5 Artikel Pilihan: RUU Polri, Viral ‘Rodent Men’, hingga ‘Feminine Energy’
Redaksi Magdalene merangkum lima berita pilihan, mulai dari viral istilah ‘rodent men’ dan ‘feminine energy’ hingga revisi RUU Polri.
1. #BasaBasiReformasiPolri: Ambisi Polisi Jadi Lembaga ‘Superbody’
Di tengah transisi estafet kekuasaan Jokowi ke Prabowo Subianto, DPR mendadak menginisiasi Rancangan Undang-undang Kepolisian Republik Indonesia (RUU Polri) Nomor 2 Tahun 2002. Dalam Rapat Paripurna DPR, (28/5) dikatakan, UU ini perlu perbaikan karena lembaga lain seperti Kejaksaan, telah lebih dulu mengalami perubahan aturan.
Revisi RUU Polri diharapkan juga mampu memenuhi agenda reformasi kepolisian, yang sudah digulirkan pada 2000.
Baca selengkapnya di sini.
2. LGBT di Media: Minim Perwakilan, Terancam RUU Penyiaran
Tak hanya masyarakat, media pun sebenarnya masih gagap untuk menyiarkan isu LGBT dengan adil. Putra dan Siti mengungkap, walaupun diundang sebagai narasumber, kawan-kawan LGBT belum tentu diberi keadilan dalam mengutarakan pendapat. Kebijakan redaksi yang kontra terhadap kesetaraan pernikahan misalnya, membuat isi acara bias dan tak seimbang.
Baca artikelnya di sini.
3. Yang Tak Dibicarakan dari ‘Rodent Men’, Tipe Cowok yang Banyak Disukai Gen Z
Belakangan ini, ada istilah baru di internet: Rodent men. Label itu mendeskripsikan aktor laki-laki kulit putih dengan fitur wajah lancip di area tertentu, bertubuh kurus dibandingkan berotot, dan telinga yang menonjol atau caplang. Dengan kata lain, wajah mereka berbeda dari “standar” rupawan figur publik pada umumnya—bahkan disebut mirip dengan hewan tertentu.
Sebut saja Glen Powell yang dinilai mirip capybara. Lalu Josh O’Connor, Matty Healy, dan Jeremy Allen White yang dibilang seperti tikus. Ada juga Barry Keoghan yang memiliki beady eyes. Fitur wajah mereka berbeda, dibandingkan Chris Hemsworth atau Henry Cavill yang berwajah tirus, berdagu lancip, dan bertulang pipi khas.
Ini artikel lengkapnya.
4. ‘Loveless’: Cerita Aromantis dan Aseksual yang Dipinggirkan Masyarakat dan Komunitas Queer
Sebagai remaja berusia 18 tahun, Georgia Warr merasa “tertinggal” di antara teman-temannya. Mereka pernah pacaran, ciuman, dan berhubungan seks. Sedangkan Georgia belum pernah.
Teman-temannya pun terkejut, mendengar Georgia punya pengalaman nol terkait seksualitas. Mereka mendorong Georgia berciuman dengan laki-laki yang “ditaksir” selama tujuh tahun, bahkan meyakinkan Georgia untuk berpacaran begitu masuk kuliah.
Baca artikelnya di sini.
5. ‘Feminine Energy’, Feminisme TikTok, dan Akal-akalan Lelaki
Belakangan ini, aku sering mengeklik tombol not interested pada beberapa konten di FYP TikTok. Enggak cuma dua atau tiga kali, tapi tak terhitung lagi. Apalagi untuk konten yang punya topik serupa: Feminine energy.
Baca artikel di sini.