Issues

Pesulap Merah, Tipu-tipu Dukun Indonesia, dan Sikap Kita Seharusnya

Suka atau tidak, kita butuh sosok Pesulap Merah yang berani membongkar praktik klenik dukun di Indonesia.

Avatar
  • August 18, 2022
  • 5 min read
  • 1023 Views
Pesulap Merah, Tipu-tipu Dukun Indonesia, dan Sikap Kita Seharusnya

Selain Inspektur Jenderal Polisi (Irjen) Ferdy Sambo, Pesulap Merah juga tengah jadi buah bibir masyarakat Indonesia. Apalagi sejak ia didapuk jadi bintang tamu di kanal YouTube pesohor Deddy Corbuzier, Denny Sumargo, hingga Baim Wong. Penampilannya nyentrik, serba merah dari ujung kepala sampai kaki. Pesulap Merah juga menarik perhatian karena konten-kontennya yang cukup kontroversial.

Ia sendiri mengaku sebagai pesulap bersertifikasi resmi di bidang metafisik dan hipnotis. Memulai debut pada 2016 dengan membagikan konten terkait sulap, tapi namanya baru “harum” usai memutuskan menyindir dukun di konten-kontennya.

 

 

Buat kita yang masih percaya dengan hal-hal berbau klenik dan “orang pintar”, konten Pesulap Merah tentu sangat berani dan kontroversial. Bagaimana tidak, Pesulap Merah secara terang-terangan membongkar rahasia gelap perdukunan Indonesia. Mulai dari memberi tahu trik transfer penyakit lewat kelapa muda, mengeluarkan santet atau teluh isi silet dan paku dari tubuh korban, sampai trik menggandakan uang. Semua ia bongkar di video YouTubenya.

Seakan enggak ada takutnya, ia bahkan punya nyali besar mengonfrontasi para dukun, utamanya yang praktik berkedok agama. Dengan gaya slengeannya, dia bilang dukun sebenarnya cuma ada dua macam: Kalau enggak cabul, tukang tipu.

Baca Juga: Kasus Rendang Babiambo: Banyak Muslim Mabuk dan Zina tapi Tolak Makan Babi

Pesulap Merah dan Kawan Seperjuangannya

Mungkin kita yang belum kenal sosok Pesulap Merah bakal heran, kenapa ada orang yang rela mendedikasikan diri untuk membongkar praktik perdukunan itu? Dari berbagai wawancara di media, termasuk Trans TV, Pesulap Merah mengatakan motivasinya membongkar trik-trik dukun adalah untuk mengedukasi masyarakat. Sebagai pesulap yang sudah khatam dengan trik-trik sulap, ia menilai, sulap harusnya hadir untuk menghibur orang, bukannya dijadikan alat manipulasi.

Dari pengamatannya, banyak rekan yang kemudian beralih jadi dukun setelah tren sulap meredup. Mereka inilah yang menurut Pesulap Merah, membodohi masyarakat, menipu korban yang kepepet demi kepentingan sendiri. Dalam hal ini, para dukun dadakan tersebut tak lebih demi berburu cuan.

Kekesalannya terhadap para dukun ini terlihat dalam serial konten YouTubenya yang berjudul Ilmu Merah. Di sana, ia mengurai trik-trik perdukunan, khususnya yang dilakoni “orang pintar berkedok agama”. Mereka menyebut diri sendiri sebagai Gus atau Kiai, menggunakan gamis, sorban, atau peci, lalu menampilkan diri secara rendah hati. Kemasan itulah yang membuat para korban percaya kalau mereka orang baik.

Baca Juga: Dari Hitler hingga Pattimura, Obsesi Mengislamkan Semua Orang

Bukan Hal Baru

Tindakan Pesulap Merah dalam membongkar trik perdukunan ini sebenarnya bukan hal yang baru. Sudah ada orang-orang lintas bidang berusaha membongkar praktik yang dilakukan perusahaan, kelompok masyarakat, atau individu yang dinilai merugikan, outdated, berbahaya, dan memiliki efek negatif. Dalam Bahasa Inggris, tindakan ini punya idiomnya sendiri, spill the beans namanya.

Untuk kasus spill the beans, kita bisa mengambil contoh dari sosok ilusionis bertopeng dari acara televisi Breaking The Magician’s Code: Magic’s Biggest Secrets. Dalam acara televisi ini (yang dulu sering banget ditayangkan di TV nasional), sang ilusionis bertopeng membongkar habis-habisan metode di balik trik sulap dan ilusi dalam berbagai pertunjukan. 

Val Valentino yang kemudian diketahui sebagai sosok di balik ilusionis bertopeng ini pun dalam Reddit menuliskan intensinya. Alasannya, ia mau membuat perubahan terhadap komunitasnya sendiri di mana sulap dan ilusi enggak lagi sekadar metode untuk “menipu” orang. Sebaliknya, ia ingin sulap dan ilusi dilihat sebagai seni yang butuh keterampilan khusus yang tak tergerus zaman dan bisa terus berevolusi. 

Di Indonesia sendiri, selain Pesulap Merah, aksi bongkar rahasia bisa dilihat dari konten-konten Dr. Richard Lee. Dokter estetika itu gemar mengunggah konten tentang skincare dan bahan-bahan berbahaya di dalamnya. 

Dilansir dari Kompas.com, dengan konten-konten tersebut, ia ingin menginformasikan, para perusahaan kerap mengeruk untung dari obsesi kulit putih dan standar kecantikan jamak masyarakat. Dalam hal ini, pelaku usaha kecantikan jadi punya celah produksi skincare dengan bahan berbahaya, seperti merkuri, hidrokuinon, dan steroid. 

Baca Juga: Valentine’s Day Memang Patut Diharamkan!

Dituntut karena Menghambat Rejeki Orang

Kalau sudah berhubungan dengan hajat hidup orang, mau sebaik apa pun ia, akan dimusuhi. Enggak percaya? Coba saja lihat nasib Pesulap Merah. Pada (10/8), Persatuan Dukun se-Indonesia (PDSI) mendatangi Polres Metro Jakarta Selatan untuk mencari keadilan.

Sebagai dukun, mereka merasa dizalimi. Profesi mereka cemar, kerugian pun tak tertakar karena konten Pesulap Merah. Karena itulah mereka melaporkan Pesulap Merah atas dugaan pelanggaran Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) Pasal 28 ayat (2) dengan ancaman penjara dua tahun.

Tak hanya dari PDSI saja, Pesulap Merah juga digugat langsung oleh Gus Samsudin, paranormal, juru obat supranatural, sekaligus pemilik Padepokan Nur Dzat Sejati (Padepokan yang bahkan tak mengantongi izin dari Pemerintah Daerah Blitar, Jawa Timur). 

Gus Samsudin bilang, Pesulap Merah telah memfitnah dirinya dengan membongkar trik-trik perdukunan yang ia jalankan di padepokan. Ia bahkan menuntut uang sebesar Rp100 miliar karena ulah Pesulap Merah berbuntut minggatnya para klien, hingga padepokan nyaris ditutup.

Sebenarnya penghakiman atas sosok pembongkar rahasia itu adalah lagu lama. Di 2021, Dr. Richard Lee, dilansir Kompas.com, dilaporkan atas tuduhan pencemaran nama baik dan disomasi oleh Kartika Putri. Padahal Lee justru memberi informasi penting soal kandungan bahan berbahaya dalam skincare yang dipromosikan artis tersebut.

Motif tidak terima diri mereka dizalimi juga jadi alasan utama kenapa Val Velentino akhirnya mengungkap identitasnya ke publik. Ia dibilang sudah menghambat rezeki banyak orang, tulis Inf news. Ini sangat disayangkan karena Val harus menanggung segala kecaman dan pemboikotan kendati ia sangat mencintai sulap dan ilusi dari usia 5 tahun.

Pada akhirnya, Pesulap Merah, Dr. Richard Lee, dan Val adalah bukti tentang bagaimana dunia ini tak akan tidak pernah siap atas kejujuran yang disampaikan apa adanya. Orang-orang yang merasa ladang cuannya digoyang, tentu akan bereaksi keras. Ini soal perut, Bung dan Nona.

Pesulap Merah boleh jadi contoh kecil dari ribuan orang yang mungkin tak terdokumentasikan oleh media yang dituntut balik oleh para perusahaan atau kelompok kepentingan tertentu. Padahal mereka cuma ingin jujur dan membuat perubahan. Eksistensi mereka sangat penting agar masyarakat sadar, ada sesuatu yang salah terjadi di dunia ini. Akhirnya, suka atau tidak kita, kita butuh lebih banyak sosok seperti Pesulap Merah. 



#waveforequality


Avatar
About Author

Jasmine Floretta V.D

Jasmine Floretta V.D. adalah pencinta kucing garis keras yang gemar membaca atau binge-watching Netflix di waktu senggangnya. Ia adalah lulusan Sastra Jepang dan Kajian Gender UI yang memiliki ketertarikan mendalam pada kajian budaya dan peran ibu atau motherhood.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *