Politics & Society

Ke:kini: Ruang Bersama dan Kolaborasi

Tidak hanya ruang kerja bersama, ke:kini adalah tempat bagi komunitas untuk berkolaborasi dan berkontribusi.

Avatar
  • October 10, 2017
  • 3 min read
  • 567 Views
Ke:kini: Ruang Bersama dan Kolaborasi

Ketika sedang bosan rapat di kantor, atau ingin mengadakan acara sosial namun bingung mencari tempat yang kondusif, ruang kerja bersama ke:kini dapat menjadi salah satu pilihan. Terletak di pusat kota, tepatnya Jalan Cikini Raya, ruang bersama ini mudah dijangkau dan lokasinya strategis.

Menempati bangunan zaman kolonial bernuansa kayu, Ke:Kini terdiri dari dua lantai yang terang, sejuk dan nyaman dengan desain minimalis. Lantai pertama dinamakan beranda Ke:kini, yang bisa menampung sampai 50 orang. Lantai dua berisi dua ruang pertemuan yang masing-masing bisa dipakai sampai 10 orang, dan satu area terbuka, berisi meja-meja kerja berikut kursinya, yang bisa menampung sekitar 30 orang. Ruang-ruang ini bisa digunakan untuk mengadakan rapat, mengerjakan tugas kuliah, mengadakan lokakarya, atau kegiatan lainnya.

 

 

Bisnis ruang kerja bersama atau co-working space memang sedang menjamur, namun kelebihan ke:kini adalah konsep kolaborasi bersama dengan komunitas-komunitas yang bergerak dalam isu kemanusiaan dan seni budaya. Ke:kini terafiliasi dengan Indonesia untuk Kemanusiaan (IKa), sebuah lembaga kemanusiaan yang fokus pada penggalangan dan pengelolaan sumberdaya dan menyalurkannya pada kelompok atau individu yang tengah melakukan inisiatif perubahan di wilayahnya. Keduanya memiliki visi yang sama dalam mewujudkan keadilan sosial dan untuk berkontribusi dalam mengubah Indonesia menjadi lebih baik.

“Penyewa ruang di Ke:kini banyak yang berasal dari jaringannya IKa, dan komunitas-komunitas lainnya di luar itu. Kami ada untuk mendukung dari sisi yang lain, yaitu wadah yang kondusif untuk teman-teman dalam pergerakan,” ujar Narariya, Community Manager ke:kini.

Sejak berdiri Agustus 2016 lalu, sudah banyak acara  yang  telah diadakan bersama ke:kini, mulai dari seminar, diskusi dan lokakarya, namun ke:kini fokus pada tiga sektor utama yaitu seni, sosial, dan budaya. Salah satunya adalah lokakarya bermain ukulele bersama komunitas UKUiki.

Awalnya UKUiki hanya mengadakan lokakarya di sekitar daerah Jakarta Selatan, namun seiring dengan meningkatnya permintaan dari orang-orang yang ada di bagian Jakarta lainnya, Ukuiki untuk pertama kalinya mengadakan lokakarya belajar ukulele di ke:kini pada September lalu. Tempat yang strategis menjadi salah satu alasan Gratia Suwu, pendiri UKUiki, untuk mengadakan lokakarya di ke:kini.

“Tempatnya juga lucu, ruangannnya lumayan luas, dan dari pihak ke:kini pun responnya positif. Ada rencana workshop ini akan diadakan rutin di ke:kini,” ujarnya.  

Acara lain yang rutin diadakan ke:kini adalah Ruang (Ny)aman, hasil kerja sama dengan Magdalene dan The O Project, yang diadakan pada Rabu ketiga setiap bulan. Acara ini adalah wadah bagi perempuan untuk berdiskusi secara nyaman dan aman mengenai berbagai masalah, mulai dari hubungan dan karier sampai kekerasan seksual dan keuangan. Pertama kali diadakan pada 30 Maret 2017, Ruang (Ny)aman juga hadir sebagai gerakan untuk memberdayakan perempuan.

Kolaborasi lain yang dilakukan ke:kini adalah perpustakaan mini dari Institut Humor Kini (Ihik3), yang salah satu pendirinya adalah sastrawan Seno Gumira Ajidarma. Perpustakaan ini merupakan perpustakaan humor pertama di Indonesia, dan akan diresmikan Rabu, 11 Oktober 2017. Jadi selesai rapat atau kegiatan lainnya di ke:kini, anda bisa mengunjungi perpustakaan ini dan membaca aneka buku soal humor.

Lewat berbagai macam kolaborasi ini, ke:kini berharap menjadi salah satu wadah untuk individu dengan latar belakang berbeda untuk berkontribusi kepada masyarakat dengan cara-cara mereka sendiri.


Avatar
About Author

Elma Adisya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *