Culture Screen Raves

Film ‘Soulmate’: Kompleksnya Persahabatan Perempuan Melawan Kisah Cinta Segitiga

Film Soulmate (2023) menarasikan persahabatan perempuan yang kompleks, hangat, dan penuh cinta kasih, walaupun mengangkat tema klise cinta segitiga.

Avatar
  • May 10, 2023
  • 7 min read
  • 5374 Views
Film ‘Soulmate’: Kompleksnya Persahabatan Perempuan Melawan Kisah Cinta Segitiga

Lewat lensa yang misoginis dua perempuan tidak bisa sepenuhnya menjadi sahabat sejati karena selalu ada rasa iri yang memicu pertengkaran remeh-temeh tak ada habisnya. Namun, film Soulmate (2023) menarasikan persahabatan perempuan yang kompleks, tetapi selalu hangat dan penuh cinta kasih. Film coming of age dan slice of life yang disutradarai Min Young-geun itu bercerita tentang persahabatan dan perjalanan hidup Ahn Mi-so (Kim Da-mi) dan Go Ha-eun (Jeon So-nee) selama 14 tahun. 

Mi-so yang periang, usil, dan supel berbanding terbalik dengan Ha-eun yang lembut, sedikit tradisional, dan pendiam. Tapi opposite attract, Ha-eun dan Mi-so tidak bisa dipisahkan. Ha-eun mengagumi Mi-so yang hidup bebas. Pasalnya, Ha-eun selalu menginginkan kebebasan untuk memilih jalan hidupnya, tapi ekspektasi dari orang tuanya membuat Ha-eun tidak bisa bertindak sesuka hatinya. 

 

 

Ha-eun ingin menjadi seorang pelukis, tapi mimpi itu kandas karena kedua orang tuanya ingin anak semata wayang mereka menjadi seorang guru. Sedangkan Mi-so menyukai perasaan bahagia saat ia bersama Ha-eun karena sahabatnya itu membawa stabilitas untuk hidup Mi-so yang penuh kemalangan. Perbedaan itu membuat Ha-eun dan Mi-so bak pecahan puzzle yang melengkapi satu sama lain.  

Sayangnya, Soulmate tak lepas dari drama percintaan klise yang memicu konflik. Ha-eun berpacaran dengan teman sekolahnya, Jin-woo (Byeon Woo-seok) yang diam-diam menyukai Mi-so. Hubungan antara Mi-so dan Ha-eun pun perlahan-lahan mulai berubah, apalagi saat Mi-so memutuskan untuk pindah ke Seoul dan menempuh hidup yang jauh berbeda dengan Ha-eun. Jarak antara Seoul dan Jeju pun menjadi simbol persahabatan mereka yang semakin renggang. 

Drama cinta segitiga yang “merusak” hubungan Mi-so dan Ha-eun meninggalkan tanda tanya, bagaimana Soulmate mengisahkan persahabatan perempuan yang penuh cinta kasih dengan tema cinta segitiga?

Baca juga: 4 Sutradara Perempuan Tombak Perfilman Korea Selatan

Cinta Segitiga dan Peran Laki-laki dalam Persahabatan Perempuan

Kisah cinta segitiga memang populer untuk memperkeruh konflik dalam suatu cerita. Tapi, tema itu sering kali menjadikan perempuan sekadar objek yang harus dimenangkan oleh dua laki-laki. Kadang kala love triangle juga membuat dua perempuan terjebak dalam persaingan yang merusak hubungan persahabatan mereka hanya karena ingin memenangkan seorang laki-laki. Karenanya, cerita cinta segitiga memang sangat klise dan membuat karakter perempuan tak berdaya atas nama cinta. 

Tak bisa dimungkiri, kehadiran Jin-woo menjadi titik balik yang menjungkirbalikkan persahabatan Mi-so dan Ha-eun. 

Mi-so meninggalkan Ha-eun dan berangkat ke Seoul karena memendam rasa bersalah setelah Jin-woo mendekatinya. Dari awal sampai tengah film, kegelisahan Ha-eun yang merasa dirinya semakin menjauh dari Mi-so selalu dibayang-bayangi kehadiran Jin-woo. Namun, perbedaan prinsip hidup dan status ekonomi yang sebenarnya membuat Mi-so yang kesulitan secara finansial dan Ha-eun semakin jauh dari satu sama lain. 

ulasan film soulmate 2023
Sumber: Lotte Cinema

Saat Ha-eun dan Mi-so yang sudah dewasa memutuskan untuk berlibur ke Busan, Mi-so memilih untuk melepas letih di suatu penginapan murah yang agak mencurigakan. Ha-eun yang merasa tidak nyaman dengan tempat itu lalu memaksa Mi-so untuk pindah ke penginapan yang lebih mahal. Walaupun Mi-so menolak, Ha-eun mengatakan ia yang akan menanggung semua biaya penginapan mereka. Perbedaan ekonomi itu semakin mentereng ketika Ha-eun memilih untuk makan di tempat mewah yang tentunya membuat Mi-so harus mengorbankan uang tabungannya. Tapi, Mi-so yang cerdik mencari cara agar mereka bisa menikmati alkohol secara gratis di malam ‘mewah’ itu kemudian menghibur beberapa laki-laki pebisnis yang tengah berpesta dan Mi-so menerima sebotol anggur sebagai upah. 

Ha-eun yang agak tradisional tidak menyukai cara Mi-so mendapatkan minuman tersebut membuat malam indah mereka diakhiri pertengkaran. Renggangnya persahabatan mereka dimotori oleh perbedaan nilai hidup dan status ekonomi.

Baca juga: Drama Korea ‘When the Camellia Blooms’ Tampilkan Ragam Identitas Perempuan

Jika memandang persahabatan Mi-so dan Ha-eun lewat female gaze yang tidak heteronormatif, retaknya persahabatan perempuan bisa dipicu perbedaan kelas sosial, alih-alih akibat laki-laki yang menghantui persahabatan mereka dari awal sampai akhir film. 

Take Care of My Cat (2001), misalnya, mengisahkan hancurnya persahabatan lima perempuan akibat perbedaan status sosio-ekonomi seiring mereka beranjak dewasa. Kucing kecil yang diadopsi Ha-eun dan Mi-so mungkin menjadi homage untuk film ini yang menyimbolkan persahabatan perempuan lewat seekor kucing. Microhabitat (2017) juga mengisahkan kehidupan Miso (Esom) yang luntang-lantung di antara sahabat-sahabat kuliahnya yang memiliki status ekonomi dan kelas sosial berbeda. Kedua film itu disutradarai oleh perempuan. 

Peran laki-laki yang sebenarnya tidak terlalu krusial dalam hubungan perempuan juga bisa ditemukan dalam musim kedua serial Euphoria. Hubungan Rue (Zendaya) dan Jules (Hunter Schafer) dibuat rumit dengan klise cinta segitiga saat Elliot (Dominic Fike) hadir di antara keduanya.

Namun, hubungan Rue dan Jules sudah toksik dan berada di ambang kehancuran tanpa kehadiran Elliot. Pasalnya, Rue menyembunyikan adiksinya dari Jules yang memiliki trauma sebab ibunya memiliki adiksi pada alkohol. Karena itu, tanpa Elliot yang memperkeruh perasaan Jules, hubungan Rue dan Jules semacam sudah ditakdirkan untuk hancur. 

Jin-woo yang muncul di hidup Ha-eun dan Mi-so memang yang memantik retaknya hubungan kedua perempuan itu. Tetapi, perbedaan status ekonomi seiring mereka beranjak dewasa yang sebenarnya membuat Ha-eun dan Mi-so semakin jauh dari satu sama lain.

Mungkin tanpa kehadiran Jin-woo dan klise cinta segitiga, Ha-eun dan Mi-so sudah ditakdirkan menjalani hidup berbeda akibat perbedaan sosial mereka.

Baca juga: 6 Rekomendasi Film Korea ‘Slice of Life’ dari Sutradara Perempuan

Cinta Platonik dalam Persahabatan Perempuan

Jin-woo memang terus menjadi love interest di hidup Ha-eun, tetapi laki-laki itu selalu tampak ‘jatuh cinta’ kepada sosok Mi-so. Namun, cerita cinta segi tiga berakhir saat Mi-so menjadikan Jin-woo yang baru pindah ke Seoul sebagai pundak untuk bersandar saat ia kehilangan harta dan tunangannya. Ha-eun yang datang ke Seoul untuk mengunjungi Jin-woo kemudian “berhadapan langsung” dengan Mi-so. 

Ha-eun menumpahkan perasaan sedih, marah, dan kecewanya kepada Mi-so yang memutuskan untuk pindah ke Seoul saat mereka remaja. Ha-eun merasa ditinggalkan dan mengaku tidak lagi mengenal sosok Mi-so yang disimbolkan lewat push up bra yang dikenakan Mi-so.

Soulmate menggunakan pakaian dalam sebagai simbol yang mengekang perempuan dari kebebasan. Jika Mi-so versi remaja menolak dikungkung oleh konformitas, Mi-so versi dewasa ialah kebalikannya, hal itu yang membuat Ha-eun merasa tak lagi mengenal Mi-so. 

Ha-eun lalu mengakui satu-satunya orang yang mencintai Mi-so apa adanya hanya Ha-eun, bukan Jin-woo maupun ibunya Mi-so. Momen hangat penuh air mata  itu yang menegaskan, cinta yang dikisahkan Soulmate adalah cinta platonik antara Ha-eun dan Mi-so. Pernyataan cinta itu pun semacam menyelesaikan cinta segitiga tersebut, apalagi Ha-eun juga memilih untuk tidak menikahi Jin-woo karena ia sadar lelaki itu tidak pernah sepenuhnya mengenal dirinya. 

Saat Ha-eun menyampaikan keinginannya untuk menjadi pelukis, Jin-woo hanya menertawakannya kemudian mengatakan ‘melukis’ tak bisa dijadikan karier dan sekadar hobi saja. Berbeda dengan Mi-so yang memahami mimpinya menjadi seorang pelukis. Bahkan sejak awal film Mi-so sudah mengatakan ke Jin-woo bahwa lelaki itu tidak begitu mengenal Ha-eun karena ia tak tahu kalau sahabatnya memiliki andeng-andeng kecil di wajahnya. 

Film Soulmate 2023 review indonesia
Sumber: Lotte Cinema

Soulmate yang menyelesaikan cinta segitiga dengan cara yang tak biasa, seperti The Half of It (2020) yang sebenarnya mengisahkan perjalanan coming in Ellie Chu (Leah Lewis) dan persahabatannya dengan Paul (Daniel Diemer). Begitu pula dengan film Jepang Hana to Arisu (2004) yang mengadopsi klise dua orang sahabat perempuan yang menyukai laki-laki yang sama. Tetapi, filmnya berakhir dengan Hana (Anne Suzuki) dan Arisu/Alice (Yu Aoi) tetap menjadi sahabat baik dan merayakan keberhasilan Arisu dipotret untuk cover majalah remaja. 

Rasa cinta Ha-eun kepada Mi-so dan pahitnya berpisah dengan sosok sahabat karena perbedaan jalan hidup menjadi ‘nyawanya’ Soulmate. Film yang diadaptasi dari film asal Tiongkok dengan judul sama itu dibuka dengan gambar wajah Mi-so yang dibuat oleh Ha-eun ketika ia merindukan sahabatnya yang sudah bertahun-tahun tak ia temui. 

Mi-so sempat berkata, saat menggambar ia ingin menangkap ‘perasaan’ sosok yang jadi objek karyanya. Ha-eun melakukan hal yang sama ketika ia menggambar ekspresi ‘paling bahagia’ Mi-so saat mereka masih remaja.

Namun saat karya terakhir Ha-eun itu kembali ditampilkan di akhir film alih-alih ekspresi bahagia, wajah di gambar itu tampak sedih karena cerita perpisahan dan pertemuan kembali yang pahit manis antara Ha-eun dan Mi-so. 



#waveforequality


Avatar
About Author

Tabayyun Pasinringi

Tabayyun Pasinringi adalah penggemar fanfiction dan bermimpi mengadopsi 16 kucing dan merajut baju hangat untuk mereka.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *