#GirlsTakeOver: Saat Perempuan Muda Jadi Pemimpin Sehari di BUMN
Kampanye global yang diinisiasi Plan International ini dilakukan untuk mendobrak stereotipe gender terhadap anak dan perempuan muda, serta mendukung kepemimpinan mereka.
Posisi Menteri BUMN Erick Thohir pada Kamis, 30 September 2021 resmi diambil alih oleh perempuan muda. Sharon Florencia (24), salah satu dari enam finalis #GirlsTakeOver dipilih langsung oleh Erick Thohir untuk mengambil alih tugas-tugasnya selama sehari. Selain posisi Menteri BUMN, ada lima jabatan Direktur BUMN lain yang akan diambil alih oleh para finalis.
Lima finalis lain adalah Virdha dari Jawa Tengah yang akan menggantikan tugas Direktur Utama Angkasa Pura I Faik Fahmi, Adinda dari Jawa Tengah yang akan menggantikan tugas Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi, Indira dari Sulawesi Selatan yang akan menggantikan tugas Direktur Utama Kimia Farma Verdi Budidarmo, Sisilia dari Nusa Tenggara Timur yang akan menggantikan Direktur Utama BRI Sunarso dan Putri dari Jawa Barat ditugaskan untuk menggantikan Direktur Utama Telkomsel Hendri Mulya Syam.
#GirlsTakeOver merupakan kampanye global inisiasi dari Plan International untuk merayakan Hari Anak Perempuan Internasional (International Day of the Girls) yang jatuh pada 11 Oktober. Kampanye ini diselenggarakan serempak di 75 negara setiap tahunnya. Tema tahun ini adalah kesetaraan gender dan kepemimpinan perempuan di dunia kerja. Pelaksanaannya di Indonesia sendiri merupakan kolaborasi Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) dengan Srikandi BUMN dan Forum Human Capital Indonesia, yang dilangsungkan sejak 17 Agustus hingga Oktober 2021.
Plan Indonesia merupakan organisasi yang berfokus pada pemenuhan hak anak dan kesetaraan bagi anak perempuan. Sementara, Srikandi BUMN merupakan komunitas perempuan berkarya di BUMN untuk saling mendukung sesama perempuan dalam berkarya dan berprestasi dengan beragam peran sebagai ibu, istri dan pekerja.
“Melalui kampanye ini kami ingin mendobrak stereotip gender terhadap anak dan perempuan muda, serta mendukung kepemimpinan mereka. Sehingga, perlu affirmative action untuk memberikan kesempatan dan dukungan yang setara bagi perempuan muda untuk maju dan menjadi pemimpin,” ujar Dini Widiastuti, Direktur Eksekutif Plan Indonesia.
Menurut Tina T. Kemala Intan, Ketua Umum Srikandi BUMN, keenam finalis dipilih dari ribuan pendaftar dan telah melalui beragam tahap seleksi yang ketat.
“Srikandi BUMN dan Plan Indonesia juga bekerja sama untuk mengadakan Girls Leadership Class sebagai salah satu bentuk pengembangan kepemimpinan bagi adik-adik kita agar lebih siap menghadapi challenge takeover ini.” tutur Tina
“Selanjutnya Srikandi BUMN berkomitmen untuk terus mendorong terwujudnya gender equality melalui program-program women leadership dan women empowerment. Harapan kami semoga kelak para finalis perempuan yang terpilih, serta seluruh adik-adik perempuan di Tanah Air, dapat menjadi generasi penerus yang memberikan kontribusi terbaik untuk masyarakat, bangsa dan negara,” tambah Tina.
Ketua Umum Forum Human Capital Indonesia (FHCI), Alexandra Askandar memandang, dalam kepemimpinan, penting untuk mewujudkan keberagaman. Hal ini bertujuan untuk memberi nilai tambah dan mendorong transformasi human capital. Seiring dengan itu, menurut Erick, transformasi dalam Kementerian BUMN dan perusahaan BUMN tidak mungkin terjadi jika tidak didukung oleh Transformasi Human Capitalnya.
“Kita bisa buat SOP, mengubah bisnis strategi dan inovasi digital. Tapi kalau human capital-nya tidak berubah, kita akan terjebak disitu-situ saja dan akhirnya semua hanya pemikiran semata, bukan implementasi,” kata Erick.
Menteri BUMN ini menargetkan keterwakilan perempuan di Dewan Komisaris, Dewan Direksi, dan satu level di bawah direksi BUMN sebesar 15 persen pada 2021 dan 25 persen pada 2023. Saat ini jumlah perempuan di level pengambil keputusan itu sudah mencapai 13 persen.
Usulan untuk Dukung Kepemimpinan Perempuan
Pada kesempatan itu Sharon memberikan dua usul. Pertama, diskusi one on one antara top management perempuan dengan karyawan perempuan. Hal itu akan sangat baik karena top management telah memiliki banyak pengalaman dan bisa berbagi tips dan trik kepada karyawan perempuan bawahannya untuk bisa mencapai posisi seperti mereka.
Usulan yang kedua terkait group building mentor yang terdiri dari satu sampai tiga mentor dengan tiga sampai lima mentee. Dalam program mentoring ini, para mentor bisa berbagi apa saja yang bisa dilakukan untuk mencapai posisi kepemimpinan tertentu, tantangan yang dihadapi, bagaimana menghadapinya, serta memberikan solusi berdasarkan pengalaman mereka. Komunikasi pun berlangsung dua arah sehingga dalam grup tersebut, siapa saja bisa memberikan feedback.
“Dua hal ini lah yang perlu untuk kita sama-sama lakukan untuk meningkatkan keterwakilan perempuan. Jadinya, women empower women,” tutur Sharon.
Asia-Pacific Girls Report 2021 dari Plan International juga mengungkapkan bahwa Indonesia menempati peringkat 10 dari 19 negara pada keseluruhan nilai indeks kepemimpinan remaja perempuan (Girls Leadership Index) di Asia Pasifik. Dalam indeks ini, posisi Indonesia berada di peringkat 12 pada kategori keterwakilan suara dan representasi perempuan muda di politik. Data dalam indeks ini menggambarkan bahwa perempuan masih menghadapi berbagai tantangan untuk menjadi pemimpin.