‘Kereta Berdarah’: Dominasi Hantu Perempuan dan Kemarahan Setan Karena Alam yang Dirusak
Artikel Lainnya
Catahu LBH APIK Jakarta 2025: KBGO Masih Paling Tinggi, Represi Rezim Tambah Ngeri
Kian meningkatnya KBGO sampai munculnya kriminalisasi terhadap perempuan yang bersuara masuk Catahu YBLH APIK tahun
5 Hal Penting di Feminist Festival 2025: Dari Akses Terbatas Hingga Penangkapan Perempuan Aktivis
Di tahun kedelapannya, Feminist Festival masih punya catatan keras buat negara yang abai pada hak
Visa Pelajar dan Mitos ‘Kabur Dulu’ ke Australia
Di balik “kabur aja dulu”, hidup dengan visa pelajar di Australia berarti menavigasi kuliah, kerja
‘The Appeal of @kakakitwill’: Ngobrol soal Seks Tak Pernah Seaman ini
Di tengah budaya yang menabukan seks, obrolan ringan dan penuh eufemisme di akun @kakakitwill justru
Banjir Sumatera dan Refleksi Saya Sebagai Perempuan Batak
Buat saya, banjir di Sumatera tak pernah berdiri sendiri. Ia terkait langsung dengan hilangnya hutan,
Ada Apa dengan Obsesi Berlebihan Prabowo pada Sawit?
Prabowo terus membingkai sawit sebagai komoditas ideal yang enggak merugikan, meski bukti kerusakannya bisa dilihat
Tak Lagi Terlihat Pasca-Banjir, Orangutan Tapanuli Di Ambang Punah
Pasca banjir bandang dan longsor yang menimpa Sumatera, orangutan Tapanuli tak lagi terlihat di habitatnya.
Dari Arus Sungai ke Hidup: Kisah Kemandirian Energi Dusun Kedungrong, Kulon Progo
Warga dusun Kedungrong adalah contoh bagaimana kemandirian energi bisa didorong lewat usaha kolektif warga dalam
Ketika Diplomasi Makin Gencar, Ke Mana Perspektif Gender di Tahun Pertama Prabowo?
Setahun pertama pemerintahan Prabowo menunjukkan diplomasi Indonesia yang kian fokus pada keamanan dan investasi, sementara
Makan Bergizi Gratis Harus Dekat ke Anak, Bukan ke Gudang Logistik
Mengalihkan Makan Bergizi Gratis dari proyek logistik raksasa ke keluarga bisa membuka jalan bagi gizi
#TungguAnakSiap: PP Tunas Baru Awal, Butuh Kolaborasi Banyak Orang
PP Tunas jadi regulasi penting guna menciptakan ruang digital ramah anak. Orang tua, guru, hingga
Kami Datang ke Stadion untuk Nonton Bola, Bukan Ditanya ‘Udah Nikah Belum?’
Slogan #NoDiscrimination terasa hampa ketika keamanan perempuan di stadion sepak bola masih bergantung pada “roleplay”
Respons Lamban Pemerintah di Fase Kritis Bencana Sumatera: Mengapa 72 Jam Pertama Menentukan Nyawa Korban?
kritis bencana adalah momen emas penyelamatan yang hanya berlangsung di 72 jam pertama. Sayangnya, dalam
Indonesia-Uni Eropa: Perlindungan Digital terhadap Perempuan dan Anak Adalah Isu Global
Pemerintah Indonesia dan Uni Eropa sepakat, kekerasan terhadap perempuan dan anak di ruang digital adalah
Ketika Wajah Jadi Komoditas: Kekerasan Digital, AI, dan PR Perlindungan Kita
Di tengah maraknya deepfake dan komodifikasi wajah perempuan dan anak, kekerasan digital bukan lagi kasus
