Community Community Update

Ruang Bersama Ahadiat dan Rini: Usia Senja Bukan Penghalang Berkarya

Bagaimana mendefinisikan bersama? Pameran ‘Ruang Bersama’ punya jawabannya untukmu.

Avatar
  • June 6, 2024
  • 2 min read
  • 1688 Views
Ruang Bersama Ahadiat dan Rini: Usia Senja Bukan Penghalang Berkarya

Hidup dan tumbuh bersama selama puluhan tahun bukan perkara mudah. Namun, Ahadiat Joedawinata dan Rini Chairin Hayati berhasil mewujudkannya dalam 52 tahun pernikahan mereka. Tak cuma bertahan, tapi juga sama-sama menghasilkan karya seni. 

Karya seni mereka dipamerkan di Pameran “Ruang Bersama”, (1/6) di Dia.Lo.Gue Artspace, Kemang, Jakarta Selatan. Pameran ini sebagai sebuah kehormatan bagi kedua seniman lanjut usia, yang telah membentuk dan memperkaya dunia seni Indonesia. 

 

 

Ahadiat dan Rini sendiri memulai perjalanan mereka di Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung (FSRD ITB). Saat itu, Ahadiat mendalami desain interior, sedang Rini memilih seni grafis. Mereka menikah dan kemudian kembali untuk menyelesaikan studi. 

Foto: Istimewa

Baca juga: Spectrum Warriors: Bootcamp dan Yoga Pertama untuk Kawan Autis 

Namun, kebersamaan dalam pernikahan tak menghalangi mereka untuk membangun kedirian. Ada saat untuk berkarya bersama, dan selalu ada waktu dan ruang untuk tumbuh sebagai individu. 

Dalam rilis resmi yang diterima Magdalene, Sari Asih, anak Ahadiat dan Rini membagikan memori mengenai kedua orang tuanya. Untuk menyokong ekonomi keluarga, Ahadiat bekerja sebagai konsultan interior, sedangkan sang ibu Rini mengerjakan ilustrasi buku anak

Meski mempunyai pekerjaan yang cukup berbeda, tapi Rini melalui keunikannya sebagai seniman ikut membantu pekerjaan Ahadiat. Keterlibatan Rini dalam usaha ini turut memberikan karakter bagi desain-desain hasil garapan mereka. 

Pemilihan warna yang cenderung hangat, penggunaan ragam hias Indonesia, serta motif berbasis vegetasi Indonesia, semuanya adalah kontribusi Rini bagi desain yang Ahadiat garap. 

Di awal 80-an, pasangan ini memperluas eksplorasi mereka dengan membangun usaha kerajinan bambu di Rajapolah, yang berhasil mentransformasi produk keseharian menjadi karya kriya bernilai tinggi. 

Foto: Istimewa

Baca juga: ‘The Subject of Herstory’: Menyoal Identitas Perempuan lewat Seni 

Transformasi ini menandai babak baru dalam perjalanan kreatif mereka, dengan Ahadiat kemudian mengeksplorasi keramik pada medio 1990. Rini, sementara itu, kembali menekuni seni grafis dan drawing, menghasilkan karya yang merefleksikan perjalanan emosional dan personalnya.   

Pameran Ahadiat dan Rini adalah selebrasi atas komitmen untuk terus berkarya dan berinovasi meski telah berusia senja. Lewat karya-karya uniknya, pengunjung diajak merasakan perjalanan emosional tersebut. Ini sekaligus menunjukkan, usia enggak pernah menjadi penghalang bagi semangat untuk terus berkarya dan berkreativitas.  



#waveforequality


Avatar
About Author

Magdalene

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *