5 Artikel Pilihan: Review ‘Dear David’ hingga ‘Childfree’
Redaksi Magdalene merangkum lima berita pilihan, mulai dari review ‘Dear David’, ‘child free’, dan heboh Grammy Awards.

1. Batas Antara Fantasi Seksual dan Pelecehan dalam ‘Dear David’
Sebagai penikmat karya fiksi yang dipublikasikan di internet, saya excited dengan plot yang ditawarkan Dear David (2023). Film ini bercerita tentang Laras (Shenina Cinnamon), siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) yang senang menulis fiksi tentang David (Emir Mahira), atlet sepak bola di sekolah mereka. Tulisan itu disimpan Laras di sebuah blog, tak pernah dirilis ke publik.
Suatu hari, tulisan-tulisannya bocor dan dibaca satu sekolahan. Tulisan itu kemudian dipermasalahkan, lantaran mengandung fantasi seksual Laras terhadap David.
Baca selengkapnya di sini
2. Kemiskinan dan Kebahagiaan yang Membingungkan di Yogyakarta
Sepanjang tahun lalu, kemiskinan DIY mencapai 11,34 persen, sedangkan rata-rata nasional sebesar 9,54 persen. Pada Maret 2022 saja, misalnya, kemiskinan dihitung berdasarkan batas bawah pengeluaran per bulan sebesar Rp 521.000.
Kasus DIY ini unik karena walau tercatat sebagai provinsi termiskin di Pulau Jawa, ia juga memegang posisi sebagai provinsi paling bahagia di pulau terpadat di Indonesia dan dunia ini.
Simak artikelnya di sini.
3. Di Atas Lempeng Aktif, Bangunan di Turki Perlu Menyesuaikan Gempa
Sepasang gempa bumi dahsyat mengguncang Turki pada 6 Februari lalu, menyebabkan lebih dari 7.800 orang tewas. Banyak pula orang terluka atau mengungsi.
Gempa pertama, dekat Gaziantep dekat perbatasan Suriah, dengan magnitudo 7,8 dan terasa hingga Inggris Raya. Guncangan kedua terjadi sembilan jam kemudian, sepertinya terjadi karena patahan yang saling bertemu, dengan magnitudo 7,5.
Ini artikel lengkapnya.
4. Rasisme dan Isu Kelas Sosial: Alasan Publik Berat Menerima Kemenangan Harry Styles di Grammy Awards
Harry Styles diumumkan memenangkan kategori “Album of the Year” di Grammy Awards 2023. Sebagai penggemar, saya senang dan bangga bukan main. Namun, dahi saya mengernyit, begitu mendengar pidato Styles hari itu. Ia bilang, “Enggak mudah bagi orang seperti saya untuk memenangkan penghargaan ini. Jadi, saya sangat bersyukur dan berterima kasih.”
Sebagai penggemar garis keras, tentu saya punya bias terhadap Styles. Tapi saya juga enggak mengelak, kalimat tersebut patut dipertanyakan. Pidatonya terdengar tone-deaf dan menggunakan diksi yang kurang tepat.
Baca artikelnya di sini.
5. Not all 8-hour Sleep and Botox: Being Childfree in Indonesia
It has been 36 years since I last saw this set of friends before our family moved away to Jakarta, and we are now roughly in our early 50s. Many of them have children who are already in university or even working – the youngest kids probably being in their teen years, conceived by “accident” in later years by matured parents or by moms who were married later than most of her peers.
“So, how old are your kids now?”
I wasn’t the least bit surprised by this question. At my age, people no longer ask, “Do you have any kids?” or “How many kids do you have?” At this age people presume that you have children—unless you don’t, in which case you’re sad or just strange.
Read the article here.