Lifestyle Opini

Anakmu Kecanduan HP? Ini 6 Tips ‘Screen Time’ dari Ahli

Libatkan anak-anak dan remaja dalam percakapan tentang pentingnya membatasi penggunaan awai yang sehat.

Avatar
  • May 24, 2023
  • 4 min read
  • 648 Views
Anakmu Kecanduan HP? Ini 6 Tips ‘Screen Time’ dari Ahli

Coba dicek, dalam sehari berapa jam anakmu menggunakan gawai? Jawabannya kemungkinan besar tergantung pada usia, kelas berapa mereka di sekolah, dan aturan apa yang kamu terapkan di rumah tentang waktu penggunaan layar kaca. Namun kenyataannya, bagi anak-anak dan remaja yang tumbuh sebagai “penduduk melek digital”, hampir tidak mungkin bagi mereka untuk membayangkan hidup tanpa layar dalam bentuk apa pun.

Perangkat seperti ponsel, laptop, dan tablet telah ada di mana-mana sebagai alat hiburan dan pendidikan di sebagian besar belahan dunia. Hal ini membuat para orang tua, wali, guru, dan peneliti bertanya-tanya apakah layar itu baik atau buruk bagi anak-anak.

 

 

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan agar anak-anak usia sekolah (5-17 tahun) membatasi waktu bermain gawai untuk rekreasi. Rekomendasi pemakaian gawai untuk anak usia dua hingga empat tahun adalah tidak lebih dari satu jam waktu layar per hari (lebih sedikit lebih baik); mereka juga menyarankan bahwa anak-anak yang lebih muda dari dua tahun seharusnya tidak memiliki waktu layar.

Bukti penelitian yang telah ada menunjukkan, anak-anak dan remaja sudah melebihi rekomendasi ini dan pandemi COVID-19 telah memperburuk keadaan.

Sebenarnya, belum ada bukti konklusif tentang apakah waktu di depan layar itu baik atau buruk untuk anak-anak. Namun, berdasarkan penelitianku yang sedang berlangsung mengenai perkembangan anak-anak – termasuk peran bermain, tidur, gerakan fisik dan waktu melihat layar (screen time) – pandanganku adalah ada manfaat dari waktu bermain gawai yang bersifat edukatif, tapi kita tidak cukup tahu tentang potensi bahayanya.

Namun demikian, ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh orang tua dan guru. Hal ini mencakup hal-hal mendasar seperti menyadari berapa banyak waktu yang dihabiskan anak-anak di depan layar, bagaimana postur tubuh mereka, hingga isu-isu yang lebih kompleks seperti apa kelemahan dan kekuatan perkembangan setiap anak. Hal ini juga melibatkan penetapan batasan.

Semua ini tidak mudah untuk diterapkan. Namun, bukan berarti hal tersebut tidak dapat menjadi tujuan yang sehat untuk diupayakan. Tidak ada kata terlambat untuk memulai, tapi semakin dini kamu melakukannya, semakin baik.

Baca juga: Satu Minggu Tanpa Handphone Sebelum Tidur, Ini yang Saya Alami

Tips yang Harus Kamu Tahu

1. Sadari bahwa perkembangan anak dapat dipengaruhi oleh gawai

Penting bagi orang tua untuk mengetahui bagaimana penggunaan gawai (baik yang bersifat edukatif maupun rekreatif) dapat mempengaruhi perkembangan anak, serta perilaku mereka.

2. Ingat, respons setiap anak berbeda-beda terhadap gawai

Ingatlah bahwa semua anak berbeda dan karena itu akan merespons secara berbeda pula terhadap screen time. Jadi, memahami anak serta kekuatan dan kelemahan mereka adalah kuncinya. Misalnya, jika seorang anak kesulitan dalam mengelola input sensorik – seperti suara keras, cahaya terang, atau tekstur tertentu – mungkin lebih baik bagi mereka untuk menghindari waktu bermain gawai yang bersifat rekreatif.

3. Batasi screen time

Buatlah batasan-batasan seputar waktu penggunaan gawai. Ini adalah kunci di rumah dan di sekolah.

4. Monitor aktivitas anak agar screen time tak menghalangi proses belajarnya

Awasi bagaimana waktu di depan layar menghentikan anak-anak untuk melakukan hal-hal lain yang bermanfaat bagi perkembangan mereka. Misalnya, di rumah, seorang anak yang sebagian besar belajar melalui layar-layar di sekolah dapat didorong untuk menghabiskan waktu sepulang sekolah dengan bermain di luar dan melakukan kegiatan yang mengembangkan keterampilan motorik halus. Menggesek layar dan mengetik adalah pengganti yang buruk untuk kegiatan yang merangsang keterampilan seperti menulis, menggambar, mewarnai, melukis, dan memotong.

5. Lihat peluang pengembangan diri lain yang terabaiakan karena screen time

Di lingkungan sekolah, perhatikan apakah ada kegiatan lain yang memberikan kesempatan kepada anak-anak dan remaja untuk secara sengaja mengembangkan keterampilan sosial dan emosional mereka yang tidak mendapat banyak perhatian saat mereka sedang berada di depan layar?

6. Pantau postur tubuh saat sang anak main layar

Apakah layar diatur sedemikian rupa sehingga mendorong postur tubuh yang baik?

Baca juga: Di Balik Kecanduan Kita pada Konten Pamer Gaji di Media Sosial

Pantau Screen time Anak melalui Langkah-langkah Kecil

Menetapkan batasan dan mengupayakan keseimbangan yang sehat antara waktu bermain gawai yang edukatif dan rekreatif dalam konteks perkembangan yang lebih luas mungkin tampak menakutkan.

Hal ini membutuhkan pemikiran yang mendalam tentang dampak yang lebih luas dari pilihan yang dibuat di sekitar layar dan menawarkan berbagai kesempatan yang membantu meningkatkan peluang anak-anak untuk tumbuh menjadi orang dewasa yang sehat dan dapat menyesuaikan diri dengan baik.

Sebisa mungkin, libatkan anak-anak dan remaja dalam percakapan tentang mengapa keseimbangan waktu bermain gawai yang sehat akan bermanfaat bagi mereka. Hal ini dapat membantu mereka untuk mengambil tanggung jawab atas pilihan mereka mengenai kesehatan dan perkembangan mereka – baik untuk saat ini maupun untuk kesehatan dan kesejahteraan mereka pada masa depan.

Caterine Draper adalah Associate Professor, University of the Witwatersrand. Demetrius Adyatma Pangestu dari Universitas Bina Nusantara menerjemahkan artikel ini dari Bahasa Inggris.

Artikel ini pertama kali diterbitkan oleh The Conversation, sumber berita dan analisis yang independen dari akademisi dan komunitas peneliti yang disalurkan langsung pada masyarakat.



#waveforequality


Avatar
About Author

Catherine Draper

Catherine Draper, Associate Professor, University of the Witwatersrand. Demetrius Adyatma Pangestu dari Universitas Bina Nusantara menerjemahkan artikel ini dari Bahasa Inggris.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *