Genap dua tahun girlgroup generasi 4 NewJeans memulai debut di dunia hiburan Korea Selatan. Kini mereka muncul dengan akun Instagram baru @jeanzforfree usai resmi keluar dari label musiknya, HYBE. Minji dan kawan-kawan juga kompak hengkang dari ADOR, agensi yang telah membesarkannya. Keputusan ini dituturkan oleh kelima member NewJeans dalam konferensi pers yang tayang di YouTube YTN Media, (28/11).
Sebelumnya, NewJeans pernah mengirimkan pemberitahuan hukum kepada ADOR, (13/11). Dalam pemberitahuan tersebut, terdapat tuntutan untuk mengatasi pelanggaran terhadap kontrak yang dilakukan perusahaan terhadap NewJeans, maksimal 14 hari. Apabila tidak teratasi, perusahaan dianggap enggak bisa memenuhi tuntutan itu, sehingga pemutusan kontrak harus dilakukan.
Kisruh antara NewJeans, HYBE, dan ADOR sendiri telah dimulai sejak lama. Menyadur Billboard, itu terjadi sejak HYBE mengeklaim Min Hee-jin (mantan CEO ADOR) mencoba membajak kendali ADOR medio 2023. Buntutnya HYBE meminta Min Hee-jin mundur dari posisinya. Enggak hanya itu, HYBE juga kukuh melakukan audit pada agensi Min Hee-Jin, ADOR.
Min Hee-jin menolak diam. Sehari berselang setelah tuduhan HYBE datang, Min-Hee-jin mempublikasikan pernyataan tandingan yang menyatakan HYBE telah melakukan plagiarisme dan pelanggaran kreatif. Direktur Kreatif NewJeans bahkan menunjukkan, ada kesamaan konsep NewJeans dengan ILLIT, girlgroup lain besutan HYBE yang baru saja debut. Ironisnya, pelanggaran paling serius justru dilakukan oleh labelnya sendiri, HYBE.
Sejak perselisihan dimulai, NewJeans menaruh dukungannya secara penuh pada Min Hee-jin. Masih dari sumber yang sama, NewJeans beberapa kali menyebutkan Hee-jin adalah sosok yang tidak bisa dilepaskan dari ADOR. Pada comeback terakhirnya, NewJeans pun secara spesifik menyebutkan terima kasih dan dukungan mereka terhadap Min.
Kondisi justu semakin memanas pada akhir 2024. Pasalnya, setelah Min Hee-jin akhirnya mundur dan terjadi pergantian manajemen, NewJeans tampil dalam siaran langsung YouTube bertajuk “[URGENT] Something NewJeans has to say”.
Video berdurasi 34 menit itu menghadirkan kelima member NewJeans yang membeberkan perlakuan buruk HYBE terhadap mereka. Pengabaian, bullying, sampai suasana tidak menyenangkan di lingkungan HYBE jadi poin penting yang mereka sampaikan.
Baca juga: Pentingnya Undang-Undang ‘Lee Seung-gi’ yang Baru Diamandemen Korea Selatan
Melawan Ketidakadilan Industri dan Mendapat Tekanan
Magdalene menghubungi fans NewJeans di Indonesia untuk memintai komentar mereka soal ini.
“Dio”, 25, fanboy NewJeans khawatir terhadap kondisi NewJeans. Terlebih lingkungan HYBE yang toxic membuat idolanya semakin tertekan.
“Kita tau lah kalau HYBE sebagai perusahaan dengan power besar, ternyata juga toxic. Kelompok fans dari salah satu Boy Group di sana juga begitu, dan sangat ngebela HYBE. Mungkin ini yang jadi titik berangkat NewJeans speak up. Gue sih enggak heran. Kalau mau keluar, gue dukung,” kata Dio.
Menyadur BBC, Hanni, salah satu member NewJeans juga mengamini dugaan perundungan ini dalam sidang sengketa HYBE dan ADOR. Dalam kesaksiannya, Hanni bilang, ketidakadilan yang ia rasakan selama bekerja di bawah naungan HYBE. NewJeans telah menjadi bahan bulan-bulanan pegawai lain, katanya.
“Saat menunggu di lorong karena riasan dan tatanan rambut sudah selesai, saya menyapa mereka (pegawai lain) semua. Lalu mereka kembali sekitar 5 atau 10 menit kemudian. Saat keluar, (manajer) menatap saya, menoleh ke seluruh kelompok, dan mengatakan, ‘Abaikan saja dia seolah-olah kamu tidak melihatnya.’ Saya tidak mengerti mengapa dia mengatakan hal seperti itu di lingkungan kerja.”
Melanjutkan perlawanannya, Hanni kembali berbicara di Majelis Nasional Republik Korea di Seoul, Korea Selatan. Masih dari BBC, ia bilang perlakuan HYBE bukanlah peristiwa tunggal. Hanni mengeklaim anggota senior manajemen HYBE juga bersikap tidak acuh padanya. “Sejak saya debut (di NewJeans), kami bertemu dengan orang yang memiliki posisi tinggi berkali-kali, tetapi mereka tidak pernah menyapa saya kembali saat saya menyapa mereka.”
Selain itu, karyawan HYBE pernah menjelek-jelekkan NewJeans lewat aplikasi komunikasi internal, bahkan meminta jurnalis untuk mengecilkan rekor penjualan album grup tersebut dalam sebuah artikel.
Persoalan ini semakin rumit setelah idol tidak dikategorisasikan sebagai pekerja dalam hukum Korea. Pada kasus NewJeans, Kementerian Ketenagakerjaan dan Perburuhan Korea Selatan menolak klaim perundungan dan pelecehan di tempat kerja yang ditujukan pada NewJeans. Mereka mengatakan para idol bukanlah pekerja berdasarkan undang-undang ketenagakerjaan. Karena itu, mereka tidak berhak atas hak yang sama.
Tidak hanya kesulitan karena statusnya yang bukan pekerja, NewJeans juga mengalami serangkaian tekanan dari agensi. Pasalnya, melansir kpopstarz, Korea Music Content Association (KMCA) bahkan sampai mengeluarkan seruan untuk memboikot NewJeans dan juga Ablume, sebuah girl group mantan anggota Fifty-Fifty yang juga tengah jadi perbincangan.
Baca juga: Aroma Seksualisasi ‘NewJeans’, Grup ‘Idol’ K-Pop di Bawah Umur
Kebangkitan Perlawanan Perempuan Korea
Sebelum kasus NewJeans mencuat, Fifty-Fifty, girlgroup besutan ATTRAKT, tercatat pernah melawan perusahaan mereka. Dari Distractify, tuntutan ini dilayangkan kelima member lantaran agensi tidak dapat memperlakukan mereka sebagaimana mestinya. Beberapa member menuturkan kesehatan mental mereka tidak diprioritaskan oleh perusahaan. Selain itu, ATTRAKT juga diduga gagal memberikan data keuangan yang transparan kepada member.
Eva Lathifah, Dosen Sastra Korea Universitas Indonesia, mengaku tergugah dengan fenomena ini. Sebab, perlawanan idol, terlebih idol perempuan, merupakan fenomena yang jarang ditemukan dalam industri K-Pop. Ini jadi satu pertanda bagaimana gerakan perempuan di Korea Selatan terlihat hidup kembali.
“Saya rasa fenomena ini ada kaitannya dengan gerakan perempuan Korea Selatan yang semakin kuat. Saya lihat, idol-idol perempuan ini merasa harus ada yang diubah. Harus dihapus ini sistem patriarki dan penindasannya,” jelas Eva.
Di Korea Selatan, gerakan perempuan memang terus menguat. November lalu, gerakan 4B (4 bi (비/非) yang berarti “no”) yang dilakukan oleh perempuan Korsel mencuat ke permukaan sebagai bentuk protes akan tingginya kekerasan sampai pembunuhan terhadap perempuan. 4B sendiri merepresentasikan 4 prinsip, yakni bihon (no marriage), bichulsan (no childbirth), biyeonae (no dating) and bisekseu (no sex).
Menurut Eva, kebangkitan ini juga tidak terlepas dari tingkat literasi Korea Selatan yang cukup tinggi. Berdasarkan data yang dihimpun oleh Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) sendiri, Korea Selatan merupakan salah satu negara yang punya tingkat literasi tertinggi di seluruh dunia. Pada 2018, tingkat literasi Korsel bahkan menyentuh 98,80 persen.
Dari penuturan Eva, di waktu senggangnya, idol banyak ditemukan membaca buku-buku pengembangan diri. Tidak hanya itu, beberapa idol perempuan bahkan pernah tertangkap membaca buku feminisme.
“Kalau kita lihat, idol-idol itu sekarang sering baca-baca buku soal pengembangan diri sampai soal perempuan. Hal ini juga ada kaitannya dengan tingginya tingkat literasi di Korea Selatan. Makanya, hal ini berkaitan. Idol-idol ini sekarang punya referensi yang luas,” kata Eva.
Baca juga: Bagaimana K-Pop dan K-Drama Melawan Stereotip Orang Asia?
Dukungan Fans adalah Kekuatan Idol Perempuan
Selain selaras dengan kebangkitan gerakan perempuan, keberanian NewJeans untuk melawan perusahaan tentu sangat dipengaruhi oleh kehadiran fans yang terus mendukungnya. Dio sendiri mengatakan bakal selalu mendukung NewJeans apapun karier yang akan diambil oleh Hanni dan kawan-kawan selepas ini. Tidak ada masalah baginya. Sudah semestinya fans melihat idol sebagai manusia juga, kata Dio.
“Kita udah harus berhenti melihat idol sebagai alat. Mereka manusia dan tugasnya enggak cuma menuhin keinginan fans. Lagipula mereka tetap punya bakat dan pastinya bisa berkarier lebih. Walaupun pasti enggak akan seaktif sekarang, tapi itu bukan masalah,” jelasnya.
Eva sepakat. Menurutnya, keberanian NewJeans untuk mempertahankan haknya tak lepas dari dukungan fans. Basis massa yang mereka punya banyak. Ini membuat Hanni dan keempat member lain berani untuk berkarier di luar.
“Fans ini sangat berpengaruh terhadap nasib idol-nya. Karena balik lagi, agensi ini kan perusahaan yang akan bergerak berdasarkan kebutuhan pasar (fans) juga. Jadi, kalau fans-nya mendukung, wajar sekali untuk NewJeans berani melawan,” pungkas Eva.