Culture Screen Raves

‘A Virtuous Business’: Ada Pemberdayaan dalam Bisnis Celana Dalam

Bagaimana gawatnya jika kamu memulai bisnis celana dalam dan piranti asmara, di tengah masyarakat konservatif?

Avatar
  • October 25, 2024
  • 5 min read
  • 1179 Views
‘A Virtuous Business’: Ada Pemberdayaan dalam Bisnis Celana Dalam

Berlatar 1992, Han Jung-sook (Kim So-yeon) sedang melintasi pasar yang ramai di Desa Geumje, Korea Selatan. Ia tampak memikul karung besar berisikan boneka hewan. Sebagai sosok yang terkenal cantik, pintar, bahkan memenangkan kontes miss kecantikan lokal, pemandangan itu dinilai tak wajar. 

Penduduk setempat merasa kasihan pada Jung-sook, dan menganggapnya menjalani kehidupan sulit. Jung-sook memang menikahi laki-laki yang dianggap pecundang di desa, ia pun memilih karier sebagai ibu rumah tangga. Demi mencukupi kebutuhan sehari-hari, ia rela mengambil kerja sampingan berjualan boneka. Penghasilan suami, Kwon Seong-soo (Choi Jae-rim) tak cukup untuk keluarga. Apalagi ditambah ia berselingkuh dengan sahabat sendiri. 

 

 

Review A Virtuous Business drakor
Sumber: JTBC Drama

Baca juga: Tak Sekadar ‘Joke’ Dicoret dari KK, Tupperware Ternyata Berdayakan Ibu-ibu 

Demi membuat keluarga kecilnya bisa bertahan hidup, Jung-sook mencoba mengambil pekerjaan penuh risiko. Mulanya, ia melihat lowongan tentang siapa saja—termasuk ibu rumah tangga buat berjualan produk lingerie dan piranti asmara alias sex toys. Tinggal di masyarakat yang masih konservatif, ia ragu. Namun, karena tak punya pilihan lain, Jung-sook terjun ke bisnis ini. 

Di sinilah nanti, Jung-sook bakal bertemu tiga agen penjualan lain, Seo young-bok (Kim Sun-young), Oh Geum-hee (Kim Sung-ryung), dan Lee Joo-ri (Lee Se-hee). 

Young-bok sendiri sehari-harinya adalah ibu rumah tangga dengan suami dan empat anak kecil. Pekerjaan suami hanya serabutan dan tak menentu, sehingga membuat ia mengambil peluang untuk membantu perekonomian keluarga. 

Sementara, Geum-hee masuk ke dalam ‘geng lingerie’ karena merasa dikurung oleh si suami. Suaminya yang masih patriarkal menganggap tugas perempuan hanya di rumah saja, enggak perlu bekerja di luar rumah. Karena itu selain ingin mendapat teman, ia pikir cara ini bisa membuatnya enggak menjadi anti-sosial karena selalu berada di rumah. Ia juga mau membuktikan perempuan sepertinya bisa berdaya. 

Kemudian ada Joo-ri, ibu tunggal. Ia ingin agar semua orang enggak menganggapnya lemah karena tak ada figur suami. Ditambah uang sewa tempat ia bekerja (Joo-ri punya usaha salon) dinaikkan oleh induk semangnya. Mau tak mau, ia harus mencari tambahan lain untuk mencukupi uang sewa dan menghidupi anak laki-lakinya.  

Baca juga: Review ‘La Luna’: Kala Pemberontakan Dimulai dari Celana Dalam 

Jualan Lingerie Mirip dengan Model Penjualan Pesta Tupperware 

Kamu pernah dengar enggak soal Pesta Tupperware? Metode penjualan yang ditemukan oleh Brownie Wise—salah satu agen perempuan Tupperware era1950-an di Amerika Serikat. Metode ini dilakukan dengan mendemonstrasikan produk-produk Tupperware di rumah salah satu warga. Dilansir dari DW, demonstrasinya meriah dan jadi salah satu trik pemasaran paling mutakhir kala itu, karena mampu menyerap banyak pembeli. 

Cara penjualan Jung-sook dan lain pun sama dengan Pesta Tupperware. Mereka menampilkan produk-produk lingerie dan piranti asmara di rumah warga sekitar. Sasaran pertama mereka adalah rumah Oh Geum-hee. Awalnya memang cara tersebut enggak berhasil, karena masih banyak perempuan Desa Geumje yang ketakutan dan menganggap hal berbau dewasa enggak sepatutnya buat ditampilkan secara publik. 

Jasmine Floretta dalam artikelnya yang terbit di Magdalene.co “Tak Sekedar ‘Joke’ Dicoret dari KK, Tupperware Ternyata Berdayakan Ibu-ibu” bilang, Pesta Tupperaware jadi ajang para perempuan saling tertawa, berbagi cerita, dan membangun persahabatan (sisterhood). 

Drakor ini juga ingin menunjukkan itu. Kita enggak cuma melihat kehangatan persahabatan empat perempuan, tapi juga betapa mereka bisa berdaya dalam membantu perekonomian keluarga. 

drakor ulasan A Virtuous Business terbaru di netflix
Sumber: JTBC Drama

Baca juga: Drakor ‘Lovely Runner’: Mari ‘Ter-sunjae-sunjae’ Bersama 

Perempuan Tengah Baya, Seks, dan Sisi Berdaya 

Sensasinya seperti menonton film drama Malaysia dengan ide serupa, La Luna (2023). Kita diperlihatkan bahwa memulai bisnis hal-hal dewasa di lingkungan konservatif, bakal menghadapi banyak tantangan. 

Tantangan terbesar datang dari masyarakat setempat yang menganggap mereka menjijikkan. Bahkan, ada yang melabeli keempatnya haus seks dan jalang. Sementara, rumah tempat mereka mempromosikan produk dicap sebagai rumah bordil di mana perempuan di dalamnya merupakan pekerja seks. 

Tembok rumah Jung-sook pun pernah jadi sasaran vandalisme dengan tulisan ‘SEX’ berkelir merah. “Aku merasa jijik. Aku melakukannya agar kau merasa malu. Kau menjual barang-barang tak senonoh dan memberi pengaruh buruk pada istriku,” ujar pemilik toko tersebut. 

Singkatnya, mereka dinilai menghilangkan nilai-nilai tradisional yang sudah lama ada di kampung tersebut. 

Namun, di luar perjuangan berdarah-darah mereka berjualan piranti asmara dan celana dalam, saya melihat ada dua pesan penting di dalamnya. 

A Virtuous Business
Sumber: JTBC Drama

Pertama, mengutip The Straits Times, perempuan tengah baya kerap dikecualikan dalam tontonan seputar seks, hasrat, dan romansa. Mereka dianggap bukan bagian dari mahkluk sosial yang punya hasrat dan keinginan. Namun, Drakor A Virtous Business menentang ini semua. Kita diperlihatkan bagaimana perempuan berusia setengah baya dan dibebani dengan pekerjaan rumah tangga, menemukan kembali sisi sensual mereka. 

Dilansir dari sumber yang sama, empat pemain utama serial ini mulanya merasa tidak nyaman dan malu mengenakan celana dalam dan pakaian seksi lainnya. Namun, mereka mulai menyukai gagasan menjadi seksi dengan pakaian dalam sutra, lalu bersemangat untuk mengeksplorasi kesenangan dengan cara mereka sendiri. Bahkan ada adegan di mana janda beruban mengenang masa penuh gairah bersama mendiang suami.   

Kedua, seperti motivasi yang ditunjukkan masing-masing tokoh, mereka sama-sama berjuang merebut agensinya sebagai perempuan. Enggak cuma memberikan pemberdayaan pada ibu-ibu rumah tangga yang butuh tambahan uang, serial ini juga bisa membantu keharmonisan rumah tangga. 

Apakah Jung-sook dan keempat teman lainnya  akan berhasil untuk menjual pakaian dalam dan piranti asmara di desa mereka? Kita tunggu episode selanjutnya, ya. Kamu bisa saksikan drakor ini di Netflix.  



#waveforequality


Avatar
About Author

Chika Ramadhea

Dulunya fobia kucing, sekarang pencinta kucing. Chika punya mimpi bisa backpacking ke Iceland.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *