Lifestyle

Pengertian Duck Syndrome, Gangguan Psikologis yang Sering Menyerang Orang Dewasa

Duck syndrome bisa membuat seseorang jadi cemas dan stres karena ekspektasi yang tinggi. Berikut adalah penjelasannya

Avatar
  • December 25, 2023
  • 6 min read
  • 549 Views
Pengertian Duck Syndrome, Gangguan Psikologis yang Sering Menyerang Orang Dewasa

Menghadapi tekanan sosial dan harapan tinggi seringkali menjadi tantangan yang sulit dihadapi oleh banyak orang dewasa. Fenomena ini dikenal dengan istilah “Duck Syndrome,” yang merujuk pada ketidakmampuan untuk menunjukkan stres atau kesulitan secara terbuka, meskipun sebenarnya seseorang sedang mengalami kesulitan.

Apa Itu Duck Syndrome?

Dikutip dari Psych Central, Understanding Duck Syndrome, duck syndrome, atau Sindrom Bebek, merupakan suatu kondisi psikologis yang sering kali terjadi pada orang dewasa di mana mereka cenderung menunjukkan gambaran eksternal yang positif dan bahagia, sementara sebenarnya mereka sedang mengalami tekanan atau kesulitan batin. Istilah ini berasal dari perilaku bebek yang terlihat tenang dan damai di atas air, tetapi di bawah permukaan, mereka bergerak dengan sangat intens. Dalam konteks manusia, Duck Syndrome mencerminkan ketidakmampuan untuk mengungkapkan atau membagikan beban emosional secara terbuka.

 

 

Duck Syndrome tidak hanya berkaitan dengan citra positif yang ditunjukkan secara visual, tetapi juga mencakup ketidaknyamanan dalam mengekspresikan perasaan atau kesulitan yang mungkin dialami oleh seseorang. Dalam lingkungan sosial yang sering menilai berdasarkan penampilan, Duck Syndrome menciptakan suatu dinamika di mana orang merasa perlu untuk mempertahankan kesan positif, meskipun di dalam mereka merasa tegang atau terbebani.

Orang yang mengalami Duck Syndrome cenderung menyembunyikan masalah mereka karena takut dihakimi atau dianggap lemah oleh orang lain. Hal ini dapat menyebabkan isolasi emosional dan memberikan gambaran palsu tentang kehidupan mereka kepada dunia luar. Oleh karena itu, memahami Duck Syndrome menjadi penting untuk menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan mental dan memfasilitasi komunikasi yang jujur dan terbuka di antara individu-individu dalam masyarakat.

Baca Juga: Usir Stres Kerja dengan 3 Teknik Meditasi dan ‘Mindfulness’ ini

Gejala Duck Syndrome

A. Penampilan Luar yang Menipu

Salah satu gejala utama Duck Syndrome adalah kemampuan seseorang untuk menampilkan citra eksternal yang menipu. Seseorang yang mengalami Duck Syndrome dapat terlihat ceria, percaya diri, dan sukses di mata orang lain, meskipun di dalam hati mereka sedang mengalami beban emosional yang berat. Penampilan luar yang menipu ini sering kali menjadi pertahanan untuk menyembunyikan ketidakpastian atau masalah yang sebenarnya sedang dihadapi.

Seseorang yang terjebak dalam gejala ini sering kali menjadi mahir dalam menyembunyikan perasaan mereka, menciptakan gambaran palsu bahwa kehidupan mereka sempurna. Mereka mungkin terlihat bahagia di media sosial, berbagi momen-momen positif. Namun sebenarnya, mereka mungkin merasa kesepian atau stres di kehidupan sehari-hari.

B. Kesenjangan Internal dan Eksternal

Kesenjangan antara penampilan eksternal dan realitas internal menjadi ciri khas Duck Syndrome. Individu yang mengalami gejala ini mungkin terlihat sukses di mata orang lain, tetapi sebenarnya, mereka merasa tertekan, cemas, atau bahkan tidak puas dengan pencapaian mereka sendiri. Kesalahan ini menciptakan tekanan tambahan, karena seseorang merasa perlu untuk terus mempertahankan citra positif mereka.

Kesenjangan ini dapat menciptakan konflik internal yang signifikan, karena individu merasa sulit untuk menjadi autentik dan terbuka tentang perasaan mereka. Dalam jangka panjang, kesenjangan ini dapat memengaruhi kesejahteraan mental, menyebabkan stres berkepanjangan, dan bahkan dapat memicu masalah kesehatan mental seperti depresi atau kecemasan.

Mengapa Orang Dewasa Rentan terhadap Duck Syndrome

A. Tekanan Sosial dan Ekspektasi

Menurut Better Help, What Is Duck Syndrome, And Are You Suffering From It?, orang dewasa sering kali rentan terhadap Duck Syndrome karena eksposur mereka terhadap tekanan sosial yang tinggi dan ekspektasi yang mungkin tidak realistis. Dalam berbagai aspek kehidupan, seperti karir, hubungan, dan kehidupan sosial, masyarakat sering menempatkan standar yang tinggi. Harapan untuk mencapai kesuksesan dan kebahagiaan sering kali membuat orang dewasa merasa perlu untuk menunjukkan citra positif, bahkan jika itu bertentangan dengan kenyataan internal mereka.

Tekanan sosial ini bisa berasal dari berbagai sumber, termasuk lingkungan kerja yang kompetitif, harapan keluarga, atau bahkan norma-norma yang diterapkan oleh media. Orang dewasa kadang-kadang merasa bahwa mereka harus mencapai tingkat keberhasilan tertentu agar diterima di masyarakat, sehingga mereka cenderung menyembunyikan kesulitan atau kegagalan mereka.

B. Dampak Media Sosial

Peran media sosial juga berkontribusi signifikan terhadap rentaninya orang dewasa terhadap Duck Syndrome. Di era digital ini, di mana kehidupan pribadi seseorang dapat diperlihatkan kepada publik dengan mudah, media sosial menciptakan tekanan tambahan untuk menampilkan citra yang “sempurna.” Foto-foto yang diunggah, pencapaian yang dibagikan, dan momen-momen bahagia dapat menciptakan ekspektasi yang tidak realistis pada diri sendiri dan orang lain.

Sering kali, orang dewasa merasa perlu untuk terus-menerus memelihara citra positif di media sosial agar diterima dan dihormati oleh teman-teman atau rekan kerja. Hal ini dapat memicu Duck Syndrome, di mana individu menyembunyikan kesulitan mereka untuk mempertahankan penampilan positif di dunia maya.

Baca Juga: 5 Cara Sederhana yang Bisa Dilakukan Saat Orang Sekitarmu Punya Masalah Kesehatan Mental

Strategi Mengatasi Duck Syndrome

A. Menerima Kebenaran Diri

Langkah pertama dalam mengatasi Duck Syndrome adalah dengan menerima kebenaran diri. Ini melibatkan kejujuran dengan diri sendiri mengenai perasaan dan kondisi emosional yang sedang dialami. Seseorang perlu menyadari bahwa tidak ada yang sempurna, dan setiap orang memiliki tantangan dan kegagalan mereka sendiri. Dengan menerima diri sendiri, individu dapat mengurangi tekanan untuk mempertahankan citra yang tidak realistis.

Menerima kebenaran diri juga melibatkan pemahaman bahwa mengekspresikan kerentanan bukanlah tanda kelemahan. Sebaliknya, itu adalah langkah menuju kekuatan dan pertumbuhan pribadi. Dengan membuka diri terhadap perasaan dan pengalaman yang sebenarnya, seseorang dapat membangun koneksi yang lebih dalam dengan diri sendiri dan orang lain.

B. Mengurangi Beban Ekspektasi

Mengurangi beban ekspektasi melibatkan refleksi kritis terhadap standar yang diterapkan pada diri sendiri. Seringkali, orang dewasa cenderung menetapkan harapan yang terlalu tinggi, yang kemudian menjadi pemicu Duck Syndrome. Penting untuk memahami bahwa mencapai kesuksesan tidak selalu berarti memenuhi standar luaran eksternal. Setiap individu memiliki kecepatan dan jalannya masing-masing.

Mengurangi beban ekspektasi juga melibatkan pengelolaan waktu dan prioritas. Seseorang perlu memahami batasan waktu dan energi mereka, serta fokus pada hal-hal yang benar-benar penting dan bermakna. Dengan mengidentifikasi prioritas dan menetapkan harapan yang realistis, seseorang dapat mengurangi tekanan yang tidak perlu.

C. Membangun Dukungan Sosial

Membangun dukungan sosial adalah langkah kunci dalam mengatasi Duck Syndrome. Melibatkan diri dalam komunitas yang mendukung, baik itu teman, keluarga, atau rekan kerja, dapat memberikan lingkungan di mana seseorang merasa diterima tanpa harus menyembunyikan kesulitan mereka. Berbicara terbuka tentang perasaan, mencari nasihat, atau sekadar berbagi pengalaman dengan orang-orang yang dipercayai dapat memberikan perspektif baru dan bantuan yang diperlukan.

Dukungan sosial juga dapat berasal dari profesional kesehatan mental, seperti psikolog atau konselor. Mencari bantuan profesional adalah tindakan yang bijaksana dan dapat memberikan alat dan strategi yang diperlukan untuk mengatasi Duck Syndrome.

Baca Juga:Bersyukur Memang Penting, tapi Bukan Berarti Semua Masalah Kesehatan Mental Bisa Diobati dengan Bersyukur

Menggabungkan langkah-langkah di atas dapat membantu seseorang mengatasi Duck Syndrome dengan lebih efektif. Ini melibatkan perubahan dalam pola pikir, perilaku, dan interaksi sosial untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan pribadi dan kesejahteraan mental.


Avatar
About Author

Kevin Seftian

Kevin merupakan SEO Specialist di Magdalene, yang sekarang bercita-cita ingin menjadi dog walker.