Review ‘The Good Bad Mother’: Drakor Haru tentang Perjuangan Ibu Tunggal
Drakor ‘heartwarming’ ini mengisahkan perjuangan ibu tunggal untuk mengembalikan ingatan anaknya yang amnesia.
Di tengah ramainya drama Korea (drakor) bertema perselingkuhan, The Good Bad Mother hadir sebagai alternatif. Agak formulaik seperti Crash Course in Romance (2023), When the Camellia Blooms (2019), atau Marriage Contract (2016), The Good Bad Mother juga mengangkat cerita senada.
The Good Bad Mother mengisahkan ibu Jin young-soon yang rela melakukan apa saja agar anaknya Choi Kang-ho, bisa hidup dengan baik. Sebagai pencari nafkah tunggal, ia rela mengelola peternakan babi yang ditinggalkan oleh mendiang suami. Mengelola peternakan adalah hal baru untuknya, sehingga di sinilah cerita jadi menarik.
Drakor ini makin ciamik karena didukung lini pemain yang punya kualitas akting mengesankan. Sebagai informasi, tiga aktor utamanya terbiasa membintangi drakor-drakor yang punya rating tinggi di Korea Selatan.
Baca juga: Drama Korea ‘When the Camellia Blooms’ Tampilkan Ragam Identitas Perempuan
Sang ibu Jin Young-soon diperankan oleh Ra Mi-ran, aktris veteran dengan pengalaman hampir 20 tahun. Proyek dramanya yang paling sukses dan melambungkan namanya, yaitu Reply 1988 (2015). Bahkan drama ini menjadi salah satu drama tersukses sepanjang masa di Korea Selatan.
Lalu ada Choi Kang-ho yang diperankan oleh Lee Do-hyun. Tahun ini memang menjadi tahun keemasan doi, karena drakornya yang lain The Glory (2022-2023) juga laris manis. Walaupun pengalamannya relatif minim, hampir semua drama yang ia bintangi tetap menyedot pujian publik.
Selain itu ada Ahn Eun-jin sebagai Lee Mi-joo, teman lama dan cinta pertama Choi Kang-ho yang punya bisnis nail art. Ia mulai terkenal sejak membintangi serial Hospital Playlist (2020-2021) sebagai Chu Min-ha. Sebelum menggeluti dunia drama dan film, ia adalah aktris teater musikal selama satu dekade.
Baca juga: ‘Crash Course in Romance’, Sebuah Drama Terbaru Lagi Tentang Pendidikan di Korea Selatan
Kasih Ibu Sepanjang Masa
Salah satu alasan kenapa The Good Bad Mother sangat disenangi karena banyak pelajaran yang bisa diambil dari sini. Misalnya, alih-alih menunjukkan betapa beratnya menjalani peran sebagai single mom yang membesarkan anak seorang diri, drakor ini mengambil jalur berbeda. Itu justru menekankan betapa perempuan bisa mengelola peternakan babi dengan baik. Tak ada drama, tak ada keluhan meski hal ini adalah hal baru buat karakter utama.
Karakter ini sangat disiplin soal waktu, dan ia juga menerapkan kedisiplinan yang tinggi pada sang anak. Tujuannya agar si anak tak merasakan kesulitan yang sama sepertinya. Ia melarang Choi Kang-ho untuk bermain dengan temannya. Bahkan melarangnya makan hingga kenyang karena nanti akan menyebabkan kantuk dan tidak bisa belajar. Obsesi itu memang bikin sang anak takut dan cenderung membenci ibunya. Akibatnya saat beranjak dewasa, Choi Kang-ho yang berprofesi jadi jaksa, memilih untuk tinggal jauh dari sang ibu.
Baca juga: Review ‘Mom’: Sitkom Lucu tentang Jadi Ibu Tunggal
Namun, sebuah kecelakaan membuat Choi Kang-ho kehilangan ingatan sebagai orang dewasa. Imbasnya, ia selalu menganggap dirinya berumur tujuh tahun. Di sinilah Jin Young-soon merasa kalau ini kesempatannya berubah dan mulai mencintai dan menyayangi Kang-ho dengan sepenuh hati. Ia merasa saat Kang-ho kecil belum bisa memberikan kasih sayang yang penuh untuk putra satu-satunya.
Kita bisa dengan mudahnya membenci karakter ibu, tapi tersentuh dengan perjuangannya merawat anak, bahkan dalam kondisi paling tragis sekali pun.
Drakor heartwarming The Good Bad Mother ini bisa kamu saksikan di JTBC dan juga aplikasi streaming Netflix.
