Culture Prose & Poem

Puisi Nubuat

Bilah-bilah tubuhku tercecer ketika hewan liar yang lapar itu telah mengoyak

Avatar
  • June 2, 2020
  • 1 min read
  • 1756 Views
Puisi Nubuat

I/

Hidup merangkak dari tulang-belulang

 

 

Terseok-seok di tengah padang ilalang

Siapa mengintai di ujung sana

Bajingan lain atau bayang-bayang

Yang tampak beringas dengan taring tajam

Aku katakan bahwa

“Bilah-bilah tubuhku tercecer ketika

Hewan liar yang lapar itu telah mengoyak

Pakaian, rambut, lalu menyeret degup jantungku

Ke dalam gelap yang lebih pengap

Tinggal anyir liur dan bau darah yang asing

Merebak di seluruh permukaan subuh”

 

Beberapa burung pipit terbang melintas ladang

Kulihat tubuh lain tergeletak mengurai luka

Di perutnya, musim membukit membuat sebuah pusara

Baca juga: Mata di Ujung Cahaya

II/

Dan catatlah pengakuan:

Aku perawan yang memberikan rahim kepada waktu

Sebelum sekawanan serigala membuang anak

Ke dalam jurang tubuhku

 

Kini Yusuf hidup dalam sumurku

Meringkuk di antara lumut dan rasa takut

Ia  terus menyebut nama-nama bintang

Juga bulan dan matahari silih berganti

Dalam haus, bagai zikir yang tak kunjung putus

Sementara telah lama aku kering dan habis air mata

: bawalah cinta pada pengembaraan berikutnya

 

Setelah kau pergi kuinginkan mimpi

Dengan nubuat yang lengkap

Bagaimana para perempuan di rumah Zulaikha

Membawa pisau yang mengiris tangan mereka

Untuk mengupas nama-nama pemerkosa

 

Yogyakarta 2020

Baca juga: Sajak Aan Mansyur 4: Ibuku dan Aku



#waveforequality


Avatar
About Author

Ng. Lilis Suryani

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *