December 5, 2025
Culture Opini Screen Raves

Tak Cuma ‘Demon Slayer’, 6 ‘Anime Shounen’ Bikinan Perempuan ini Wajib Kamu Tonton 

Selain ‘Demon Slayer’, ada beberapa anime shounen lainnya yang tak kalah seru dibuat oleh perempuan.

  • August 27, 2025
  • 5 min read
  • 5349 Views
Tak Cuma ‘Demon Slayer’, 6 ‘Anime Shounen’ Bikinan Perempuan ini Wajib Kamu Tonton 

Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba Infinity Castle jadi perbincangan global, termasuk di Indonesia. Film ini mencatat rekor fantastis dengan 461 ribu penonton di hari pertama, berkembang menjadi lebih dari 2,2 juta penonton dalam sepuluh hari, mengalahkan One Piece Film: Red dan menjadi film animasi terlaris sepanjang 2025. 

Menurut Screen Daily, film ini menempati posisi pertama box office dunia akhir pekan lalu, setelah sebelumnya di peringkat kesembilan dua pekan lalu dan ketiga pada pekan sebelumnya. Comscore memperkirakan pendapatan akhir pekan Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba Infinity Castle mencapai 242,6 juta dolar AS. 

Kesuksesan ini menjadi bukti nyata perempuan bisa menembus industri anime yang masih sangat maskulin. Koyoharu Gotouge, pencipta Demon Slayer, berhasil mendobrak shounen—genre tradisional untuk remaja laki-laki dan laki-laki dewasa muda, biasanya identik dengan mangaka laki-laki. Melalui karyanya, Gotouge menunjukkan perempuan mampu meramu kisah shounen kompleks, emosional, dan penuh aksi. 

Selain Gotouge, ada banyak perempuan mangaka lain yang telah membuktikan kapasitas serupa. Karya mereka yang diadaptasi menjadi anime membuka diskusi tentang representasi gender dan isu sosial dalam budaya pop, dengan karakter perempuan berperan aktif dan cerita yang menantang stereotip maskulin. 

Baca juga: Serial Anime ‘The Way of the Househusband’ Dobrak Banyak Hal  

Gachiakuta 

Karya perdana Kei Urana, Gachiakuta, pertama kali muncul di Weekly Shōnen Magazine pada 2022 dan diadaptasi oleh Netflix pada Juli lalu. Anime ini bercerita tentang Rudo, remaja laki-laki dari Zoku-min, kawasan kumuh yang dianggap keturunan penjahat, dituduh membunuh ayahnya sendiri. 

Foto: IMDB

Cerita ini menyoroti stigma sosial, ketidakadilan struktural, dan sistem hukuman yang timpang. Rudo dijatuhi hukuman tanpa proses hukum yang adil dan dibuang ke Gekai, dunia bawah tempat “orang terbuang” dan sampah dikumpulkan. Di sana, Rudo belajar tentang korupsi, perebutan kekuasaan, dan ketimpangan kelas. 

Paragraf tambahan: Selain konflik utama, Gachiakuta menampilkan interaksi Rudo dengan karakter perempuan yang cerdas, berani, dan strategis, menunjukkan dinamika gender yang seimbang dalam cerita shounen. Kehadiran mereka menambahkan kompleksitas moral dan emosional, sekaligus memperlihatkan bagaimana perempuan bisa memengaruhi jalannya narasi bahkan dalam genre yang tradisionalnya didominasi laki-laki. 

Fullmetal Alchemist 

Hiromu Arakawa, perempuan kelahiran Hokkaido, dikenal luas lewat Fullmetal Alchemist. Cerita mengikuti Edward dan Alphonse Elric, dua bersaudara yang menggunakan alkimia untuk menghidupkan kembali ibu mereka. Namun Hukum Pertukaran Setara menuntut pengorbanan besar: mereka yang mencoba transmutasi manusia menghadapi kehilangan tubuh atau anggota tubuh. 

Foto: IMDB

Perjalanan mereka untuk mencari “batu filsuf” mempertemukan mereka dengan konflik moral dan sosial: genosida, eksploitasi manusia, korupsi, serta ketimpangan kekuasaan. Karakter perempuan seperti Winry Rockbell memainkan peran aktif, memiliki kompetensi teknis tinggi, dan sering menjadi penggerak solusi dalam alur cerita. 

Paragraf tambahan: Fullmetal Alchemist juga mengeksplorasi trauma dan pertumbuhan karakter perempuan, termasuk bagaimana mereka menghadapi norma gender yang ketat dan ekspektasi sosial. Interaksi Winry dengan Edward dan karakter lainnya memperlihatkan solidaritas, keteguhan, dan kepemimpinan perempuan, yang memberi perspektif berbeda dalam dunia shounen yang intens dan penuh konflik. 

Baca juga: Bagaimana ‘Manga Yaoi’ atau ‘Boys Love’ Masih Meromantisasi Kekerasan Seksual  

D.Gray Man 

Katsura Hoshino menulis D.Gray Man, berlatar dunia alternatif abad ke-19. Ceritanya mengisahkan para Exorcist dari Black Order yang menggunakan Innocence untuk melawan Millennium Earl dan ciptaan iblisnya, Akuma. Akuma lahir dari kesedihan manusia yang membuat perjanjian dengan Earl, mengikat jiwa orang meninggal ke senjata biomekanikal. 

Foto: Netflix

Allen Walker, protagonis utama, bersama timnya menghadapi dilema moral, dogma sosial, dan konflik yang sengaja dipelihara elit. Karakter perempuan berperan aktif, kritis, dan memiliki cerita sendiri. 

Paragraf tambahan: Anime ini memperlihatkan perjuangan perempuan yang tidak kalah heroik dari protagonis laki-laki, termasuk strategi, kemampuan tempur, dan keputusan moral yang menentukan jalannya cerita. Hoshino berhasil menyeimbangkan fokus cerita sehingga perempuan bukan hanya pendukung, tetapi bagian integral dalam mengungkap misteri dan menghadapi antagonis, menekankan representasi gender yang lebih egaliter. 

Deadman Wonderland 

Karya Jinsei Kataoka ini berlatar penjara hiburan futuristik, di mana tahanan dijadikan tontonan publik melalui permainan mematikan. Ganta Igarashi, remaja laki-laki yang dituduh membantai teman sekelas, memiliki kekuatan darah yang bisa menjadi senjata. 

Foto: Netflix

Anime ini menyoroti kapitalisme, eksploitasi penderitaan manusia demi hiburan, dan ketimpangan keadilan. 

Paragraf tambahan: Karakter perempuan di Deadman Wonderland muncul sebagai tokoh kuat, cerdas, dan independen, yang sering mengubah alur cerita atau menyelamatkan protagonis. Mereka juga menghadapi dilema moral, memperlihatkan kompleksitas psikologi dan posisi perempuan dalam sistem patriarkal, sehingga anime ini menjadi lebih dari sekadar tontonan aksi berdarah. 

Baca juga: Film ‘Ride or Die’ Homofobik, Sarat ‘Male Gaze’  

Noragami 

Dari Adachitoka, Noragami mengikuti Yato, dewa kecil tanpa kuil, miskin dan nyaris terlupakan. Yato menawarkan jasa kecil hanya dengan bayaran lima yen. Kehidupan Yato berubah ketika ia bertemu Hiyori Iki, remaja perempuan yang rohnya terlepas dari tubuhnya setelah kecelakaan. Bersama Yukine, roh remaja yang menjadi “senjata” Yato, mereka menghadapi konflik antar-dewa, dosa, dan eksistensi.

Foto: Netflix

Paragraf tambahan: Selain komedi dan aksi, anime ini mengeksplorasi relasi gender dan sosial. Hiyori menunjukkan keteguhan, empati, dan kecerdasan yang memengaruhi Yato dan alur cerita. Narasi menyoroti bagaimana perempuan bisa menjadi agen perubahan, memimpin dalam situasi krisis, dan menunjukkan kekuatan emosional yang sering luput dari cerita shounen tradisional. 

Black Butler 

Black Butler (Kuroshitsuji) karya Yana Toboso berkisah tentang Ciel Phantomhive, bangsawan muda yang membalas dendam atas keluarganya dibantai. Ia membuat kontrak dengan Sebastian Michaelis, iblis yang menyamar sebagai kepala pelayan. 

Foto: Netflix

Hubungan mereka kompleks, penuh ambiguitas antara pengabdian, manipulasi, dan ketergantungan. Latar fantasi gotik menghadirkan kritik tajam terhadap dehumanisasi, kesenjangan kelas, eksploitasi anak, perdagangan manusia, dan korupsi politik pada era Victoria Inggris. 

Paragraf tambahan: Karakter perempuan, baik bangsawan maupun pelayan, memainkan peran penting dalam membentuk konflik moral dan strategi Ciel. Mereka bukan sekadar dekorasi, melainkan tokoh yang menentukan jalannya cerita dan membuka ruang diskusi soal gender, kuasa, dan etika, membuat Black Butler relevan untuk penonton modern yang kritis. 

About Author

Jasmine Floretta V.D

Jasmine Floretta V.D. adalah pencinta kucing garis keras yang gemar membaca atau binge-watching Netflix di waktu senggangnya. Ia adalah lulusan Sastra Jepang dan Kajian Gender UI yang memiliki ketertarikan mendalam pada kajian budaya dan peran ibu atau motherhood.