Bingung Mengelola Sampah? Ikuti 5 Program Ini!
Sejumlah program daur ulang dan pengelolaan sampah sudah dilakukan dan butuh partisipasi kamu.
Botol plastik bekas skin care di kamar sudah menumpuk? Pingin bantu mengurangi sampah tapi enggak tahu harus mulai dari mana? Itu memang dilema banyak dari kita, yang sebenarnya sudah ikut prihatin dengan kondisi lingkungan hidup yang semakin memburuk. Apalagi kalau membaca atau melihat berita bagaimana penyu atau hewan-hewan laut lainnya terganggu karena sampah plastik.
Data dari Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton per tahunnya. Fakta ini mendudukkan Indonesia sebagai negara penyumbang sampah plastik terbesar kedua pada 2018.
Sebenarnya sudah banyak program-program daur ulang sampah yang dilakukan oleh perusahaan, organisasi, kelompok-kelompok masyarakat, dan bahkan pemerintah. Kamu bisa mulai dengan program-program berikut ini.
1. Kumpulkan Sampah ke Waste4Change dan Ikuti Riset Sampah Golimbah
Waste4Change adalah perusahaan sosial yang didirikan pada tahun 2014 dengan misi memberikan layanan pengelolaan sampah yang ramah lingkungan dan bertanggung jawab untuk Indonesia bebas sampah.
Mereka sering bekerja sama dengan beberapa perusahaan untuk membantu dalam pengelolaan sampah. Salah satu proyeknya adalah dengan Gojek Indonesia dalam mengolah helm, jaket, dan ransel bekas pakai yang sudah tidak dapat digunakan lagi.
Kita juga bisa membantu Waste4Change dalam mengelola sampah kita sendiri lewat tempat penampungan atau drop box mereka. Kita dapat secara sukarela menaruh sampah di lokasi drop box yang paling dekat dengan kita, yang tersebar di banyak titik di Jakarta.
Sebelum menaruh sampah, kita harus memilah dulu sampah kita berdasarkan jenisnya– organik, anorganik, dan residu (sampah yang sulit didaur ulang). Setelah itu, baru ditaruh di Waste4Change (lokasi di sini) yang akan melakukan pendataan dan pendaur ulangan.
Kita juga bisa ikut serta dalam riset Golimbah, sebuah perusahaan teknologi yang didirikan atas dasar kepedulian terhadap lingkungan dan keprihatinan melihat kondisi di Indonesia. Perusahaan ini sering mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam riset mereka untuk mengumpulkan sampah-sampah spesifik dan menentukan sampah tersebut sebaiknya diolah menjadi apa.
Mereka, misalnya, pernah mengumpulkan bungkus-bungkus mie instan dari masyarakat dan mencoba mengolahnya menjadi minyak. Minyak ini mirip dengan minyak tanah, dan bahkan lebih hemat. Riset mereka yang terbaru adalah mengumpulkan bungkus sisa masker wajah. Ada sampah yang diolah menjadi pupuk, pakan hewan, dan bahan bakar padat.
2. Daur Ulang Kemasan Makeup dan Skin Care
Sejumlah merek tata rias dan perawatan wajah sudah memperlihatkan kepedulian terhadap lingkungan hidup dengan mengumpulkan kemasan bekas produk mereka.
Sensatia Botanical, sebuah perusahaan asal Bali yang berdiri sejak tahun 2000, dikenal sebagai merek lokal pertama yang hadir dengan program daur ulang kemasan. Tidak ribet, kita tinggal mengumpulkan kemasan kosong produk Sensatia ke toko mereka dan menukarnya dengan stiker recycle. Jika kita sudah mengumpulkan 12 stiker, kita bisa tukarkan dengan voucher belanja senilai Rp100 ribu.
Baca juga: ‘Saya dan Keadilan’: Ubah Paradigma Lingkungan yang Berpusat pada Manusia
Body Shop juga memberikan point rewards kepada para konsumen yang mengembalikan botol produk mereka lewat kampanye Bring Back Our Bottles. Botol-botol ini kemudian didaur ulang menjadi barang-barang yang berguna untuk pemberdayaan masyarakat seperti ember, sapu, dan lainnya. Kampanye ini telah menerima dua penghargaan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk inisiatif dalam pengurangan sampah dan juga Indonesia’s Best Corporate Social.
Merek Innisfree memiliki sebuah kampanye yang dikenal sebagai Empty Bottle Recycling yang sudah mulai sejak 2003 dan berhasil mengumpulkan lebih dari 12.5 juta botol bekas kosong di Korea. Konsumen juga mendapatkan rewards kalau kita mengembalikan botol-botol tersebut, seperti point rewards, diskon, dan juga promo menarik lainnya.
3. Isi Ulang Produk Unilever di Saruga Pack Free Store
Pemakaian produk kebersihan dan perawatan rumah dan pakaian menghasilkan banyak sampah plastik. Untuk itu, Unilever bekerja sama dengan Saruga Pack Free Store, sebuah bulk store pertama di Indonesia.
Unilever bekerja sama dengan Saruga dengan membuat sebuah refill station untuk produk-produk seperti Rinso, Molto, Sunlight, dan Superpel. Kita bisa membawa wadah kita sendiri tapi juga bisa mendapatkan wadahnya secara gratis di lokasi.
Temukan Saruga Free Pack Store di Jl. Taman Bintaro no. 1, Sektor 1 Bintaro, Jakarta Selatan.
4. Kumpulkan Sampah Elektronik ke E-Waste RJ DropBox
RJ adalah singkatan dari Rafa Jafar, seorang anak berumur 14 tahun yang khawatir dengan sampah elektronik yang terus menumpuk di rumah-rumah di Indonesia. Menurutnya, sampah elektronik atau e-waste sangat berbahaya karena memiliki cairan dari baterai yang merupakan bahan beracun berbahaya (B3).
Rafa kemudian menciptakan sebuah drop box untuk mengumpulkan sampah elektronik yang sudah tidak berfungsi seperti ponsel, earphones, atau gawai lainnya untuk didaur ulang.
Drop box E-Waste RJ dapat ditemukan di di SMP Labschool Kebayoran Jakarta, serta halte TransJakarta Cawang UKI, Kampung Melayu, Harmoni dan Ragunan. Ada juga agen E-Waste RJ di Bandung, Bogor, Depok Yogyakarta dan Salatiga. Untuk info lebih lanjut dapat dilihat di akun Instagram @ewasterj bagian highlight.
5. Mengikuti Program Pengelolaan Sampah
Cara yang paling mudah untuk mencari tahu tentang program-program pengelolaan sampah adalah dari media sosial. Selain edukasi yang baik untuk gaya hidup bebas plastik, banyak juga organisasi khusus peduli lingkungan yang mengadakan program atau acara pengelolaan sampah.
Misalnya pada SDGs Festival di Plaza Senayan saat 5-6 Oktober yang lalu di mana pengunjung bisa menaruh sampah kering seperti botol, karton minuman, kertas, kemasan kosmetik, dan mainan plastik. Juga Festival Cisadane di Tangerang pada Juli lalu, kita dapat menukar sampah anorganik dengan bibit tanaman. Dua puluh botol plastik atau 2 kilogram kertas, plastik, atau logam dapat ditukar dengan satu bibit tanaman.
Ikuti saja tagar #pengelolaansampah di Instagram dan kamu akan mendapatkan program-program juga informasi dan tips untuk mengelola sampah. Juga ikuti akun-akun seperti @waste4change, @zerowaste.id_official dan @demibumi.id yang rajin memberi informasi tentang acara-acara selanjutnya.
Ilustrasi oleh Sarah Arifin