Community

Pameran Tunggal Tromarama: Potret Kaburnya Interaksi di Jagat Maya

Nikmati pengalaman seru menyelami diri dalam pameran tunggal perdana Tromarama.

Avatar
  • August 25, 2022
  • 3 min read
  • 1008 Views
Pameran Tunggal Tromarama: Potret Kaburnya Interaksi di Jagat Maya

Mulai pekan ini, kolektif seni Tromarama yang telah eksis sejak 2006, menggelar pameran tunggal bertajuk “Personalia”. Bekerja sama dengan Galeri Roh, pameran tersebut menyoroti kaburnya interaksi di dunia digital. Lebih tepatnya soal bagaimana waktu kerja dan senggang yang semakin tumpang tindih.

Dalam hal ini, Personalia mengetengahkan narasi ruang siber yang terus memungkinkan perubahan-perubahan baru melalui pengoleksian, pemakaian, dan rekayasa data para penggunanya, baik yang diperoleh konsensual maupun tidak. Hadirnya teknologi sebagai perantara dunia nyata dan maya kemudian memengaruhi kesadaran dan kemampuan seseorang dalam mengambil keputusan. Kecakapan menimbang inilah yang menjadi titik eksplorasi lain dalam Personalia.

 

 

Istilah personalia sebetulnya berkaitan erat dengan kumpulan pekerja dan manajemen sumber daya manusia yang umum ditemukan dalam organisasi. Istilah ini biasanya diasosiasikan dengan konsep struktur korporasi konvensional. Di saat yang sama, pameran juga memiliki tafsir baru yang dekat dengan realitas dunia digital. 

Sumber: Dokumentasi Magdalene

 

Baca juga: Potret Bissu dalam Pameran Seni Tanarra di Jakarta Biennale

Personalia terbagi dalam dua bagian utama. Pertama, pengunjung disambut dengan karya Bonding (2022) pada lorong utama menuju Galeri Apple. Karya ini dibangun dengan menyerupai postur manusia dari tumpukan pengeras suara. Tak tanggung-tanggung, mereka diprogram untuk mengeluarkan bunyi detak jantung janin. Irama pada elemen bunyi instalasi ini diatur dan terkoneksi langsung dengan siaran media sosial. Gambar hasil pindaian jempol manusia lantas memenuhi seluruh dinding Galeri Apple, melatari karya patung, instalasi benda temuan, dan karya cetak lentikular baru. 

Beranjak dari Galeri Apple, terdapat tampilan video animasi dan konfigurasi kartu absensi. Perpaduan karya-karya pada ruang ini memperkenalkan pengalaman audiovisual yang segar pada pengunjung sebelum mereka kemudian diajak menyeberangi tirai plastik yang membatasi jalur masuk Galeri Orange, lokasi bagian kedua dari pameran. Instalasi Patgulipat (2022) menjejali ruang vertikal galeri yang terbuat dari istana balon tiup, yang digantung terbalik dengan enam belas helm proyek. Masing-masing telah disisipi pengeras suara. Suasana riuh yang kemudian tercipta sebetulnya dimotori oleh sistem pemrograman yang serupa dengan bagian pertama. 

Sebagai informasi, Tromarama dibentuk di Bandung oleh Febie Babyrose, Herbert Hans, dan Ruddy Hatumena. Jebolan Institut Teknologi Bandung itu dipertemukan dalam pengalaman “trauma” mengerjakan video klip musik Serigala Militia pada 2006. Awal kerja kolaborasi ini kemudian menjadi cikal bakal berbagai karya video gerak-henti (stop-motion) lainnya.

Sumber: Dokumentasi Magdalene

 

Baca juga: Perdana Pameran ROH, Pamerkan 16 Karya Seniman

Adapun praktik Tromarama kini telah berkembang dengan organik ke dalam format gambar bergerak, pun instalasi-instalasi kompleks, pemrograman algoritmik, hingga eksplorasi cetak lentikular.

Tromarama telah berpartisipasi dalam sejumlah pameran penting bersama berbagai institusi terkemuka dunia. Pameran yang akan datang diadakan oleh Leeum Museum of Art, dengan judul Cloud Walkers (2022-2023). Komisi teranyar adalah Tromarama: The Lost Jungle (2021-2022) di Ruang Seni Anak di Museum MACAN, Jakarta, Indonesia. 

Jika kamu tertarik menyambangi pameran ini, silakan berkunjung ke Galeri Roh hingga (2/10) mendatang. Nikmati pengalaman seru menyelami diri bersama Tromarama.



#waveforequality


Avatar
About Author

Magdalene

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *