Uncategorized

Kenapa ADHD Berisiko Overdiagnosis?

Di seluruh dunia, sekitar 5 persen anak-anak dan 2,5 persen orang dewasa memenuhi kriteria diagnostik lengkap untuk ADHD.

Avatar
  • September 14, 2023
  • 5 min read
  • 478 Views
Kenapa ADHD Berisiko Overdiagnosis?

Selain menarik dukungan dan pengertian, gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif atau attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) telah memicu perdebatan sengit dalam beberapa tahun terakhir. Salah satu topik hangatnya adalah apakah ADHD terlalu atau over didiagnosis.

Kekhawatiran ini sejalan dengan permintaan dari para dokter untuk dapat membantu memberikan akses diagnosis yang lebih luas dan kondisi yang akan ditambahkah pada Skema Asuransi Disabilitas Nasional (NDIS) Australia.

 

 

Dengar pendapat publik untuk penyelidikan Senat Australia mengenai “penilaian praktik terbaik, konsisten, dan tepat waktu” terhadap ADHD dan layanan dukungan dimulai baru-baru ini.

Merefleksikan ciri-ciri unik ADHD, dan bagaimana gagasan diagnosis berlebihan muncul, menunjukkan bahwa kekhawatiran yang salah tempat ini tidak boleh mengalihkan perhatian kita dari membantu orang yang terkena dampak kondisi tersebut.

Apa Itu ADHD?

ADHD adalah suatu kondisi perkembangan saraf yang melibatkan kemampuan seseorang untuk mengatur perilaku, perhatian, dan/atau tingkat aktivitasnya. Di seluruh dunia, sekitar 5 persen anak-anak dan 2,5 persen orang dewasa memenuhi kriteria diagnostik lengkap untuk ADHD.

Yang penting, hanya memiliki gejala hiperaktif, impulsif, dan kurang perhatian saja tidak cukup untuk memenuhi syarat diagnosis ADHD. Untuk memenuhi kriteria diagnostik saat ini, gejala-gejala ini pasti berdampak negatif pada “fungsi sosial, sekolah, atau pekerjaan” seseorang.

Hal ini membuat ADHD (dan kondisi kesehatan mental lainnya) berbeda dari kebanyakan masalah kesehatan fisik seperti kanker, diabetes, atau penyakit jantung. Kamu dapat menderita kanker tanpa memengaruhi keluarga, pekerjaan, atau kehidupan sosial kamu. Beberapa orang mungkin menderita kanker tapi tidak menunjukkan gejala apa pun dan masih baik-baik saja.

Namun menurut definisi, kamu tidak bisa menderita ADHD tanpa menunjukkan gejala dan merasakan dampaknya.

Baca juga: Tantangan Mendiagnosis ADHD pada Orang Dewasa

Overdiagnosis Atau Misdiagnosis?

Overdiagnosis adalah sebuah konsep yang pertama kali dikembangkan pada screening penyakit kanker untuk menyoroti situasi saat “diagnosis penyakit yang tidak akan pernah menimbulkan gejala atau kematian selama hidup pasien”. Definisi ini telah digunakan di banyak bidang kedokteran lain, juga analisis kesehatan sistem.

Jika didefinisikan dengan cara ini, diagnosis berlebihan itu berbeda dengan konsep kesalahan diagnosis (misdiagnosis), yaitu saat terjadi diagnosis yang salah. Misdiagnosis adalah ketika seseorang didiagnosis dengan suatu kondisi ketika mereka tidak memenuhi kriteria diagnostik.

Diagnosis berlebihan adalah sesuatu yang harus kita hindari. Jika suatu kondisi tidak akan membahayakan seseorang, kita seharusnya tidak menyia-nyiakan sumber daya medis untuk mengidentifikasinya, atau menggunakan prosedur invasif (tindakan yang memengaruhi jaringan tubuh pasien) untuk mengobatinya.

Namun jika kita merenungkan faktanya, mustahil kita menderita ADHD dan tidak mengalami dampak negatif, kita dapat melihat bahwa ADHD bukanlah suatu kondisi yang dapat didiagnosis secara berlebihan seperti halnya penyakit seperti kanker.

Baca juga: Autisme pada Perempuan Dewasa Kerap Luput Terdiagnosis

Definisi Berbeda

Tentu saja ada cara lain untuk mendefinisikan diagnosis berlebihan, sehingga bisa diterapkan pada ADHD.

Sebuah artikel tahun 2021 tentang ADHD dan diagnosis berlebihan mendefinisikannya sebagai kondisi yang terjadi ketika “efek akhir dari diagnosis tidak menguntungkan”. Namun implikasi definisi overdiagnosis ini sulit diketahui.

Ada banyak alasan mengapa diagnosis ADHD mungkin “tidak menguntungkan”, bagi sebagian individu. Ini bisa jadi salah diagnosis. Seseorang mungkin tidak memiliki akses terhadap perawatan dan/atau dukungan sosial yang diperlukan. Beberapa orang mengalami efek samping negatif dari pengobatan ADHD, atau mengalami stigma sebagai akibat dari diagnosis ADHD.

Salah satu temuan yang kadang-kadang dikutip sebagai bukti untuk diagnosis berlebihan ADHD adalah bahwa anak-anak yang termuda di kelasnya adalah anak-anak yang paling mungkin terdiagnosis.

Namun jika kamu menganggap ADHD tidak hanya memiliki gejala tertentu, tapi juga memiliki akibat yang berbahaya, hal ini mungkin sudah diduga. Kesulitan untuk tetap fokus selama kelas lebih mungkin berbahaya jika kamu sudah tertinggal di belakang teman sekelasmu – sehingga dampaknya akan semakin buruk.

Berbeda dengan penyakit fisik yang over didiagnosis, diagnosis anak-anak tersebut tetap penting untuk mengurangi dampak negatif dari kurangnya perhatian mereka. Hal ini tidak memerlukan pengobatan tapi dapat melibatkan intervensi lingkungan – termasuk mungkin mengulang sekolah selama satu tahun.

Baca juga: Anak-anak dengan Autisme Hadapi Masalah Akses Pendidikan

Bukan Suatu Kondisi Medis

Beberapa kekhawatiran tentang diagnosis berlebihan (overdiagnosis) ADHD tampaknya didasarkan pada keyakinan bahwa ADHD seharusnya tidak dianggap sebagai kondisi medis. Dari perspektif ini, kekhawatiran akan diungkapkan dengan lebih akurat dan transparan dalam kaitannya dengan kesalahan diagnosis (misdiagnosis).

Memang benar bahwa beberapa anak yang saat ini didiagnosis dengan ADHD mungkin sebenarnya hiperaktif, impulsif, atau kurang perhatian. Namun sifat-sifat ini mungkin memiliki efek netral atau positif pada kehidupan mereka. Sekali lagi, ini bukan diagnosis yang berlebihan, tapi diagnosis yang salah.

Bahkan di Amerika Serikat yang tingkat diagnosis ADHD-nya melebihi 5 persen, angka tersebut masih jauh dari perkiraan prevalensi epidemiologi. Itu berarti meskipun terdapat peningkatan signifikan dalam tingkat diagnosis ADHD selama beberapa tahun terakhir, masih banyak lagi anak-anak, remaja, dan orang dewasa yang mungkin memenuhi kriteria diagnostik ADHD. Mereka mungkin tidak pernah mengetahui masalah ini, tidak memiliki diagnosis, dan tidak mendapatkan dukungan apa pun.

Lalu ke Mana Setelahnya?

Jadi dokter umum dan pihak lain – seperti Praktisi Perawat Kesehatan Mental – mungkin memainkan peran penting dalam menilai dan mengelola ADHD.

Jelas diperlukan pelatihan dan dukungan ekstensif serta perubahan dalam cara pendanaan asesmen. Asesmen yang baik membutuhkan waktu dan saat ini pendanaan memerlukan waktu yang lebih singkat.

Saat ini, kita masih jauh dari “diagnosis berlebihan”, dan pada kenyataannya, kita masih jauh dari memberikan dukungan yang memadai kepada mereka yang membutuhkan.The Conversation

Christopher Gyngell, Research Fellow in Biomedical Ethics, The University of Melbourne; David Coghill, Financial Markets Foundation Chair of Developmental Mental Health, The University of Melbourne, dan Jonathan Payne, Principal research fellow, Murdoch Children’s Research Institute

Artikel ini pertama kali diterbitkan oleh The Conversation, sumber berita dan analisis yang independen dari akademisi dan komunitas peneliti yang disalurkan langsung pada masyarakat.


Avatar
About Author

Christopher Gyngell, David Coghill and Jonathan Payne

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *