December 7, 2025
Community Update

‘L’Oréal–UNESCO For Women in Science’ Dukung Kontribusi Perempuan Peneliti Indonesia 

L’Oréal–UNESCO For Women in Science (FWIS) kembali digelar, memperkuat kontribusi perempuan peneliti bagi kemajuan ilmu pengetahuan di Indonesia.

  • November 13, 2025
  • 3 min read
  • 787 Views
‘L’Oréal–UNESCO For Women in Science’ Dukung Kontribusi Perempuan Peneliti Indonesia 

Di balik kemajuan sains Indonesia, perempuan terus menorehkan kontribusi nyata. Tahun ini, L’Oréal–UNESCO For Women in Science (FWIS) hadir kembali untuk memberikan pengakuan dan dukungan bagi perempuan peneliti yang menghadirkan inovasi berdampak. Program ini telah konsisten berjalan selama 22 tahun, dan kini mendapat dukungan dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia. 

Bagi Prof. Stella Christie, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi RI, FWIS menjadi sarana penting untuk menegaskan kesetaraan gender di bidang STEM. 

“Bukti ilmiah menunjukkan perempuan memiliki kemampuan yang sama dengan laki-laki dalam sains dan matematis. Namun, kesenjangan masih terjadi, baik dalam kesempatan kerja, perbedaan gaji, maupun representasi di bidang STEM. 

“Sejalan dengan inisiatif L’Oréal, kami juga berupaya memperkuat narasi pentingnya peran perempuan dalam penelitian dan inovasi. Salah satunya melalui program ‘Science untuk Wanita dan Wanita untuk Science’ dan program di bawah Direktorat Diseminasi Sains dan Teknologi,” tuturnya. 

Laporan UNESCO 2025 mencatat 43,5 persen peneliti di Indonesia adalah perempuan, menunjukkan peningkatan partisipasi perempuan di ranah ilmiah, meski masih ada ruang besar untuk memperkuat keterwakilan mereka. 

Benjamin Rachow, President Director L’Oréal Indonesia bilang, “Melalui program FWIS, kami mendukung para perempuan peneliti untuk menghadirkan sains yang berdampak, memberikan akses jaringan kolaborasi, dan juga memberikan ruang bagi mereka untuk bersinar. Sebab, dunia membutuhkan sains, dan sains membutuhkan perempuan.” 

Baca juga: Komitmen L’Oréal Indonesia di Hari Kesehatan Mental

Empat Peneliti Perempuan Wujudkan Sains yang Berdampak 

Tahun ini, empat perempuan peneliti terpilih menjadi penerima FWIS 2025. Mereka menghadirkan penelitian yang inovatif sekaligus relevan dengan tantangan nyata di Indonesia. Dr. Maria Apriliani Gani, dosen dan peneliti Sekolah Farmasi ITB, mengembangkan model seluler untuk terapi osteoporosis berbasis tanaman obat lokal. Model ini meniru kondisi tulang yang rapuh akibat stres oksidatif, memungkinkan skrining obat tanpa animal testing, sekaligus mempercepat penemuan obat anti-osteoporosis yang efektif. 

Sementara itu, Dr.rer.nat. Lutviasari Nuraini, peneliti di Pusat Riset Metalurgi BRIN, fokus pada material implan mampu luruh berbasis paduan Mg–Zn–Nd untuk regenerasi tulang. Penelitiannya tidak hanya menghadirkan implan yang dapat terurai secara alami setelah tulang pulih, tetapi juga mendukung kemandirian produksi implan nasional dan hilirisasi sumber daya alam Indonesia. 

Di Bali, Anak Agung Dewi Megawati, Ph.D, dosen Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Warmadewa, mengembangkan terapi berbasis mRNA antivirus spektrum luas. Terapi ini dirancang untuk menargetkan berbagai virus yang ditularkan nyamuk, termasuk dengue, membuka peluang platform terapeutik baru dalam pengendalian penyakit tropis. 

Sedangkan Helen Julian, Ph.D, dosen Teknik Kimia dan Teknik Pangan ITB, menghadirkan inovasi di bidang lingkungan dan bioenergi. Ia merancang sistem Membrane Photobioreactor–Nanofiltration (MPBR–NF) yang mampu mengolah limbah cair pabrik kelapa sawit menjadi biomassa bernilai tinggi. Produk dari sistem ini dapat dimanfaatkan sebagai bioenergi dan bahan pangan, sekaligus meningkatkan kualitas air limbah, menjadikannya solusi berkelanjutan bagi industri sawit di Indonesia. 

Baca juga: L’Oréal ‘Beauty For A Better Life’: Berdayakan Perempuan Indonesia Lewat Pelatihan Tata Rambut dan Tata Rias

FWIS bukan sekadar ajang penghargaan. Alumni program ini kini menjadi mentor bagi lebih dari 1.400 peneliti muda, menciptakan efek berlapis yang memperkuat masa depan sains Indonesia. 

“Ke depannya, FWIS akan terus menjadi ruang bagi perempuan peneliti untuk tumbuh, berjejaring, dan menginspirasi generasi perempuan peneliti berikutnya,” tutup Melanie, menegaskan bahwa program ini bukan sekadar penghargaan, tetapi juga ekosistem dukungan nyata bagi perempuan di sains. 

About Author

Magdalene