‘Friends with Benefits’ Kata Terapis Seks: Ini Manfaat dan Kelemahannya
Penting untuk membuat batasan dengan pasangan ‘friends with benefit’-mu.
Ada banyak jenis situasi seksual yang bisa dialami orang-orang — mulai dari hubungan monogami yang berlandaskan berkomitmen hingga cinta satu malam (one-night stand). Namun, hubungan friends with benefits (biasa dikenal sebagai atau hubungan pertemanan yang melibatkan keintiman secara fisik dan seksual), sering kali masih dianggap kontroversial, mungkin potensi patah hatinya yang besar.
Hubungan friends with benefits (FWB) biasanya melibatkan dua orang yang terlibat dalam aktivitas seksual kasual tanpa perlu memiliki ekspektasi maupun terlibat dalam masalah yang sering muncul dalam hubungan percintaan.
Baca Juga: Saat Pacar Ingin Open Relationship: Ini yang Bisa Dilakukan
Penelitian psikologis terhadap FWB menunjukkan bahwa hubungan ini bisa jadi lebih rumit daripada yang ditampilkan di media. Tidak seperti hubungan asmara atau pacaran, dalam FWB sering kali ada pemahaman bahwa tidak ada batasan tertentu antara yang terlibat dan bahwa mereka tetap dapat bersahabat bahkan ketika sudah tidak lagi melakukan hubungan fisik.
Tidak semua orang mampu menjalin FWB. Untuk mengetahui apakah kamu bisa melakukannya adalah dengan mengenali preferensimu terhadap sebuah hubungan. Sebelum kamu memutuskan bahwa hubungan semacam ini cocok untukmu, coba luangkan waktu lebih dulu untuk memikirkan bagaimana pandanganmu terhadap komitmen. Pertimbangkan, misalnya, apakah kamu memiliki kecenderungan yang kuat terhadap hubungan eksklusif.
Penelitian menunjukkan bahwa beberapa orang lebih condong ke arah hubungan monogami yang berkomitmen, sementara yang lain merasa nyaman dengan hubungan yang lebih kasual dan tanpa komitmen.
Hubungan FWB sendiri biasanya terbagi dalam tiga kepentingan: menjalin persahabatan, kebutuhan seks saja, dan ingin memperluas jaringan.
Hubungan seks saja misalnya, berfokus pada aspek fisik, sementara motivasi FWB yang bertujuan mengembangkan jaringan berfokus pada kesempatan dan akses ke lingkaran sosial satu sama lain. Mereka yang menjalinnya untuk hubungan persahabatan sering kali menikmati hubungan fisik dan platonis (hubungan erat antara dua individu tanpa adanya keinginan seksual).
Manfaat Friends with Benefits
Penelitian menunjukkan bahwa banyak orang yang menjalin FWB memiliki pengalaman positif: tidak selalu berakhir buruk.
Salah satu keuntungan utama hubungan FWB adalah adanya kebebasan seksual, tanpa batasan-batasan yang ada dalam hubungan asmara monogami. Rasanya seperti memiliki pasangan yang bisa kita percaya untuk bereksperimen dan menikmati seks konsensual dengan rutin, tetapi dengan kebebasan emosional yang lebih besar.
Pasangan FWB masing-masing masih bisa mendapatkan ruang dan waktu untuk mengeksplorasi gaya hubungan yang berbeda, karena setiap orang melewati tahapan yang berbeda dalam hidup mereka. Sebagai contoh, seseorang mungkin akan melalui fase ketika mereka ingin lebih dari sekadar hubungan satu malam, tetapi belum siap untuk berkomitmen jangka panjang.
Baca Juga: Apa itu Poliamori: Saat Kamu Mencintai Lebih dari Satu
Hubungan FWB sebenarnya dapat membuat perempuan, terutama yang usia muda, lebih berdaya, karena mereka bisa memenuhi kebutuhan seksualnya dengan cara yang mirip dengan kemampuan laki-laki melalui satu kali pertemuan. Beberapa perempuan melaporkan bahwa mereka lebih mungkin untuk memenuhi kebutuhan seksual mereka dalam hubungan FWB daripada melalui hubungan seks dalam ikatan pacaran.
Misalnya, dalam sebuah penelitian terhadap mahasiswa di Amerika Serikat (AS), para perempuan muda mengatakan bahwa FWB menjadi pilihan ketika mereka ingin bisa mengekspresikan seksualitas mereka tanpa “dihalangi” oleh standar ganda masyarakat seperti dianggap pelacur. Jadi, FWB sebenarnya dapat menjadi bagian penting dari perkembangan seksual dan relasional seseorang, karena memungkinkan mereka untuk mengeksplorasi berbagai bagian dari diri mereka.
Kelemahan FWB
Terlibat dalam hubungan FWB bukan tanpa risiko. Kamu bisa saja kehilangan persahabatan. Mungkin satu pihak berharap lebih dari sekadar hubungan tanpa status, sementara pihak lainnya tidak mau repot dan hanya ingin kepuasan fisik.
Orang yang menginginkan hubungan yang lebih dalam mungkin tidak akan mengungkapkan keinginannya tersebut karena takut hubungan FWB-nya akan berakhir jika mereka mengatakan yang sebenarnya. Perasaan-perasaan yang tidak setara tersebut pastinya dapat menyebabkan sakit hati.
Penting untuk diketahui bahwa beberapa orang mungkin dengan sengaja mengatakan kepada pasangan FWB mereka bahwa hubungan mereka dapat menjadi hubungan yang lebih serius dan berkomitmen, sehingga mereka bisa mendapatkan keintiman seperti yang mereka inginkan. Berikut adalah beberapa tanda bahwa pasangan FWB kamu memiliki niat jahat:
- memaksamu untuk melakukan tindakan seksual yang tidak kamu kehendaki
- menolak untuk melakukan seks yang aman
- gaslighting (memanipulasimu dengan mempertanyakan kewarasan atau penalaranmu sendiri)
- enggan untuk menegosiasikan batas-batas emosional.
Pastinya ada beberapa budaya yang menolak gagasan hubungan non-monogami. Selama hubungan yang tidak lazim seperti FWB tidak memiliki pengakuan universal, hubungan ini rentan terhadap stigma dan penghakiman.
Hal yang Harus Diingat
Saat kamu menghabiskan lebih banyak waktu dalam menjalin hubungan FWB, ada perasaan-perasaan yang bisa menyelinap masuk dan kamu tidak menduganya, yang dapat lebih menyakiti satu pihak daripada pihak lain. Ini adalah salah satu komplikasi yang paling menantang dari jenis hubungan ini.
Beberapa orang mungkin menghindari percakapan semacam ini karena mereka mungkin takut akan terlihat seakan menganggap hubungan ini serius sementara pasangannya tidak. Namun, penting untuk mengetahui posisimu untuk menghindari tekanan psikologis, rasa ketidakpastian, dan kehilangan rasa harga diri.
Baca juga: Mengenal Non-Monogami Etis: Tak Ada Perselingkuhan Selama Semua ‘Consent’
Tidak ada buku panduan tentang cara menjalin FWB. Namun, cobalah untuk tetap jujur tentang perasaan dan batasanmu, serta kelola ekspektasimu. Hal ini dapat membantu meminimalisir terjadinya kesalahpahaman. Jika kamu dan pasangan FWB-mu merasa menginginkan hal yang berbeda dari hubungan tersebut, kaji ulang apakah sudah waktunya untuk masing-masing mencari pasangan lain yang lebih cocok.
Jangan lupa untuk selalu melakukan hubungan seks yang aman. Studi menunjukkan bahwa ketika orang mempercayai pasangannya, mereka cenderung tidak menggunakan kondom ketika berhubungan seks. Ini membuat semua pihak berisiko terkena Infeksi Menular Seksual (IMS) dan kehamilan yang tidak diinginkan.
Menjalin hubungan FWB bisa jadi rumit. Dari sudut pandang terapis seks, tidak ada satu solusi yang cocok untuk semua hubungan. Suatu hubungan akan berhasil selama kamu dan pasanganmu menghendaki hal yang sama.
Artikel ini pertama kali diterbitkan oleh The Conversation, sumber berita dan analisis yang independen dari akademisi dan komunitas peneliti yang disalurkan langsung pada masyarakat.