‘Herstory’ Jakarta Film Week 2025: Angkat Jatuh Bangun Perempuan lewat Sinema
Memasuki tahun kelimanya, Jakarta Film Week 2025 (JFW 2025), festival film internasional inisiasi Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta kembali digelar. Semangatnya adalah membuka ruang bagi keberagaman suara dan perspektif di dunia sinema. Sejak pertama kali diadakan, JFW menjadi wadah penting bagi sineas lokal dan internasional untuk bertemu, berdialog, dan memamerkan karya mereka kepada publik yang lebih luas.
Festival ini tak hanya berfokus pada penayangan film, tetapi juga berupaya mendorong perkembangan industri film Indonesia dan memperkuat posisi Jakarta sebagai pusat pergerakan industri kreatif nasional yang inklusif.
Baca juga: Jakarta Film Week 2024 Resmi Dibuka “Sampai Jumpa, Selamat Tinggal”
Salah satu program unggulan tahun ini adalah ‘Herstory’, sebuah segmen khusus yang dirancang sebagai ruang perayaan bagi suara, kisah, dan pengalaman perempuan dalam sinema. Program ini diharapkan menjadi titik temu bagi para pembuat film, peneliti, dan penonton untuk berdiskusi tentang bagaimana perempuan merepresentasikan dirinya dan dunia di layar lebar.
Dalam rilis resmi yang diterima Magdalene, program Herstory akan digelar di Teater Sjuman Djaya, Taman Ismail Marzuki, pada 25 Oktober 2025. Tahun ini, ada lima film pendek dari berbagai negara yang akan ditayangkan: Will Today Be A Happy Day? (dir. M. Kanz Daffa, 2025, Indonesia), Bitter Chocolate (dir. Sahar Sotoodeh, 2024, Iran–Jerman), The First Times (dir. Giulia Cosentino & Perla Sardella, 2025, Italia–Spanyol), Five Ways to Get Rid of a Hickey (dir. Colectivo Niñita Perversa, 2024, Chili), dan Razeh-del (dir. Maryam Tafakory, 2024, Iran–Inggris–Italia).
Tak hanya pemutaran film, Herstory juga menghadirkan sesi diskusi bersama sejumlah pembicara, di antaranya M. Kanz Daffa (utradara Will Today Be A Happy Day?), Hannah Al Rashid (aktor), dan Julita Pratiwi (peneliti film dan pengarsip dari Kelas Liarsip). Diskusi ini diharapkan menjadi wadah berbagi pengalaman dan memperluas pemahaman tentang peran perempuan dalam dunia film, baik di depan maupun di belakang layar.
Baca juga: Alternativa Film Awards 2024: Penghargaan untuk Talenta Film se-Asia
“Herstory selalu menjadi ruang penting di Jakarta Film Week untuk menyoroti cara perempuan melihat, mengalami, dan menafsirkan dunia melalui sinema. Tahun ini, kami ingin mengajak penonton tidak hanya menonton film, tetapi juga memahami konteks di baliknya—tentang keberanian, ingatan, dan kerja-kerja yang sering kali tak terlihat namun begitu bermakna dalam kehidupan sehari-hari,” ungkap Novi Hanabi, Program Manager Jakarta Film Week.
Bagi penonton yang tertarik menghadiri pemutaran film dalam program Herstory, tiket dapat dibeli melalui TIX ID atau secara langsung di lokasi (on the spot) di setiap venue Jakarta Film Week. Informasi lengkap mengenai jadwal dan kegiatan festival dapat diakses melalui akun media sosial resmi @jakartafilmweek.
















