Culture Screen Raves

‘Griselda’: Ratu Narkotika, Sejarah yang Dihapus, dan Feminisme Sumbang

Griselda Blanco konon adalah gembong narkotika paling ditakuti di masanya. Namun, hampir tak disenggol sejarah, cuma karena identitasnya sebagai perempuan.

Avatar
  • February 2, 2024
  • 6 min read
  • 2452 Views
‘Griselda’: Ratu Narkotika, Sejarah yang Dihapus, dan Feminisme Sumbang

Griselda dibuka dengan sebuah quote yang langsung menarik perhatian. “The only man I was ever afraid of was a woman named Griselda Blanco.” Ucapan itu datang dari Pablo Escobar, Raja Narco yang bahkan orang yang awam sekali pun pasti pernah mendengar namanya. Kalau seorang Pablo Escobar saja ketakutan dengan nama Griselda, seperti apa sosok ini sebenarnya?

Miniseri enam episode ini dibuka dengan si tokoh utama (diperankan oleh Sofía Vergara) berjalan tertatih-tatih dengan luka di perutnya. Apa yang sebenarnya terjadi? Siapa yang melukai perempuan ini? Apa yang telah dia lakukan? Griselda kemudian memboyong ketiga anaknya dari Kolombia ke Miami. Beruntung Griselda memiliki sahabat bernama Carmen (Vanessa Ferlito) sehingga dalam sekejap dia mempunyai atap untuk berteduh di negara Paman Sam.

 

 

Keputusan Griselda untuk kabur ini rupanya menjadi katalis yang krusial dari sepak terjangnya yang kelak dijuluki “Cocaine Godmother”.

Penyebabnya adalah Alberto (Alberto Ammann), suami Griselda yang melakukan kesalahan fatal. Namun, memaksa Griselda menebus kesalahan itu. Alberto menyuruh Griselda tidur dengan abang kandung Alberto sendiri. Seolah “jebakan” berdalih “minta tolong” itu tak cukup, Alberto malah mencemburui Griselda dan mengatai istrinya itu pelacur tidak bersyukur. Manipulasi bertubi-tubi itu akhirnya bikin Griselda *spoiler alert* menembak jidad sang suami.

Mau tak mau, Griselda lari ke Miami. Bukan tanpa rencana, ia menyelundupkan satu kilo kokain yang rencananya akan jadi modal bertahan hidup bersama tiga anaknya. Tentu saja tidak mudah bagi Griselda untuk ujug-ujug menjadi pengedar narkoba di Miami. Ada banyak bandar lain di sana. Belum lagi kenyataan bahwa dia adalah seorang perempuan.

Mana ada bandar narkoba cewek? Tentu saja waktu akan mengatakan yang sebaliknya. Seperti quote Escobar di awal series, Griselda bukan perempuan sembarangan.

ulasan Griselda si ratu narkotika
Sumber: Netflix

Baca juga: True Detective Night Country: Musim Kedua yang Kurang Menghentak?

Ratu Narkotika dan Sejarah Perempuan di Industri Narkotika

Ada banyak faktor yang membuat miniseri ini menjadi salah satu tontonan yang langsung menarik perhatian. Kalau kamu pecinta Narcos, Griselda pasti mencuri perhatian. Ia dibuat oleh Eric Newman (bersama co-kreator Doug Miro, Ingrid Escajeda dan Carlo Bernard) dan Andrés Baiz, yang menyutradarai seluruh episodenya.

Serial ini juga menarik karena dibintangi Vergara yang sejauh ini terkenal sebagai Gloria Pritchett dalam salah satu sitkom terbaik, Modern Family. Apakah dia punya range akting yang mumpuni untuk menjadi Cocaine Godmother? Faktor menarik lainnya adalah Netflix. Korporasi yang satu itu tidak pernah setengah-setengah untuk mengeluarkan pundi-pundi dolar mereka. Kelihatan sekali dari trailer-nya bahwa Griselda dibuat dengan presentasi audio-visual yang mumpuni.

Berita baiknya, Griselda adalah tontonan yang menghibur. Kalaupun pembuatnya mempunyai kebebasan yang lebih luas dalam mengadaptasi kisah si gembong narkoba itu, serial ini tidak pernah membosankan. Dalam enam episode, penonton diajak untuk menaiki roller coaster, menyaksikan bagaimana seorang perempuan tidak hanya mengobrak-ngabrik tatanan rantai makanan perdagangan narkotika di Miami, tapi juga membuat banyak orang ketar-ketir menghadapinya.

Meski reputasinya dikenal bengis dan sadis, dalam series ini kita justru akan melihat Griselda beberapa kali gentar sebelum memutuskan melakukan kejahatannya. Terutama saat dia harus menghabisi nyawa orang-orang tidak bersalah.

Baca juga: Review ‘Somebody Somewhere’: Perjalanan Perempuan Bisa Saja Dimulai di Usia 40-an

Sesudah episode pertama, saya memutuskan untuk ambil jeda untuk membaca wikipedia Griselda Blanco demi paham seberapa faktual serial ini. Dari sana, saya tahu bahwa alasan yang membawa Griselda ke Miami adalah fiktif. Keputusan ini ternyata cukup efektif membuat saya berempati kepada karakternya. Kabur dari kejaran otoritas kurang begitu menarik perhatian dibandingkan pergi membawa anak-anaknya untuk menyelamatkan diri.

Perubahan ini dengan sekejap langsung mempertebal karakter Griselda Blanco sebagai ibu yang bertanggung jawab. Aksinya sebagai gembong narkoba dalam episode-episode awal langsung terlihat sebagai “hal yang baik”, bikin kita mudah bersimpati padanya, karena semua yang ia lakukan hanyalah upaya untuk bertahan hidup. Mirip dengan Walter White dalam Breaking Bad.

Dan seperti Walter White, Griselda kemudian berubah menjadi monster yang menyeramkan. Meskipun pembuat serial ini kurang begitu mengeksplor transformasi Griselda dari seorang ibu menjadi bandar narkotika yang ditakuti, tapi setidaknya pemeran utamanya berhasil memberikan sentuhan kemanusiaan di setiap tindakannya. Tidak ada yang lucu dari Griselda dan Sofía Vergara membuktikan bahwa dia adalah aktor yang menakjubkan. Bahkan ketika karakternya melakukan hal yang menjijikkan, ia masih sanggup membuat saya berempati terhadap karakternya.

Dalam sebuah sekuens di episode lima, Vergara berhasil menampilkan beberapa emosi dalam satu adegan sekaligus. Ia bisa terlihat kejam, tidak terkendali tapi juga helpless dalam satu nafas.

review terbaru Griselda
Sumber: Netflix

Baca juga: 5 Rekomendasi Film Tentang Feminisme Selain ‘Barbie’

Feminisme Bernada Sumbang

Bagian yang mungkin mengejutkan ketika menyaksikan Griselda adalah betapa kentalnya tema feminisme yang diusung dalam serial ini. Ada karakter polisi bernama June (Juliana Aidén Martinez) yang seperti halnya Griselda, mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan hanya karena dia seorang perempuan. Penggunaan kacamata feminisme dalam serial ini memang terasa agak fals, tapi dari segi storytelling, keputusan ini lagi-lagi terasa tepat.

Menyoroti hidup seorang Ratu Narkotika yang nyaris tak disentuh sejarah, tentu saja tak bisa membelokkan Netflix dari keharusannya menyelipkan tema feminisme dalam serial ini. Fakta bahwa Griselda diremehkan cuma karena identitasnya sebagai perempuan, jadi tema besar dalam tiap episode. Ada pesan bahwa kesulitan yang dihadapi Griselda dan segala perjuangannya menghadapi kesusahan itu adalah tontonan menginspirasi. Dan patut dihargai. Bingkai ini yang lalu jadi jualan Sofia Vergara di tiap video wawancaranya mempromosikan serial ini. Itu sebabnya, nilai feminisme yang dijual terasa sumbang. Sebab, feminisme sebenarnya bukan cuma tentang mempertontonkan kesusahan perempuan di dunia patriarki, tapi juga membayangkan dunia lebih baik buat semua orang, semua gender.

Namun, dari segi penceritaan, cara bertutur ini berhasil bikin Griselda jadi karakter yang boleh kita—penonton—beri simpati.

Ketika Griselda baru datang dan menawarkan penawaran yang sangat menarik, ia langsung di-dismiss karena ia hanya perempuan. Polisi-polisi yang menyelidiki kasus ini juga men-dismiss laporan June tentang Griselda (laporannya dibuang, analisis June tidak didengar dan lain sebagainya). Griselda mendapatkan label “mungkin cuma girlfriend”. Ia tidak dianggap penting, tidak hanya bagi para gembong narkotika, tapi juga polisi.

Sebagai penonton, tentu saja saya langsung berharap bahwa Griselda membuktikan bahwa opini-opini ini salah. Itulah sebabnya menyaksikan Griselda mengeliminasi musuhnya satu per satu, bahkan ketika mayat makin lama makin menumpuk, menjadi salah satu pengalaman menonton yang menyenangkan.

As an audience I support women’s rights but as Griselda point out, it’s also fun to support women’s wrongs.

Griselda dapat disaksikan di Netflix


Avatar
About Author

Candra Aditya

Candra Aditya adalah penulis, pembuat film, dan bapaknya Rico. Novelnya ‘When Everything Feels Like Romcoms’ dapat dibeli di toko-toko buku.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *