh aktor yang ekstra rupawan dan karakternya jago melakukan apa saja; tapi saya melihat manusia yang multidimensi dalam dirinya.
Sutradara Hong Jong-chan (yang menggarap serial Korea wajib tonton, Juvenile Justice, yang juga ada di Netflix) menjaga tempo Mr. Plankton dengan baik. Ia paham benar skrip yang ia kerjakan. Semua momen hadir dengan semestinya. Mr. Plankton bisa menjadi komedi yang sangat lucu, tapi kemudian menjadi drama yang mengharukan hanya dalam hitungan menit, dan perubahan itu dieksekusi dengan mulus.
Presentasi audiovisualnya, seperti kebanyakan drama original Netflix dari Korea, sangat memanjakan indra. Sinematografi dan desain produksinya terlihat mewah. Tapi dari semua keterampilan Jong-chan yang paling mengesankan dalam Mr. Plankton adalah kemampuannya mengarahkan pemain. Drama Korea ini bisa jatuh ke dalam klise drama percintaan yang diimbuhi krisis eksistensial, jika tidak karena akting aktornya yang terlihat tulus dan raw.
Baca juga: ‘A Virtuous Business’: Ada Pemberdayaan dalam Bisnis Celana Dalam
Do-hwan bermain cemerlang. Saat ia marah atau merasakan cinta, emosi-emosi itu terasa pekat. Lee Yoo-mi juga dapat mengimbangi Do-hwan. Karakternya mungkin tidak senaik turun Hae Jo, tapi intensitasnya tetap terjaga. Dari pertemuan mereka, Yoo-mi berhasil memberikan cerita latar belakang kepada penonton hanya lewat tatapan matanya. Saya tidak perlu mendengar cerita mereka lebih detail, chemistry mereka sudah memberikan itu.
Jika kamu merindukan drama Korea yang mengundang tangis, Mr. Plankton adalah pilihan yang sangat tepat. Dalam beberapa kasus, akhir cerita yang lebih realistis memang lebih menyentuh daripada penutup ala cerita dongeng. Dan seperti yang Hae Jo rasakan dalam drama Korea ini, yang penting adalah perjalanannya, bukan tujuan akhir.
Mr. Plankton dapat disaksikan di Netflix.