Culture Korean Wave

Asam Garam Konser BLACKPINK: Pengalaman Saya Nonton ‘Born Pink’ ‘Day-2’

Walaupun tiket dibabat habis calo sampai ragu dengan tiket kategori platinum, BLACKPINK sukses membuktikan mereka girl group terbesar dunia dengan konser yang memuaskan.

Avatar
  • March 1, 2023
  • 8 min read
  • 1041 Views
Asam Garam Konser BLACKPINK: Pengalaman Saya Nonton ‘Born Pink’ ‘Day-2’

Selama dua hari BLACKPINK mewarnai stadion utama Gelora Bung Karno (GBK) dengan kerlap-kerlip lampu merah muda, menandakan kalau mereka datang lagi ke Indonesia untuk mengguncang Jakarta dengan konser Born Pink World Tour pekan lalu. Pasalnya sudah empat tahun sejak Jisoo, Jennie, Rosé, dan Lisa terakhir kali menjamah BLINK, saat itu dengan konser In Your Area World Tour di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang.

Kali ini idola perempuan besutan YG Entertainment itu hadir dengan venue konser yang jauh lebih besar, mencakup sekitar 70 ribu penonton, sementara di konser pertama mereka jumlah penonton berkisar 8 ribu orang. Selain itu, mereka juga membawakan lagu dari album terbarunya Born Pink dan lagu dari album pertama mereka The Album–yang konsernya berlangsung virtual karena COVID-19, 2020 silam.

 

 

“We see all of you, those on the second and third floor,” ujar Rosé sambil menunjuk ke arah penonton yang duduk di tribun. Lisa kemudian menimpali, “Yeah, we see all of you.”

Bagi saya kalimat yang dilontarkan dua anggota termuda BLACKPINK itu yang paling berkesan ketika menghadiri hari kedua konser Born Pink, Minggu (12/3). Bagaimana tidak, ada keinginan besar untuk memberikan pengalaman berkesan saat mereka tampil di Indonesia. Apalagi saat hari pertama konser Rosé mengatakan jumlah penonton di Jakarta adalah terbanyak yang pernah mereka lihat.

Baca juga: ‘Giveaway’ Tiket Konser BLACKPINK: Ada Aroma Pelibatan Fandom Jelang Pemilu 2024

Ia lalu meminta BLINKS untuk mengangkat lightstick merah jambu berbentuk hati tinggi-tinggi yang membuat kemerlap pink di stadion GBK semakin menyala. Ada kesan magis sekaligus tidak percaya bisa menyaksikan sekeliling saya dibanjiri warna khas milik BLACKPINK, terlebih lagi karena saya tidak bisa menghadiri konser pertama mereka karena isu finansial.

Sebenarnya perasaan bahagia itu sudah terbangun ketika pintu panggung terbuka dan menunjukkan keempat anggota BLACKPINK berpose elegan slogan, “BLACKPINK in your area” dari lagu ‘How You Like That’ menggema di seluruh stadion. Tidak bisa menahan semangat yang membuncah, sontak saya ikut berteriak memanggil nama BLACKPINK. Hari itu konser dimulai sekitar pukul 19.00 WIB dengan ‘How You Like That’ yang resmi membuka konser. Pantulan wajah Jennie di layar–dengan plester luka di bawah mata kanannya–menyanyikan bait pembuka lagu utama dari The Album itu menambah semangat saya ikut menyanyikan lagunya, meskipun saya enggak tahu bahasa Korea.

‘How You Like That’ menjadi lagu pembuka memang pilihan yang tepat. Tempo yang semakin lama makin kencang dengan outro yang menjadi puncak lagu berhasil membangun euforia konser. Kembang api dari panggung sebelum dan sesudah lagu menambah kesan meriah konser Born Pink.

It’s show time,” batin saya. Saatnya menikmati konser yang sudah saya nantikan sejak lama dengan sungguh-sungguh.  

Tiket Platinum atau CAT, Mending Pilih yang Mana?

Tak bisa dimungkiri banyak huru-hara yang terjadi menjelang konser BLACKPINK. Mulai dari penjualan tiket dibabat habis oleh calo dan influencer Instagram yang menjualnya dengan harga belasan hingga puluhan juta sampai penonton tiket platinum yang tidak mendapatkan seating number lalu menciptakan pertikaian di hari pertama konser. Muncul juga isu politis ketika giveaway konser tiket BLACKPINK digunakan sebagai cara untuk menggaet new voters.

Baca juga: Dari A Sampai Z, Cerita Fans Generasi Dua K-Pop

Belum lagi persoalan pemakaian stadion utama GBK. Ada yang mengatakan konser tidak bisa dilaksanakan karena renovasi dan rencana BLACKPINK memakai stadion utama adalah bualan. Ada juga debat kusir di media sosial akibat tim sepak bola yang tidak bisa memakai stadion karena BLACKPINK (ssst…saya bahkan sempat diajak debat oleh teman kantor karena ini).

Sebenarnya saya mencoba untuk tidak mengikuti ‘drama’ tersebut. Tapi apa daya, saya juga membeli tiket dengan harga ‘mahal’–walaupun tidak sebanding dengan BLINKS yang rela membeli tiket belasan juta-di hari pertama penjualan tiket, November lalu.

Saat promotor iMe Indonesia mengumumkan akan mengundang BLACKPINK saya sudah tahu pasti akan terjadi persaingan sengit saat penjualan tiket dimulai. Bagi fangirl maupun fanboy ini adalah perang. Karenanya, saya sudah menyiapkan kuota yang banyak dan sudah siap tempur sejam sebelum penjualan tiket. Namun, belum cukup lima menit tiket sudah habis terjual. Marah, sedih, dan kesal yang bercampur aduk membuat saya misuh-misuh di media sosial pribadi saya. Tetapi, hal itu pula yang membuat saya berhasil membeli tiket dari teman seorang kenalan.

Ia menjual tiket platinum center dengan harga asli ditambah fee yang tidak ingin saya ungkapkan. Beggars cant be choosers, pilihannya cuma ada dua: tidak nonton konser sama sekali atau nonton konser dengan membeli tiket dari sumber kedua. Tentu saja saya mengambil pilihan yang terakhir.

Sejujurnya saya mengincar tiket CAT, baik satu maupun dua. Walaupun CAT di tribun, saya bisa melihat panggung secara keseluruhan, layar, dan penonton dengan lightstick merah muda mereka. Kalau boleh jujur tiket CAT 1 di bagian tengah menang banyak karena ini. Posisi platinum center–di belakang VIP–tidak bisa menawarkan pemandangan estetik itu karena pasti akan menonton BLACKPINK dari celah-celah kepala orang. Tapi, saya harus bersyukur bisa menonton BLACKPINK.

Baca juga: Review Album ‘Im Nayeon’, Bawa Kembali Napas Pop dalam K-Pop

Keinginan untuk membeli tiket CAT kembali muncul ketika saya menukarkan tiket elektronik dengan wristband, Sabtu (11/3).Saya tiba di GBK sekitar pukul 17.00 WIB, ada rintikan hujan dari langit yang semakin gelap. Sejak saya tiba dua bapak-bapak calo menawarkan untuk menjual tiket CAT 2 hari pertama dengan harga normal. Namun, saya menghiraukan mereka sebab prioritas utama saya adalah menukarkan tiket.

Tetapi, seusai mendapatkan wristband ada bisikan di kepala saya untuk membeli tiket dari calo. Pasalnya, mereka pasti akan banting harga secara drastis menjelang konser. Sayangnya, saat saya mendekati bapak calo ia mengatakan, tiket untuk hari ini sudah habis terjual dan hanya tersisa tiket untuk konser hari kedua. Bahkan calo juga mencari-cari lagi tiket hari pertama untuk dijual sampai berantem dengan sesama calo soal bagi hasil penjualan tiket.

Akhirnya saya memilih pasrah dan duduk termangu di depan GBK menyaksikan lampu merah muda di stadion menyala semakin terang diikuti riuh penonton ketika BLACKPINK mulai bernyanyi. Samar-samar muncul perasaan menyesal.

“Ah, sialan.”

BLACKPINK Bawa Euforia Besar

Saya tidak bisa membantah dari posisi platinum center sulit untuk melihat BLACKPINK sebab jarak dari panggung cukup jauh dan harus menonton konser dari celah-celah kepala orang di depan saya.  BLACKPINK pun terlihat sangat kecil dan hanya bisa melihat mereka sesekali ketika berjalan ke ujung panggung yang berbentuk T. Meski demikian, layar sebelah kiri sejajar dengan tempat saya duduk. Dari sana saya bisa melihat ekspresi dan penampilan mereka selama konser, walaupun memang tidak bisa menyaksikan penampilan BLACKPINK secara keseluruhan bersama backup dancer yang pastinya mengamplifikasi performance mereka.  

Meski demikian saya bisa menikmati konser tersebut sebab Jisoo, Jennie, Rosé, dan Lisa sukses membangun euforia besar di setiap lagunya. Suara Rosé dan Jisoo, misalnya, jauh lebih indah dibandingkan versi rekaman lagu-lagu mereka. Saat Jisoo membawakan lagu ‘Liar’ dari Camilla Cabello dengan gaun motif bunga berwarna merah–mungkin untuk memberi petunjuk soal lagu solonya yang bakal rilis akhir Maret nanti–suara alto rendahnya terdengar sangat stabil. Menegaskan kalau suara Jisoo cocok untuk lagi pop dengan sentuhan reggae atau musik electro-pop.

Rosé membuktikan dirinya salah satu vokalis kuat idol K-pop generasi ketiga dengan warna suara sopran yang unik ketika menyanyikan ‘Hard To Love’. Solo vokal untuk tiga baris pertama lirik lagu pop-rock bercampur disko itu memamerkan suara emas tak ada duanya dengan vibrato di setiap akhir katanya. Kelihaiannya dalam bernyanyi semakin diamplifikasi ketika ia membawakan ‘On The Ground’ dengan vokal yang tinggi di bagian reff.

Sementara Lisa menegaskan kalau dia memang terlahir untuk menjadi seorang idola di setiap lagu yang ia nyanyikan. Ia memiliki stage pressence yang tak ada duanya dengan  gerakan tari yang energetik didukung dengan ekspresi wajah percaya diri ketika membawakan ‘Lalisa’ dan ‘Money’. Apalagi saat ia berhasil membuat puluhan ribu orang terdiam dan kembali bersorak gembira dengan lirik: “Everyone silent, listen to my money talk!

Tak bisa dimungkiri, Lisa juga hype-women BLACKPINK. Sebelum Jennie nge-rap di ‘DDU-DU-DDU-DU’ Lisa meneriakkan namanya seolah-olah memberitahu penonton bahwa itu killer part lagu yang meroketkan nama mereka secara global itu. Sebelum dance break dari lagu tersebut ia juga berteriak: “Let’s Go!” yang menambah kegirangan penonton.

Jennie juga menunjukkan kelihaiannya di setiap bagian rap lagu-lagu BLACKPINK, seperti ‘Kill This Love’, ‘Shut Down’, dan ‘Pink Venom’. Namun, ia semakin bersinar menunjukkan kemampuan menari dan vokalnya dengan lagu solonya yang belum rilis, ‘You & Me’. Saat lagu tersebut berakhir dan panggung perlahan-lahan turun Jennie melambaikan tangannya kepada penonton.

Interaksi kecil kepada penonton itu yang membuat konser BLACKPINK semakin asyik. Jisoo sesekali tersenyum saat penonton menyanyikan kembali bagian verse-nya di ‘Tally’. Atau interaksi usil semacam Jennie yang mencubit pipi Jisoo atau Lisa yang membisikkan “I love you,” kepada Jennie membuat penonton semakin heboh.

BLACKPINK memang menunjukkan potensi besar mereka dengan performance individual. Tapi, they’re in their element saat tampil bersama. Saat cahaya berwarna merah muda bercampur ungu muncul dari atas panggung dan suara instrumen tradisional Korea menggema di stadion, keunikan masing-masing anggota ditampilkan dalam sang lagu utama ‘Pink Venom’.

Secara keseluruhan stage production, lightning, dan live music dari band yang mengiri BLACKPINK menambah euforia konser tersebut. Kembang api panggung di akhir lagu semacam ‘How You Like That’ juga menambah kesan luar biasa dari penampilan mereka. Bahkan lagu folk-ballad, ‘Stay’, terdengar lebih riang dan upbeat dengan iringan gitar elektrik dan drum.

Namun, momen yang paling berkesan bagi saya ketika BLACKPINK dan penonton ikut berdansa dan berlompat saat lagu ‘Yeah Yeah Yeah’ dan ‘As If It’s Your Last’ di penghujung konser. Jisoo, Jennie, Rosé, dan Lisa berhasil membawa konser yang memuaskan, tak heran TIME menobatkan mereka sebagai Entertainer of The Year tahun lalu.

Saat Jisoo mengucapkan terima kasih dan Lisa mengedipkan mata ke penonton, konser BLACKPINK berakhir. Mereka menghilang di balik panggung dan lampu stadion kembali menyala. Saya pun memiliki satu resolusi: “Saya harus nonton kalau mereka konser lagi.”


Avatar
About Author

Tabayyun Pasinringi

Tabayyun Pasinringi adalah penggemar fanfiction dan bermimpi mengadopsi 16 kucing dan merajut baju hangat untuk mereka.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *