Lifestyle

Galau Habis Putus? Mengapa ‘Post Breakup Syndrome’ Bisa Terjadi?

Post Breakup Syndrome adalah hal nyata yang dialami banyak orang. Ketahui tanda-tandanya dan cara menghadapinya dengan baik.

Avatar
  • July 29, 2024
  • 5 min read
  • 417 Views
Galau Habis Putus? Mengapa ‘Post Breakup Syndrome’ Bisa Terjadi?

Putus cinta memang bukan hal yang mudah. Setelah hubungan berakhir, banyak orang mengalami perasaan campur aduk yang sulit diatasi. Salah satu fenomena yang sering terjadi adalah post breakup syndrome. Mari kita bahas lebih lanjut mengenai apa itu post breakup syndrome dan bagaimana cara mengatasinya.

Apa Itu Post Breakup Syndrome?

Dikutip dari Verywell Mind, Dealing With Depression After a Breakup, Post Breakup Syndrome adalah kondisi emosional dan psikologis yang dialami seseorang setelah berakhirnya hubungan romantis. Kondisi ini seringkali ditandai dengan perasaan sedih yang mendalam, rasa kehilangan, dan kesulitan untuk kembali ke rutinitas normal. Putus cinta dapat memicu berbagai emosi yang kompleks dan sulit dikendalikan, dan Post Breakup Syndrome adalah manifestasi dari proses tersebut.

 

 

Mengapa Ini Terjadi?

Post breakup syndrome terjadi karena adanya keterikatan emosional yang kuat dengan pasangan. Ketika sebuah hubungan berakhir, otak kita perlu beradaptasi dengan perubahan tersebut, yang seringkali memicu reaksi emosional yang intens. Beberapa alasan mengapa Post Breakup Syndrome bisa terjadi antara lain:

  • Keterikatan Emosional: Selama hubungan, kita sering membentuk ikatan emosional yang kuat dengan pasangan. Ketika hubungan tersebut berakhir, ikatan ini harus diputus, yang bisa sangat menyakitkan.
  • Ketergantungan Emosional: Banyak orang bergantung secara emosional pada pasangan mereka untuk mendapatkan dukungan, kebahagiaan, dan kenyamanan. Ketika hubungan berakhir, kehilangan sumber dukungan ini dapat membuat seseorang merasa kehilangan dan kesepian.
  • Rutinitas dan Kebiasaan: Selama hubungan, kita seringkali membentuk rutinitas dan kebiasaan bersama pasangan. Ketika hubungan berakhir, perubahan dalam rutinitas ini bisa membuat kita merasa kebingungan dan kehilangan arah.
  • Harapan dan Impian: Dalam sebuah hubungan, kita sering kali memiliki harapan dan impian untuk masa depan bersama pasangan. Ketika hubungan berakhir, semua harapan dan impian tersebut harus dilepaskan, yang bisa menyebabkan perasaan kecewa dan frustrasi.
  • Identitas Diri: Kadang-kadang, identitas diri kita terkait erat dengan hubungan yang kita miliki. Ketika hubungan berakhir, kita mungkin merasa kehilangan sebagian dari identitas kita, yang dapat memicu perasaan kebingungan dan keraguan diri.

Baca Juga: Ciri Pacaran yang Sehat: Kenali Tanda-tanda Hubungan yang Berkualitas

Faktor Penyebab Post Breakup Syndrome

Post breakup syndrome adalah fenomena yang kompleks dan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Setiap orang memiliki pengalaman yang unik, namun ada beberapa faktor umum yang sering menjadi penyebab utama kondisi ini. Masih dikutip dari Verywell Mind, berikut adalah beberapa faktor penyebab Post breakup syndrome:

  • Hubungan yang Intens

Hubungan yang sangat erat dan intens dapat membuat perpisahan menjadi lebih sulit diatasi. Ketika dua orang memiliki ikatan emosional yang sangat kuat, perasaan kehilangan dan kesedihan yang dirasakan akan lebih dalam. Hubungan yang intens biasanya melibatkan banyak waktu bersama, pengalaman bersama, dan kedekatan emosional yang tinggi, sehingga ketika hubungan tersebut berakhir, perasaan kehilangan bisa sangat menyakitkan.

  • Ketergantungan Emosional

Ketergantungan emosional pada pasangan juga menjadi salah satu faktor utama penyebab post breakup syndrome. Ketika seseorang sangat bergantung pada pasangan untuk mendapatkan dukungan emosional, kebahagiaan, dan rasa aman, kehilangan pasangan tersebut bisa membuat mereka merasa sangat tidak stabil. Ketergantungan ini bisa membuat seseorang merasa bahwa hidup mereka tidak lengkap tanpa pasangan, sehingga perpisahan menjadi sangat sulit diatasi.

  • Pengalaman Masa Lalu

Pengalaman masa lalu, seperti trauma atau hubungan sebelumnya yang tidak sehat, juga bisa mempengaruhi bagaimana seseorang menghadapi putus cinta. Jika seseorang pernah mengalami pengalaman traumatis atau kehilangan yang mendalam di masa lalu, mereka mungkin lebih rentan terhadap post breakup syndrome. Pengalaman masa lalu yang buruk bisa memperburuk reaksi emosional dan membuat proses pemulihan menjadi lebih sulit.

  • Identitas Diri

Kadang-kadang, identitas diri seseorang sangat terkait dengan hubungan mereka. Mereka mungkin melihat diri mereka melalui kacamata hubungan tersebut, dan ketika hubungan berakhir, mereka merasa kehilangan sebagian dari identitas mereka. Ini bisa menyebabkan kebingungan, keraguan diri, dan perasaan tidak stabil yang memperburuk post breakup syndrome.

  • Kesehatan Mental dan Fisik

Kesehatan mental dan fisik seseorang juga memainkan peran penting dalam bagaimana mereka menghadapi perpisahan. Seseorang yang sudah memiliki masalah kesehatan mental, seperti depresi atau kecemasan, mungkin lebih rentan terhadap post breakup syndrome. Selain itu, kondisi fisik yang buruk juga bisa memperburuk kondisi emosional seseorang setelah perpisahan.

Baca Juga: Seorang Ekstrover Pacaran dengan Introver, Bagaimana Jadinya Ya?

Cara Mengatasi Post Breakup Syndrome

Menghadapi post breakup syndrome memang tidak mudah, tetapi ada berbagai cara yang bisa membantu kamu untuk mengatasi perasaan tersebut dan melanjutkan hidup dengan lebih baik. Dikutip dari WebMD, Dealing With Depression After a Breakup, berikut adalah beberapa strategi yang bisa kamu coba:

  1. Mencari Dukungan Sosial

Berbicara dengan teman dan keluarga bisa menjadi cara yang efektif untuk meredakan perasaan sedih dan kesepian. Dukungan dari orang-orang terdekat dapat memberikan rasa aman dan membantu kamu merasa bahwa kamu tidak sendirian dalam menghadapi situasi ini.

  1. Fokus pada Diri Sendiri

Melibatkan diri dalam aktivitas yang kamu sukai bisa membantu mengalihkan pikiran dari perasaan sedih dan kehilangan. Cobalah untuk menghabiskan waktu dengan hobi atau aktivitas yang membuat kamu bahagia, seperti berolahraga, membaca, menonton film, atau mencoba hobi baru.

  1. Terapi dan Konseling

Jika kamu merasa kesulitan untuk mengatasi perasaan sedih dan kehilangan, berkonsultasi dengan terapis atau konselor bisa sangat membantu. Terapis profesional dapat memberikan strategi dan dukungan yang tepat untuk membantu kamu mengatasi Post Breakup Syndrome.

Baca Juga: Kapan Waktu yang Tepat untuk Mulai Pacaran?

  1. Menghindari Kontak dengan Mantan

Menghindari kontak dengan mantan pasangan adalah langkah penting untuk proses penyembuhan. Menghapus nomor telepon, berhenti mengikuti media sosial, dan menghindari tempat-tempat yang sering kamu kunjungi bersama dapat membantu kamu untuk lebih fokus pada diri sendiri dan mengurangi perasaan sakit.

Selain menghindari kontak fisik, penting juga untuk membangun jarak emosional. Cobalah untuk tidak terus-menerus memikirkan mantan atau hubungan yang telah berakhir. Alihkan pikiran kamu dengan aktivitas positif dan berusaha untuk melupakan kenangan yang menyakitkan.

  1. Membuka Diri untuk Hubungan Baru

Berikan waktu kepada diri sendiri untuk pulih sebelum membuka diri untuk hubungan baru. Jangan terburu-buru untuk mencari pengganti, tetapi fokuslah pada pemulihan dan pengembangan diri terlebih dahulu.

Ketika kamu siap untuk hubungan baru, pastikan untuk membangun hubungan yang sehat dengan komunikasi yang baik dan saling menghargai. Belajar dari pengalaman masa lalu dan terapkan pelajaran tersebut untuk hubungan yang lebih baik di masa depan.



#waveforequality


Avatar
About Author

Kevin Seftian

Kevin merupakan SEO Specialist di Magdalene, yang sekarang bercita-cita ingin menjadi dog walker.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *