Lifestyle

Belajar dari Ridwan Kamil dan Pramono Anung, Jejak Digital Bisa Jadi Senjata Makan Tuan

Jejak digital Ridwan Kamil dan Pramono Agung sedang ramai-ramai dikuliti warganet. Namun, apa sebenarnya jejak digital itu?

Avatar
  • September 6, 2024
  • 5 min read
  • 573 Views
Belajar dari Ridwan Kamil dan Pramono Anung, Jejak Digital Bisa Jadi Senjata Makan Tuan

Belum lama ini jejak digital dua Calon Gubernur Jakarta, Ridwan Kamil dan Pramono Anung viral di X jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024. Usut punya usut, postingan lama keduanyalah yang memantik kontroversi di kalangan warganet. 

@ridwankamil misalnya pada 6 Juni 2011 mengatakan, “Tengil, gaul, glamoor, songong, pelit, gengsian, egois, pekerja keras, tahan banting, pamer, hedon. Itu karakter orang JKT. #citybranding” 

 

 

Enggak cuma itu, warganet juga menemukan cuitan seksis Ridwan Kamil pada 1 April 2011. “Tips Bank: Sblm buka rek, lihat ukuran lingkar dada customer service anda. Kl terlalu besar, curigai. Segera pindah ke Bank lain. #MD” 

Sebelas dua belas, warganet juga menadapati, Pramono Anung membuat cuitan seksis di akun X pribadinya. Pada 12 November 2010, ia bilang, “Kesamaan LOKET dan TOKET.. Kalau pengen tahu sama2 DIINTIP..#nyantai ah..,” 

Apa yang sebenarnya patut kita pelajari dari postingan-postingan lama para politisi itu? Salah satunya tentu prinsip kehata-hatian. Berpikirkah dua kali sebelum jempolmu mengetik sesuatu di internet. Tujuannya agar terhindar dari digital footprint yang negatif, dan malah menjadi boomerang buat diri sendiri. 

Baca Juga: Bahkan di Ruang Digital Perempuan Palestina Masih Tak Aman 

Pengertian dan Jenis-jenis Jejak Digital 

Dikutip dari IBM, Apa yang dimaksud dengan jejak digital? jejak digital adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan jejak informasi yang kita tinggalkan saat menggunakan internet. Baik itu melalui media sosial, pencarian di Google, atau belanja daring, setiap aktivitas kita meninggalkan jejak yang dapat dilacak dan dikumpulkan oleh berbagai pihak. Dengan semakin canggihnya teknologi, memahami apa itu jejak digital menjadi semakin penting.  

Dalam dunia digital, jejak yang kita tinggalkan tidak hanya satu jenis. Dikutip dari Kaspersky, What is a digital footprint? And how to protect it from hackers, secara umum, jejak digital dapat dibagi menjadi dua kategori utama: Jejak digital aktif dan jejak digital pasif. Memahami perbedaan antara keduanya sangat penting karena keduanya memiliki implikasi yang berbeda terhadap privasi dan keamanan data pribadi kita. 

  1. Jejak Digital Aktif 

Jejak digital aktif adalah data atau informasi yang secara sadar dan sengaja kita tinggalkan saat beraktivitas di dunia digital. Contohnya, setiap kali mengunggah sesuatu di media sosial, mengirim email, atau meninggalkan komentar di blog, kita secara sadar memberikan informasi yang bisa diakses oleh orang lain. Jejak digital aktif ini mencakup: 

  • Postingan Media Sosial: Setiap kali kamu memposting foto, video, atau status di platform seperti Facebook, Instagram, atau X, kamu meninggalkan jejak digital aktif. Postingan ini bisa dilihat oleh teman, pengikut, atau bahkan publik, tergantung pada pengaturan privasi
  • Email dan Pesan: Saat kamu mengirim email atau pesan melalui aplikasi seperti WhatsApp atau Telegram, kamu meninggalkan jejak digital yang dapat disimpan oleh penerima atau bahkan oleh layanan yang kamu gunakan. 
  • Ulasan dan Komentar: Memberikan ulasan produk di situs e-commerce atau meninggalkan komentar di artikel blog juga merupakan contoh jejak digital aktif. Informasi ini sering kali dapat diakses oleh publik dan bisa bertahan di internet dalam jangka waktu lama. 

Jejak digital aktif sering kali lebih mudah dikelola karena kita memiliki kontrol langsung atas apa yang kita bagikan dan kepada siapa kita membagikannya. Namun, penting untuk diingat bahwa begitu sesuatu diposting secara online, sangat sulit untuk menghapusnya sepenuhnya. 

Baca Juga: Menciptakan Ruang Online yang Aman bagi Anak Perempuan 

  1. Jejak Digital Pasif 

Jejak digital pasif adalah data yang dikumpulkan tanpa kamu sadari atau sengaja memberikannya. Data ini biasanya dihasilkan saat kamu melakukan aktivitas online yang tampaknya tidak signifikan tetapi tetap meninggalkan jejak yang dapat dilacak. Contoh-contoh jejak digital pasif meliputi: 

  • Riwayat Pencarian: Setiap kali kamu mencari sesuatu di mesin pencari seperti Google, riwayat pencarian kamu disimpan dan digunakan untuk menargetkan iklan atau meningkatkan hasil pencarian di masa depan. Meskipun kamu tidak secara langsung membagikan informasi ini, data tetap dikumpulkan dan dianalisis. 
  • Data Lokasi: Banyak aplikasi dan perangkat mengumpulkan data lokasi kamu secara pasif, bahkan ketika kamu tidak aktif menggunakannya. Misalnya, smartphone mungkin melacak lokasi kamu untuk memberikan rekomendasi restoran terdekat atau rute tercepat ke tujuan. 
  • Cookie dan Tracker: Saat kamu mengunjungi situs web, cookie sering kali disimpan di perangkat kamu untuk melacak aktivitas browsing. Cookie ini memungkinkan situs web mengingat preferensi kamu dan memberikan pengalaman yang lebih personal, tetapi juga bisa digunakan untuk mengumpulkan data tentang kebiasaan online kamu. 

Jejak digital pasif sering kali lebih sulit untuk dikontrol karena data ini dikumpulkan tanpa interaksi langsung. Perusahaan teknologi dan platform digital sering kali menggunakan data ini untuk berbagai tujuan, mulai dari pengembangan produk hingga pemasaran yang ditargetkan. 

Baca Juga: Dear Mahasiswa yang Hobi Pakai AI, Ada Risiko dan Privasi yang Jadi Taruhan 

Cara Melindungi Digital Footprint Kamu 

Ada beberapa langkah yang bisa kita ambil untuk melindungi jejak digital kita. Salah satunya adalah dengan mengurangi jejak digital yang kita tinggalkan. Ini bisa dilakukan dengan berhati-hati dalam membagikan informasi di media sosial dan memilih pengaturan privasi yang ketat. 

Masih dikutip dari Kaspersky, menggunakan VPN (Virtual Private Network) juga bisa membantu menyembunyikan jejak digital kita dengan mengenkripsi data yang kita kirim dan terima. Selain itu, selalu periksa dan perbarui pengaturan privasi di aplikasi dan layanan yang kita gunakan. 



#waveforequality


Avatar
About Author

Kevin Seftian

Kevin merupakan SEO Specialist di Magdalene, yang sekarang bercita-cita ingin menjadi dog walker.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *