Pos Indonesia Berdayakan Perempuan Lewat ‘Oranger Mawar’
Selain memberdayakan, kehadiran Oranger Mawar mempercepat peningkatan produksi dan pendapatan, sekaligus merangkul pelaku usaha perempuan.
Dampak pandemi yang membebani perempuan nyatanya bukan sekadar omongan belaka. Januari lalu, sebanyak 623.407 pekerja perempuan harus dirumahkan, mengalami pemutusan hubungan kerja, dan pemulangan pemagangan akibat virus corona, sebagaimana dijelaskan oleh Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah dikutip dari CNN Indonesia.
Selain itu, sebuah laporan UN Women bertajuk “Menilai Dampak Covid-19 terhadap Gender dan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia” (2020) juga menunjukkannya.
Sebanyak 36 persen perempuan pekerja informal harus mengurangi waktu kerjanya, dibandingkan 30 persen laki-laki yang mengalami. Kemudian, terdapat 82 persen perempuan yang mengalami penurunan pendapatan dari usaha keluarga, sementara laki-laki sejumlah 80 persen.
Pun terdapat banyak perempuan yang berperan sebagai kepala keluarga, terutama di daerah konflik dan rawan bencana. Ada juga yang suaminya meninggal, difabel, kehilangan pekerjaan, atau tidak menafkahi keluarga.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Pos Indonesia berinovasi dengan meluncurkan Oranger Mawar, mitra kurir perempuan tangguh untuk mengantarkan harapan Indonesia, dengan penuh cinta dan semangat layaknya mawar yang merekah.
“Ini merupakan salah satu bentuk emansipasi perempuan, dan sekarang terdapat 636 perempuan berprofesi sebagai Oranger Mawar,” ujar Vice President Performance, Business Planning and Fulfillment Management Pos Indonesia, Heri Nugrahanto, dalam wawancara bersama Magdalene pada (16/11).
Adapun visi yang dimiliki Oranger Mawar ialah memberdayakan perempuan Indonesia, dengan mengesampingkan latar belakang pendidikan, pengalaman, ataupun status sosial.
Perempuan Tangguh sebagai Oranger Mawar
Sebelumnya, Pos Indonesia telah memiliki banyak kurir perempuan untuk pengiriman logistik. Bertepatan dengan Hari Pahlawan pada 10 November, Pos Indonesia menjadikan semangat dalam momen tersebut untuk memperluas peluang perempuan sebagai kurir, yang tergabung dalam Oranger Mawar.
“Keuletan, ketangguhan, dan kelembutan perempuan menjadi landasan Pos Indonesia untuk memberdayakan perempuan. Ini kami pandang sebagai kekuatan besar dalam memenangkan persaingan saat ini,” ucap Heri.
Ia menuturkan, pemilihan Oranger Mawar dilakukan lantaran sebagian besar bisnis UMKM, e-commerce, dan perdagangan lewat media sosial, banyak dilakukan oleh perempuan.
“Keselarasan inilah yang melatarbelakangi kami untuk bangkit di tengah pandemi, dan membentuk Oranger Mawar dalam mempercepat peningkatan produksi, serta pendapatan di internal Pos Indonesia,” terangnya.
Dalam seminggu setelah peresmiannya, Oranger Mawar berhasil mengakuisisi mitra baru Pos Indonesia di bidang kosmetik, hijab, dan aksesoris perempuan.
Selain mengantarkan barang, Oranger Mawar juga bertugas untuk canvasing atau memprospek dan membagikan brosur pengiriman ke sejumlah lokasi, seperti pasar, pusat perbelanjaan, maupun perkantoran.
Pekerjaan ini tentunya tak luput dari tantangan. Irma (36), Oranger Mawar asal Cikarang, Jawa Barat, menceritakan sejumlah tantangan yang dihadapi dari pekerjaannya. “Pernah ada penolakan dari pelanggan untuk mengirimkan paketnya ke pos, sehingga saya harus meyakinkan dan memberikan rasa percaya,” kata Irma.
Selain itu, ketidaktahuan masyarakat terhadap layanan Pos Indonesia dan penawaran yang diberikan juga menjadi tantangan bagi Irma karena ia harus menjelaskan informasi produk dan program diskon yang sedang berlangsung.
Pos Indonesia Berikan Kemudahan bagi Perempuan
Intan (20), salah seorang Oranger Mawar domisili Jakarta, mengaku sangat terbantu dengan inovasi Pos Indonesia ini. “Sebelumnya saya bekerja sebagai admin penagihan di perusahaan percetakan, lalu terdampak pandemi. Kebetulan, ada peluang untuk mendaftar Oranger Mawar, jadi saya ikut bergabung untuk menyambung kehidupan,” tuturnya kepada Magdalene (16/11).
Lewat pekerjaan ini, Intan kembali memulihkan ekonominya, dan ingin memotivasi perempuan lainnya agar percaya pada dirinya sendiri.
Dalam proses rekrutmennya pun, Oranger Mawar diberikan kemudahan. Mereka bisa mendaftar hanya dengan bermodalkan SIM C tanpa harus memiliki motor, Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK), KTP, dan NPWP. Bahkan, Pos Indonesia bekerja sama dengan PT Smoot Motor Indonesia dalam meluncurkan SMOOT, motor listrik ramah lingkungan, untuk membantu pengurangan emisi karbon di Indonesia.
“Kami berkomitmen terhadap pengembangan ekonomi hijau, dan mendukung program pemerintah dalam pengurangan emisi karbon di Indonesia,” jelas Direktur Bisnis Kurir dan Logistik PT Pos Indonesia, dalam konferensi pers peluncuran Oranger Mawar pada (10/11). Oleh karena itu, penggunaan SMOOT oleh Oranger Mawar dinilai sebagai tindakan cepat dan tepat.
Para Oranger Mawar memiliki berbagai keuntungan. Irma mengungkapkan, pekerjaan ini membuatnya mampu berinteraksi dengan banyak pelanggan hingga dapat mencicil motor. Pekerjaan ini tidak hanya menguntungkan secara finansial, tetapi memperluas jejaringnya mulai dari pedagang, pegawai kantor, sampai manajer.
Kemudian, jam kerja yang fleksibel membuat Irma juga lebih nyaman.
“Dalam sehari, saya bisa mengantarkan 10 hingga 20 barang, bahkan lebih di waktu tertentu. Tapi, Oranger bisa menentukan jam kerjanya sendiri, mau dari pagi buta hingga larut malam,” katanya.
“Pun dari segi penghasilan dapat melampaui upah minimum.”
Sementara bagi Intan, keuntungan yang didapatkannya dari menjadi Oranger Mawar adalah dapat melanjutkan pendidikan. Biasanya, ia bekerja selama delapan jam layaknya para pekerja.
“Saya bisa sambil kuliah karena pekerjaannya tidak terikat waktu, juga mengembangkan kemampuan berbicara di depan orang banyak,” ungkapnya.