Peringati Sumpah Pemuda, MyndfulAct Ajak Anak Muda Lebih ‘Mindful’
MyndfulAct ajak anak muda tegaskan peran setiap generasi muda di Indonesia melalui prinsip kesadaran.
Hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada (28/10) diperingati MyndfulAct dengan menggelar diskusi berjudul “Siapa Indonesia? Siapa Pemuda Pemudi Indonesia? Sebuah Refleksi #MulaiDariDiri Menjadi Indonesia Emas”. Diskusi yang dilakukan di Taman Mini Indonesia Indah tersebut sekaligus menandai peluncuran situs web MyndfulAct.com.
Melalui situs ini, publik dapat mengakses praktik-praktik mudah untuk berlatih mindfulness sehari-hari. Tujuannya agar setiap generasi muda bisa memaknai kembali peran mereka sebagai warga negara Indonesia yang berdampak untuk sekitar.
Pemaknaan itu penting, mengingat anak muda kerap dicibir sebagai generasi manja. Padahal riset Dr. Muhammad Faisal, pendiri Youth Laboratory Indonesia dan penulis buku “Generasi Kembali ke Akar”, menyebutkan persepsi tersebut bertolak belakang dengan realitas. Ia menegaskan, kondisi politik, ekonomi, dan kemajuan teknologi di Indonesia yang dirasakan generasi muda membuat mereka lebih peduli dan lebih memilih pendekatan kolaboratif dalam berkarya.
“Mereka sebetulnya memiliki kecenderungan kolektif dan nasionalis. Alih-alih fokus kepada perbedaan karakter generasi, sebaiknya kita bisa memprioritaskan kualitas interaksi antar generasi. Yang muda sadar memiliki peran sebagai penggerak dan yang lebih tua sadar akan porsi dan perannya sebagai pendukung,” ungkap Dr. Muhammad Faisal yang merupakan salah satu pembicara talk show.
Baca Juga: Tips Hidup ‘Mindful’ di Tengah Kesibukan, Agar Hati Tenang
“Di relief Borobudur, yang merupakan salah satu inspirasi Mohammad Yamin menulis teks Sumpah Pemuda, kita bisa menemukan tiga nilai kepemimpinan yang diwariskan oleh leluhur kita: kebijaksanaan (wisdom), kasih sayang (compassion), dan pikiran pemula (beginner’s mind),” ujar Hendrick Tanuwijaya seorang Praktisi Mindfulness dan penulis The Soul of Borobudur — Filosofi Mandala Cakravartin, “Kebijaksanaan perlu keterampilan mindfulness, peduli pada diri sendiri dan sesama perlu compassion, pikiran pemula membantu kita untuk lebih terbuka dalam beradaptasi dengan perubahan dan memiliki sikap kolaboratif.”
Sadar diri atau mindfulness menjadi topik yang kian menghangat di kalangan masyarakat. Memiliki keterampilan mindfulness sebetulnya memiliki manfaat lebih dari kesehatan mental saja.
“MyndfulAct percaya bahwa mindfulness atau berkesadaran memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga kualitas bangsa,” tegas Beby Vinny, Founder MyndfulAct. “Memiliki kesadaran diri membantu kita untuk berelasi dengan lebih baik. Keterampilan tersebut membuat kita bisa berpikir lebih jernih sebelum bertindak atau mengambil keputusan. Kita jadi bisa bekerja sama secara lebih positif dan pada akhirnya memberi dampak yang bermakna bagi komunitas kita.”
Menurut MyndfulAct ada tiga kesadaran yang penting ditumbuhkan oleh setiap individu:
Sadar diri
Individu mengenal dan menyadari kekuatan diri sehingga dapat termotivasi mengasah potensi untuk mendapatkan hasil terbaik di setiap hal yang ia lakukan.
Sadar relasi
Menyadari bahwa manusia harus hidup berdampingan, membuat individu lebih berempati terhadap perasaan dan kebutuhan orang lain. Ini tidak hanya membantu mereka membangun hubungan yang kuat dengan lingkungan sekitar, tetapi juga memberi mereka dorongan untuk membantu sesama.
Sadar dampak
Individu memiliki kepedulian pada hal yang lebih besar dari dirinya, seperti rasa ingin merawat kebangsaan ataupun keinginan untuk melindungi kekayaan dan potensi yang negara miliki untuk maju dan berkembang. Individu akan semakin terdorong untuk menciptakan solusi-solusi inovatif untuk menyelesaikan masalah yang terjadi di masyarakat.
Baca Juga: Apa itu ‘Mindful Consumption’: Agar Tentram Lahir Batin Saat Belanja
Bentuk kesadaran ini adalah keterampilan yang dapat dilatih kapan saja dan di mana saja. Itulah mengapa MyndfulAct mengembangkan MyndfulAct.com yang dapat diakses oleh masyarakat yang ingin mulai mengadopsi gaya hidup berkesadaran.
“MyndfulAct.com menjadi sarana bagi masyarakat, praktisi mindfulness, dan komunitas berbasis kesadaran (baik kesadaran sosial/lingkungan) untuk bertemu dan menjadi teman tumbuh untuk satu sama lain. Di dalamnya ada video pemaparan, panduan melatih kegiatan berbasis kesadaran yang bisa mengasah empati dan mengelola cara kita bereaksi. Hasilnya tidak hanya berdampak pada kualitas hidup masing-masing saja, tapi juga untuk komunitas yang lebih luas, untuk Indonesia yang lebih baik,” tutup Beby.
