Screen Raves

Belajar Soal Ketangguhan Perempuan dari ‘Selena: The Series’

Serial ini adalah pengingat tetap bagi saya bahwa perempuan adalah sosok tangguh yang bisa meraih apapun mimpinya.

Avatar
  • August 6, 2021
  • 4 min read
  • 869 Views
Belajar Soal Ketangguhan Perempuan dari ‘Selena: The Series’

Beberapa minggu lalu, saya baru saja menyelesaikan dua bagian serial biopik Netflix tentang Selena Quintanilla-Pérez berjudul Selena: The Series. Serial yang terbagi jadi dua bagian ini pertama dirilis pada 2020, sedang bagian berikutnya bisa dinikmati tahun ini.

Mungkin sepintas, serial ini tampak biasa saja, sebagaimana biopik perempuan yang mengejar mimpinya. Serial ini sendiri juga punya formula serupa, yaitu mengangkat kisah Selena, seorang penyanyi, penulis lagu, pengusaha aktris, desainer, serta ikon dari musik Tejano karena sukses mempopulerkan musik non-arus utama pada dunia.

 

 

Karier menyanyi Selena dimulai dari menjadi vokalis band Selena y Los Dinos, beranggotakan saudara-saudara kandungnya, A. B. dan Suzette Quintanilla dan Chris Pérez, yang kemudian dinikahinya. Namun, buat saya, perjalanan Selena yang dilewati dengan berdarah-darah tanpa privilese apapun membuat saya harus angkat topi untuknya.

Selena mulanya bernyanyi untuk bisa mengisi perut, tapi dengan kerja kerasnya, ia menyanyi untuk menghidupi mimpi. Tak heran jika akhirnya, ia sukses meraih berbagai penghargaan, seperti Tejano Music Awards, Grammy Awards, dan dapat tampil dalam konser berskala stadium di Astrodome. Tak hanya itu, Selena y Los Dinos berhasil mengeluarkan berbagai lagu yang legendaris, seperti Como La Flor, Bidi Bidi Bom Bom, Amor Prohibido dan I Could Fall in Love.

Baca juga: 6 Serial Netflix Terbaik dengan Tema Perempuan Di Dunia Kerja

Perjalanan Selena di dunia musik membuka jalannya untuk mengembangkan salah satu magnum opus, album crossover Bahasa Spanyol dan Inggris berjudul Dreaming of You. Tak berhenti di sini, karier Selena makin moncer setelah merambah ke bidang lain. Ia yang memiliki minat di dunia fesyen pun juga mulai melebarkan sayapnya dengan membuka Selena Etc. Inc., butik dan salon yang berada di San Antonio, Texas, dan Monterrey, Mexico. Selena yang sebelumnya menyalurkan bakatnya dalam bidang desain busana dengan mendesain pakaian-pakaian konser para anggota Selena y Los Dinos akhirnya dapat menjual pakaian-pakaian hasil desainnya dalam butik tersebut.

Nahas, pada 31 Maret 1995, Selena menjadi korban peristiwa penembakan dan meninggal dunia pada usia terbilang muda, 23 tahun. Meskipun Selena telah tiada sejak 26 tahun lalu, peninggalannya pun masih diingat dan dinikmati banyak orang. Tidak hanya itu, sosok dirinya pun menjadi contoh untuk para perempuan untuk meraih impian.

Dari Selena, Saya Belajar…

Melalui Selena: The Series, saya tidak hanya diperkenalkan kepada seorang tokoh idola baru, namun juga inspirasi semangat dan ketangguhan. Bakat dari Selena sudah tidak dapat diragukan lagi, mulai dari suara sopran yang dimilikinya, kelihaian menari, dan keuletannya meraih mimpi dan mendobrak batasan-batasan.

Baca juga: Enola Holmes, Judith Shakespeare, dan Petualangan Perempuan

Sebagai contoh, dalam serial tersebut diceritakan perjuangan Selena untuk dapat membuka butik dan salon miliknya. Mulanya, banyak pihak yang meragukan keputusan untuk membangun usahanya tersebut, karena tingkat kesibukan ia serta keraguan yang muncul dalam manajemen waktu. Namun, Selena tidak menyerah dan tetap mewujudkan keinginannya. Tidak sedikit juga yang mempertanyakan motif dari ambisinya, namun Selena percaya dengan keinginan dan kemampuannya sendiri, sehingga ia tidak ragu untuk mematahkan keraguan-keraguan yang muncul dengan bukti nyata. Salah satu perkataan Selena yang saya terus pegang dan menjadi refleksi dari kegigihannya adalah “If you have a dream, don’t let anybody take it away.” (“Jika dirimu memiliki suatu mimpi, jangan biarkan siapapun mengambilnya.”)

Pelajaran hidup yang juga saya dapatkan dari Selena, yang juga saya temukan dalam Selena: The Series, adalah meskipun Selena berada dalam puncak ketenarannya, ia tetap rendah hati. Dirinya tetap ramah seperti biasanya dan tetap peduli dengan orang-orang di sekitarnya. Dalam beberapa wawancara yang dilakukan oleh Selena di dunia nyata juga menunjukan bahwa statusnya kini tidak mengubah kepribadiannya sedikit pun.

Baca juga: ‘We Are Lady Parts’: Perempuan Muslim ‘Ngepunk’, Kenapa Tidak?

Tak hanya itu, saya makin ngefans pada sosoknya, karena dalam Selena: The Series, diperlihatkan adegan di mana ia sering mengunjungi sekolah-sekolah untuk menyampaikan pesan betapa pentingnya untuk tetap bersekolah dan memprioritaskan pendidikan. Di tengah-tengah kesibukan tur dengan band pun, dirinya berhasil menyelesaikan pendidikan. 

Yang paling penting, jadi perempuan pionir dalam musik Tejano yang dahulu didominasi laki-laki pun membuat para musisi perempuan di langgam ini terbuka jalannya untuk lebih berani.

Singkatnya, serial biopik Selena: The Series adalah sebuah ikhtiar untuk perempuan agar selalu mengingat mimpinya dan tak membuangnya ke keranjang sampah, kendati ongkos mimpi itu mahal harganya.

Eritha Sheryne senang mengekspresikan dirinya melalui tulisan.



#waveforequality


Avatar
About Author

Eritha Sheryne 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *