Seminggu Mencoba Pesugihan Online Halal, Beneran Bisa Kaya?
Pesugihan online halal memanfaatkan problem finansial orang demi mengeruk keuntungan. Saya menguliknya selama seminggu terakhir.
Kamu pernah gusar menerima rentetan pesan singkat dari layanan togel, santet daring, mama minta pulsa, kartu kredit, info pembayaran kontrakan, hingga pinjaman online di nomor hapemu? Saya sendiri bisa menerima 1-2 pesan demikian saban hari. Jika dihitung-hitung, ada sekitar 200-an pesan dalam kotak pesan pribadi sampai akhirnya saya punya waktu untuk menghapus satu per satu.
Jika sudah jengah, saya biasanya bakal memblokir nomor pengirim pesan, meskipun saya sadar ini tindakan sia-sia. Sebab, sebagai orang yang aktif di internet dan hidup di negara di mana privasi tak jadi soal, saya tahu mungkin nomor hape dan identitas diri sudah tersebar di mana-mana. Apalagi pendaftaran kartu SIM dengan NIK Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu keluarga (KK) memang tak melindungi kita dari kebocoran data. Sementara, tak seperti di negara-negara maju macam Amerika, operator seluler kita tak punya inisiatif mengembangkan kecerdasan buatan untuk memblokir pengiriman SMS yang terindikasi bermuatan spam.
Karena lapor ke Kementerian Kominfo pun tak selalu menjamin seluruh pesan spam otomatis tersaring tak masuk lagi ke nomor pribadi, pun teriak-teriak ke negara juga nihil, akhirnya saya cuma bisa pasrah. Masalahnya, kesabaran saya ada batasnya, ketika minggu lalu saya menemukan pesan soal pesugihan online halal. Yang bikin kesal, SMS pesugihan online halal ini bisa meluncur ke hape sampai tiga kali lebih seharian. Bukan cuma problem frekuensi, tapi juga modus penipuan yang dilakukan, kenapa mengandaikan kalau warga seperti kami tak bisa kritis sama sekali?
“Alhamdulillah sy ibu LINA brhasil dgan PESUGIH4N U4NG H4L4L dan semua hutang sy sdah lunas, yng mau sperti saya lihat buktih videohnya di www.u4ngghoib.my.id,” demikian bunyi SMS tawaran pesugihan tersebut.
Bu Lina ini siapa? Apa hubungannya dengan Lina Jobstreet yang hobi nawarin kerjaan ke kita? Selain mencatut nama seenaknya, yang menurut saya enggak logis sama sekali adalah dia menggunakan formula klasik bahwa semua orang suka uang, bahwa semua orang mabuk agama. Karena itulah, pesugihan online halal seolah jadi jalan pintas untuk kaya tanpa harus menyekutukan Tuhan. Sebuah pendapat yang super ngawur karena metode pesugihan yang ditawarkan tetap berasal dari amalan dan bersekutu dengan setan. Ini kan jurus kreatifitas yang mungkin cuma bisa disaingi oleh kelompok sufisme, saking kreatifnya dan saking enggak logisnya.
Sepekan terakhir ini saya iseng menelusuri pesugihan online halal di platform digital. Ada dua jenis platform yang saya pilih, dengan tujuan ingin mendapatkan hasil penelusuran yang lebih beragam.
Baca juga: Apa Sih, yang Ada di Kepala Para Penipu di Internet?
Persugihan Online Halal lewat SMS dan Whatssap
Pesugihan online halal pertama yang saya kulik ada di platform pesan teks: SMS dan Whatssap. Tak kurang dua nomor saya kontak lewat SMS, ada Ki Samudro dan Mbah Rawa Gumpala. Keduanya punya modus yang nyaris sama, menawarkan penyelesaian atas kasus utang secara acak lalu mengarahkan saya untuk menghubungi nomor tertentu. Masalahnya, begitu saya balas SMS dan menunjukkan antusiasme untuk mencoba pesugihan halal ini, SMS saya malah dicuekin selama dua hari.
Saya coba lagi mengontaknya di hari ke-3 dengan bahasa yang lebih putus asa, seperti, “Saya sudah frustrasi, Mbah, utang saya ratusan juta, suami saya nyeleweng, anak saya tiga. Saya mohon sekali dibantu, Mbah, apapun syaratnya saya penuhi, berapa saja maharnya.” Sesekali, saya menelepon mereka dengan harapan SMS saya cepat berbalas.
Jika Ki Samudro masih kukuh mengabaikan SMS dan telepon saya, tapi tidak dengan Mbah Rawa Gumpala. Ia mengarahkan saya pada nomor WA khusus di mana secara singkat, ia menjelaskan soal cara kerja pesugihan online halal. Meskipun dari penjelasannya, saya tak paham, kenapa ia percaya diri sekali menyebutnya halal jika saya disuruh bayar mahar minimal Rp900 ribu dan mencari beberapa uba rampe—semacam sesajen ala Jawa yang sering nongol di sinetron perdukunan.
Dia juga minta data pribadi saya, tanggal lahir, alamat. Saya pikir kalau memang Mbah Gumpala sesakti itu, harusnya bisa menebak dong berapa umur saya, anak tongkrongan mana saya. Akhirnya dengan berseloroh saya balas pesan WA dia, “Mbah, tebak-tebak buah manggis yuk, siapa coba nama saya? Mbah kan sakti mandraguna. Hehe.”
Alih-alih dibalas, nomor WA saya langsung diblokir. Saya tersenyum kecut. Gini amat, Mbah cari duit. Anehnya saat saya cek data dirinya dengan aplikasi GetContact, tak ditemukan satu pun keterangan identitas yang mencurigakan. Sebaliknya, bahkan tak ada catatan apapun di aplikasi itu. Ini artinya, dugaan saya, orang yang ingin menipu dengan modus dukun pesugihan, biasanya sudah sedia banyak kartu SIM sekaligus untuk masing-masing target yang terjerat. Ini sekaligus menampar perusahaan telepon seluler yang gagal menertibkan registrasi kartu SIM dengan data tunggal NIK dan KK. Buktinya dia bisa bolak-balik registrasi kartu SIM baru, tuh.
Baca juga: Jenis-jenis Kebohongan di ‘Dating Apps’ dan Kenapa Orang Melakukannya
Blog
Jika saya mencari kata kunci “pesugihan online halal” di internet, laman pertama Google akan mengarakan pada beberapa situs. Kebanyakan dalam bentuk blog gratisan di WordPress dan Blogspot. Nah masalahnya, dari sekian banyak blog yang ada dan menyertakan nomor ponsel yang bisa dihubungi, hampir seluruhnya bodong alias tak aktif.
Di situs http://ritwalpesugihanuanggaib.blogspot.com/2018/04/info-resmi-uang-gaib-halal-situs-online.html, https://dukunuanginstan.wordpress.com/, dan https://medium.com/@pesugihanonlineuanggaibhalal/pesugihan-oline-uang-gaib-halal-a2f5529fd856, hingga https://ritualpesugihanhalal.blogspot.com/2020/08/pesugihan-dewi-sundari-tanpa-mahar-dan.html ditampilkan detail mahar yang harus dibayarkan jika ingin uangnya berlipat ganda. Menariknya, mereka punya pola yang sama.
Biasanya di laman atas akan menampilkan salam “Assalamualaikum!” Lalu menanyakan pada pengunjung blog, apakah memiliki masalah keuangan tertentu, seperti terlilit utang atau usaha bangkrut. Barulah diikuti dengan penjelasan apa itu pesugihan online halal. Beberapa blog menyebutnya pesugihan putih karena berkomitmen tak bersekutu dengan setan, tak menggunakan jimat atau mustika aneh-aneh, hanya amalan jarak jauh yang masih dirahasiakan. Tak lupa di samping-samping blog, ada testimoni dari pengguna jasa pesugihan halal, foto orang yang memegang segepok uang ratusan ribu, hingga foto selfie dukun yang bersangkutan.
Di antara blog di atas yang saya telusuri, ternyata hanya ada satu saja yang merespons WA saya, yakni blog Dewi Sundari. Setelah saya cek di Google lebih lanjut, nama Sundari itu bahkan tak hanya muncul di satu blog, tapi juga ada di media sosial Facebook hingga Linkedin. Ya betul, Linkedin, Saudara-saudara, progresif sekali.
Kepada saya, ia menanyakan nama dan tanggal lahir lalu ia berjanji membantu ritual dari jauh. Dalam penjelasannya, ia berujar, “Cara kerja Pesugihan Putih Kandang Bubrah adalah dengan membantu memperlancar rejeki secara alami dan bertahap, lewat seperangkat doa atau amalan. Nanti sudah ada panduan tertulisnya lengkap jika uang mahar sudah ditransfer.”
Ia mematok biaya Rp1,9 juta pada saya dan menyebut nomor rekening di beberapa alternatif bank. Saya manggut-manggut mengiyakan dan berkata, akan segera mengirim maharnya setelah dapat mesin ATM terdekat. Sembari mengulur waktu, saya bertanya-tanya tentang kemanjuran pesugihan ini, kenapa disebut halal, kalau gagal apakah ada garansi. Dengan mantap ia bilang, uang akan kami ganti 100% jika tak berhasil bahkan ditambah 5% jika kami terlambat bayar. Udah kayak promosi di supermarket, Senin harga naik ya.
“Kalau kami menjamin pasti berhasil, itu takabur namanya. Meskipun sejauh ini Alhamdulillah, belum pernah ada yang gagal,” imbuhnya meyakinkan saya.
Saya masih terus-menerus menjawabnya dengan pertanyaan baru, kadang enggak penting. Seperti, Mbak Sundari asli mana, dulu belajar ini di mana, klien-klien biasanya siapa saja. Nanti saya dapat berapa kalau sudah bayar Rp1,9 juta. Namun tampaknya, paranormal ini sudah bosan meladeni saya hingga menjawab seperlunya saja. Bahkan pertanyaan terakhir terakhir saya tak berbalas.
Dari Pesugihan Online Halal Saya Belajar…
Dari petualangan saya selama seminggu meladeni para dukun pesugihan online ini, dan betapa tak masuk akalnya pendekatan yang mereka gunakan, saya makin percaya bahwa tak ada yang namanya makan siang gratis. Tak ada juga yang namanya pesugihan online apalagi masih bonus halal pula. Ya saya tahu pesugihan dan santet itu eksis dalam kebudayaan lokal tertentu, tapi pesugihan online halal, tampaknya kita perlu lebih kritis lagi agar tak tertipu. Sebab, setelah saya telusuri, untuk level Pesugihan Putih Kandang Bubrah sekalipun, ada amalan yang berliku yang harus dilakukan. Jadi jika ada stempel halal, seperti halnya santet halal, korupsi halal, menipu halal, ya saya tak menganjurkan kamu buat percaya.
Pesugihan ini sendiri sebenarnya berasal dari tutur Jawa kuno yang dilakukan oleh mereka, pemburu kekayaan tapi ogah berusaha keras. Hasilnya, mereka memilih jalan ini, amalannya macam-macam, tapi intinya mengajak bersekutu dengan setan. Pesugihan jenis ini biasanya dijalani dengan merenovasi rumah terus-menerus, mengubah total bentuk rumahnya dalam kurun waktu kurang lebih 3 tahun sekali. Apabila tidak dilakukan, maka akibatnya fatal. Jika dilakukan dengan tertib, mereka akan mendapatkan uang hingga puluhan bahkan ratusan miliar, tentu saja uang yang didapatkan tersebut berasal dari sekutu dengan bangsa jin yang jelas dilarang oleh agama.
Sementara yang dilakukan dukun-dukun yang go online ini, mereka menjanjikan uang instan dengan mahar kecil. Untuk orang yang mungkin terjepit keadaan, dan tak terliterasi dengan baik, bisa saja rentan menjadi korban penipuan. Seperti kata Ketua Satgas Waspada Investasi (SWI) Tongam L Tobing kepada Detik, hampir semua tawaran pesugihan online halal adalah penipuan, sehingga pilihannya dua: Laporkan atau abaikan sama sekali.
Para penipu dengan modus pesugihan online halal tahu betul psikologi manusia bahwa uang adalah salah satu kunci “membeli” kebahagiaan untuk sebagian orang. Mengamini riset Michael Kraus, profesor di Yale School of Management yang terbit dalam jurnal Psychological Bulletin, uang mungkin tidak bisa membeli cinta, tetapi uang terbukti kuat terkait dengan kebahagiaan, terutama ketika orang tersebut membandingkan pendapatan mereka dengan orang lain.
Jadi, dari eksperimen ini, apa yang saya pelajari? Enggak ada, saya enggak belajar apa-apa kecuali satu ilmu penting: Kehati-hatian. Hati-hati untuk tak mudah percaya pada orang, hati-hati untuk mengeluarkan uang dengan iming-iming yang tak masuk akal. Sudah lah, kalau mau kaya, kita kerja, kerja, kerja saja sampai GERD.